10• Nikah?

3.4K 174 13
                                    

|Tolong vote sebelum baca, ya. Buat kalian yang bacanya offline, vote aja. Nanti kalian buka data notif nya masuk kok:)|

_

"Bentar lagi Abang kamu sampe, sekarang lagi dijalan katanya," ucap Widya pada Rachel setelah membalas pesan dari anak sulungnya.

"Abang mau dateng, Mah?"

"Iya, dong, masa Abang sendiri gak dateng ke acara nikah adeknya." balas Widya.

Keluarga Rachel cukup terbilang ideal. Bisnis Vano yang selalu lancar, tidak pernah ada hambatan, barang sekali saja. Perusahaannya dirintis sejak tahun sembilan puluhan membuat perusahaannya dikenal di negara Asia. Dikaruniai dua anak. Satu laki laki, satunya perempuan. Jodoh kalo kata orang tua jaman dulu.

Anak sulungnya yang bernama Raka. Usia Raka dan Rachel terpaut dua tahun. Tahun lalu Raka lulus dari sekolah menengah atasnya, dan pendidikannya dilanjut ke salah satu Universitas di Bandung, kota orang tuanya Widya. Alasan kenapa Raka memilih Universitas di Bandung, ya, karena katanya cewek Bandung itu pada cantik cantik. Mojang geulis istilahnya mah.

Sifat Raka dan sifat adiknya itu berbanding terbalik. Jika Rachel cuek akan soal percintaan, lain dengan Raka. Raka selalu memanfaatkan wajah tampannya untuk menarik semua cewek. Bisa dibilang Raka itu seorang Cassanova. Tapi, walau begitu, Raka itu orangnya pengertian, peka-an orangnya.

"Ma,"

Widya yang asalnya fokus sama ponselnya menoleh. "Kenapa?"

"Rachel gak siap, Ma," kata Rachel dengan sorot mata sendu.

Widya mengangguk, memahami apa maksud dari perkataan anaknya. "Mama ngerti, kok. Kamu masih muda buat nikah sekarang," ujarnya, "tapi, mau gimana lagi? Ini udah jadi takdir kamu. Kamu gak bisa lari dari takdir kamu." Widya menarik tubuh Rachel untuk dipeluknya.

"Rachel takut, Ma. Takut nanti Rachel sama anak Rachel gak bahagia," Rachel menjeda ucapannya, "Rachel sama Glen gak saling mencintai, jadi gak mungkin buat bahagia." lanjutnya sambil mengeratkan pelukan hangat dari sang Ibu.

"Sttt, gak boleh ngomong gitu." Widya berujar, "cinta kalian bakal tumbuh dengan seiring berjalannya waktu, Chel. Kamu sama cucu Mama bakal bahagia."

Rachel tidak menjawab. Dia membiarkan Mamanya terus menasihatinya. Setidaknya, dengan nasihat dari Mamanya itu, Rachel jadi sedikit tenang untuk menghadapi kedepannya.

________________________

"SAH!"

Semua orang yang menghadiri pernikahan private Glen dan Rachel berucap serentak dengan nada girang. Apalagi Farel, Daffa, Devano, Ilham, sama Adam, mereka paling heboh.

"Alhamdulillah, si bos gledek udah ada pawang permanen, euy!" ucap Farel lantang, membuat semua orang terkekeh.

"Pawang permanen ndasmu," nyinyir Devano yang diabaikan Farel.

"Kayaknya, udah ada yang siap siap belah duren, nih, entar malem." celetuk Adam tanpa beban walaupun sudah diberi lirikan tajam sama Glen.

"Udah kali. Malah sekarang sperma si Glen udah jadi bibit." ujar Daffa sedikit berbisik takut kena bogeman dari ketuanya.

Ilham terbahak mendengar ucapan Daffa. "Anjir, lo. Kalo si Glen denger, auto lebam tuh muka." kata Ilham.

"Heh, bukannya ucapin selamat sama temennya, malah ngomong ngomong gak jelas."

Farel, Daffa, Adam, Devano dan Ilham sontak menoleh ke sumber suara. Mereka mengernyit kompak saat mendapati seorang cowok yang mereka tak kenal.

GLEN's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang