|Tolong vote sebelum baca, ya. Buat kalian yang bacanya offline, vote aja. Nanti kalian buka data notif nya masuk kok:)|
_
"Lo dulu atau gue dulu yang mandi?"
Glen yang sedang memainkan game di ponselnya menoleh, "lo aja."
Rachel mengangguk dan langsung melangkah menuju kamar mandi. Diraihnya handle pintu guna membuka pintu kamar mandi. Namun, untuk sesaat Rachel merasa ada yang terlupakan. Rachel mengedikan bahu. Mungkin hanya perasaannya. Pikirnya
10 menit.
15 menit.
20 menit.
Dari luar, Glen mengernyit tanda heran. Kenapa sudah lebih dari dua puluh menit, Rachel belum keluar dari kamar mandi. Apa perempuan selama itu jika sedang mandi? Pikirnya.
30 menit.
Sudah tiga puluh menit, namun, Rachel belum juga keluar dari kamar mandi. Glen yang merasa kesal sekaligus khawatir takut terjadi apa apa dengan Rachel segera mengetuk pintu.
"Chel, lo gapapa? Lo udah selesai mandi?" tanya Glen sedikit berteriak.
Dari dalam sana, Rachel bingung harus berbuat apa. Pasalnya, yang dia lupakan tadi adalah membawa handuk. Rachel merutuki dirinya sendiri kenapa dia menjadi seorang pelupa.
Dengan sedikit ragu Rachel menjawab, "iya, gue udah selesai mandi." sahutnya.
"Terus kenapa masih didalem?"
"Gue lupa bawa handuk. Bisa tolong ambilin, gak?" teriak Rachel dari dalam kamar mandi sambil ketar ketir sendiri.
Dari luar, Glen tersenyum miring. Inikah saatnya mengerjai Rachel? Sudah lama juga tidak mengerjainya.
"Bawa sendiri."
Rachel melotot dari dalam sana, "Gila, lo!"
"Oke, gue ambilin. Tapi, harus ada imbalannya, setuju?"
"Iya, cepet!" desak Rachel.
Glen membuka pintu lemari untuk mencari handuknya. Glen membawa dua handuk, satu handuk kimono, satunya lagi handuk kecil untuk rambut.
"Nih," kata Glen sambil mengetuk pintu kamar mandi.
Pintu terbuka sedikit hanya menampakan tangan Rachel yang mencoba meraih handuk dari Glen. Glen terkekeh, pasalnya, handuk yang Rachel raih hanya handuk untuk rambut saja. Dia yakin, sebentar lagi Rachel akan berteriak.
"Glen! Lo gila, apa?!"
Kan!
"Apaan? Salah lo juga kali." balasnya, "lagian, gue udah nyodorin dua handuk, ya. Elo nya aja asal bawa." sambungnya.
Dari dalam sana Rachel berdecak, "yaudah, sini handuknya," kata Rachel sambil kembali menampakan tangannya dicelah pintu yang sedikit terbuka.
Glen menyodorkan handuk itu pada tangan Rachel. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka, menampilkan Rachel dengan handuk yang sudah melekat ditubuhnya.
Rachel terkejut melihat Glen yang masih stay di depan pintu. "Ngapain lo masih disitu? Tadi lo ngintup, 'ya?" tuduh Rachel sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
Glen hanya menampilkan wajah datarnya dan menjawab, "gue mau mandi."
"Yaudah, sana." kata Rachel dan langsung berjalan menuju kopernya. Tadi Rachel tidak sempat membereskan barangnya, niatnya, sih, mau besok. Alhasil, semua barangnya masih berada dalam kopernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLEN's
Ficção AdolescenteHanya seorang Rachel Gabriella yang tidak terpincut dengan sosok Glen Deolino Darendra yang maha sempurna. Keduanya bagaikan kucing dan anjing. Setiap bertemu tidak pernah ada kata akur. Berawal dari Glen yang dengan sengaja mempermalukan Rachel pa...