8• Belum Kebentuk, Tapi Udah Possesif

4.3K 191 34
                                    

|Tolong vote sebelum baca, ya. Buat kalian yang bacanya offline, vote aja. Nanti kalian buka data notif nya masuk kok:)|

_

Glen memarkirkan motornya di area parkiran sekolah yang diikuti oleh temannya. Glen melepas helm fullface nya, menyisir rambutnya kebelakang membuat para siswi yang masih berada di area parkiran memekik tertahan.

Glen menatap datar semua siswi yang sedang meneriakinya. Sekarang aura Glen menyeramkan, tatapan tajamnya begitu menusuk hingga para siswi dibuat terdiam dan mundur untuk kabur.

"Dev, tuh pawang lo udah dateng, tuh." kata Farel.

Devano yang sedang merapihkan helaian rambutnya sontak menoleh, "Mana?" tanya Devano sambil celingukan.

Farel menujuk dengan dagunya, "Noh, mata lo katarak, sampe gak liat pacar lo berdiri disana dari tadi?"

Devano tidak menjawab, dia malah melewati Farel begitu saja dan berjalan menuju pacarnya itu.

"Pagi, Babe."

Adam mendengus, "Alay banget, tuh, dedemit. Geli, gue."

"Biarinlah, Dam. Orang yang lagi kasmaran tuh, ya, kayak gitu. Bucin." sahut Ilham.

"Bener kata si Ilham, gue juga lagi kasmaran." celetuk Daffa sambil tersenyum senyum gak jelas.

"Iya, tapi tak terbalaskan. Hahaha," ledek Farel diiringi tawanya.

Glen memutar bola mata jengah. Glen malas mendengar obrolan tak penting teman temannya itu. Maka dari itu, Glen langsung pergi begitu saja tanpa pamit.

"Siapa bilang?" kata Daffa tak terima.

Atha berdecak. Jika tidak dileraikan, teman temannya itu tidak akan ada habisnya kalau mulai membicarakan soal cewek. Maka dari itu, Atha berinisiatif untuk meleraikannya, "Ck, udah. Kita ke kelas sekarang." kata Atha dan langsung melangkah menuju kelasnya.

"Yaudah, ayo. Biarin aja si Devano ngebucin, paling gak lama lagi, tuh, cewek bunting." ujar Adam seenak jidat dan diiringi gelak tawa dari teman temannya.

____________________

Saat ini Glen sedang berjalan menyusuri koridor sekolah. Rambutnya yang acak acakan dan tangannya yang ditenggelamkan disaku celana seragamnya menambah kesan cool baginya. Lagi lagi para siswi dibuat memekik tertahan dibuatnya. Glen mendengus. Tentu dirinya risih akan tatapan tatapan penuh damba yang dilontarkan para siswi itu.

Maka dari itu, Glen menambah kecepatan langkahnya agar terhindar dari para siswi jelalatan itu. Namun, langkahnya tiba tiba memelan saat melihat Rachel dan ketiga teman Rachel berjalan beriringan dari jarak kurang lebih sepuluh meter darinya. Tatapannya tertuju pada wajah Rachel yang tampak pucat.

Jantung Glen berpacu dua kali lipat saat jarak antara dirinya dan Rachel kian mendekat. Rachel masih belum menyadari bahwa didepannya ada Glen.

Ria yang tengah asik berceloteh sontak menepuk nepuk pundak Chessy sambil berseru heboh, "Sy, Sy! Itu Glen, Sy. Glen!"

Mendadak Chessy tersedak stik kejunya, "Demi apa? Itu Glen jalan ke arah kita gak, sih?" ujar Chessy heboh.

Sama dengan Glen, jantung Rachel berpacu dua kali lipat saat melihat Glen berjalan kearahnya. Susah payah Rachel menelan saliva nya. Sepuluh langkah lagi Glen berada tepat didepannya.

Rachel menjadi ketar ketir sendir, "Emm, g-gue ke perpustakaan dulu bentar. Ada buku yang harus dipinjem." kata Rachel yang diberi anggukan oleh Devina, sementara Ria dan Chessy tidak menanggapi dikarenakan masih dibuat meleyot oleh pesona sosok ketua geng Black Wolf.

GLEN's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang