7• Deo... hamilin orang

4.2K 213 47
                                    

|Tolong vote sebelum baca, ya. Buat kalian yang bacanya offline, vote aja. Nanti kalian buka data notif nya masuk kok:)|

_

"Kenapa lo bohong sama gue, Chel?"

Seketika tubuh Rachel menegang. Rachel meremat ujung kaosnya. Apa Atha sudah mengetahui semuanya?

"M-maksud, lo?" tanya Rachel gugup.

"Gue udah tau semuanya." Atha berujar sambil menatap Rachel dengan tampang datar. Rachel membalas tatapan Atha dengan mata berkaca kaca.

"Maaf... " Rachel menunduk, enggan melihat wajah Atha yang menatapnya dengan tatapan imidasi.

Atha menghela napas gusar, "Kenapa lo ceroboh banget, sih, Chel? Kenapa lo pake ikut ke Club segala?"

"Maaf, gue salah, Tha." Rachel menjawab dengan suara bergetar.

Lagi lagi Atha menghela napas, "Seharusnya gue yang minta maaf. Gue gak becus jaga sahabat gue sendiri." Atha berucap dengan nada menyesal.

Bahu Rachel bergetar menandakan bahwa gadis itu tengah menahan isakan tangisnya agar tidak keluar. Atha berinisiatif mengusap punggung Rachel guna menenangkan sahabatnya itu.

"Tha, gue harus apa?" tanya Rachel dengan suara bergetar.

Atha mengernyit, tidak paham dengan maksud perkataan Rachel. Tiba tiba pikirannya melayang jauh. Apa jangan jangan Rachel?

"Gue hamil, Tha." Tangis Rachel pecah saat itu juga. Atha terpaku ditempat. Atha tidak tahu harus melakukan apa. Atha masih syok dengan pengakuan dari Rachel.

"Chel? Lo... beneran?" lidah Atha terasa kelu. Tidak menyangka bahwa sahabat sedari kecilnya itu akan mengalami masalah yang teramat besar.

"Gue gak tau harus ngapain, Tha. Gue takut orang tua gue tau. Mereka pasti kecewa." Rachel semakin terisak. Atha membawa Rachel pada pelukannya, mencoba untuk menenangkannya.

"Tenang, Chel. Semuanya bakal baik baik aja." Atha mengusap surai rambut hitam Rachel. Atha merasakan kemeja hitamnya basah, namun tak apa. Memang sudah biasa baju Atha menjadi sasaran air mata Rachel sejak dulu.

"Glen udah tau lo hamil?" tanya Atha. Rachel mengangguk.

"Dia mau tanggung jawab?" tanyanya lagi. Rachel kembali mengangguk.

Atha menarik napasnya dalam dalam, "Cepat atau lambat, ini semua bakal terungkap. Jadi, gue saranin buat lo cepet cepet kasih tau orang tua lo," kata Atha, "I know, ini sulit buat lo. Juga, nyokap bokap lo pasti kecewa, tapi gue yakin Tante Widya sama Om Vano bakalan ngerti kalo lo ceritain semuanya, kalo lo itu korban jebakan."

"Tapi, gue takut." tangis Rachel mulai reda saat mendengar tuturan kata Atha yang membuatnya sedikit tenang.

"Singkirin rasa takut lo. Ada gue. Gue bakal ada disamping lo. Gue bakal dukung lo."

"Makasih, Tha. Makasih udah support gue. Secepatnya gue bakal kasih tau orang tua gue. Gue gak mau jadi lemah." kini Rachel bertekad untuk mengungkapkan semuanya setelah mendapat pencerahan dari sahabatnya itu.

Atha tersenyum hangat, "Itu baru sahabat gue." Atha mengusap lembut rambut Rachel, namun usapannya tiba tiba terhenti saat mengingat sesuatu.

"Emm, lo inget gak, siapa yang anterin lo ke kamar Club?"

Rachel tampak berfikir sejenak, "Kalo gak salah, kayaknya Tante-tante yang seumuran sama nyokap gue." sahut Rachel sambil memejamkan mata guna mengingatnya secara detail.

GLEN's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang