20• Kita Bisa Bikin Lagi

5.8K 211 19
                                    

Glen memasuki ruang rawat Rachel dengan langkah pelan. Pandangannya langsung tertuju pada Rachel yang terbaring di atas brankar dengan mata terbuka. Cowok itu menghampiri Rachel tanpa mengalihkan tatapannya dari Rachel.

Glen menyentuh lengan berinfus Rachel membuat Rachel menoleh padanya.

"Maaf," ucap Glen lirih dengan kepala menunduk.

"Kenapa minta maaf?" Tanya Rachel dengan suara serak. Tangannya bergerak untuk mengusap lengan Glen. "Gak usah minta maaf, ini bukan sepenuhnya salah lo. Gue juga salah." kata Rachel pelan.

Glen menggeleng. "Lo gak salah, disini gue yang salah. Gue gak hati-hati bawa motornya," sergahnya. Jika memang dipikir lagi, jelas dirinya yang salah. Kenapa ia harus toleh-menoleh kebelakang sedangkan ada kaca spion. Dan sekarang Glen benar-benar menyesal tidak berkendara dengan baik.

Rachel menghela napas pelan. "Yaudah kalo lo mau disalahin mah."

"Gue bener-bener minta maaf. Gue ceroboh banget sampe buat nyawa bayi kita gak ada," Glen berucap lirih dengan nada menyesal. Dia menatap Rachel dengan pandangan sendu.

"Gapapa, mungkin kita belum dikasih kepercayaan sama Tuhan buat jaga anak." Rachel membalas perkataan Glen dengan senyum tipis terpatri di wajah pucatnya.

Glen mengangguk lesu. Lengannya bergerak untuk mengusap kening Rachel lembut sambil tersenyum.

Rachel jadi salah tingkah diperlakukan manis oleh cowok itu. Matanya mulai berkeliaran sana-sini asal tidak bersitatap dengan mata kelam milik Glen.

"Kita bisa bikin lagi."

Rachel langsung menatap penuh tanya pada Glen. "Bikin apa?"

Glen mendekatkan mulutnya pada telinga Rachel. "Bikin anak," ucapnya berbisik.

Rachel bergidik mendengar bisikan itu. Dengan kesal, tangannya mencubit kuat pinggang cowok itu hingga yang dicubit mengaduh kesakitan. "Mesum, ih!"

Glen meringis seraya mengusap pinggangnya. "Mesum sama istri sendiri gak dosa, tau."

"Terserah."

Cowok itu terkekeh melihat wajah jutek khas seorang Rachel Gabriella. Dengan gemas dia mencubit pipi Rachel yang lumayan berisi. Melihat Rachel yang akan melayangkan protes, Glen mulai mengusap lembut pipi Rachel lalu menciumnya sekilas.

Rachel menegang. Tiba-tiba pipinya memanas, darahnya berdesir hangat. Rasanya seperti ada kupu-kupu hinggap di perutnya. Rachel menatap Glen sekilas yang ternyata sedang menatapnya juga, bikin Rachel jadi salting sendiri.

"Rachel," panggil Glen rendah.

"Kenapa?" sahut Rachel kalem padahal ia sedang mati-matian menahan kegugupannya karena ditatap lembut oleh Glen.

Glen mendekat, refleks Rachel tahan napas. Kejadian beberapa hari lalu saat Glen menciumnya di mobil, berputar di otaknya. Rachel memejamkan matanya saat tatapan Glen turun pada bibirnya. Jantungnya berdegup kencang saat deru napas Glen menerpa permukaan kulit wajahnya. Pikirnya, Glen akan menciumnya lagi, tapi ternyata cowok itu malah mendekatkan bibirnya pada telinga Rachel dan berbisik---mengucapkan kalimat manis yang membuat Rachel menegang untuk yang kedua kalinya.

"I love you, Rachel Gabriella."

__________________

"Aku udah nyampe lobi rumah sakit, Dad."

"Iya, kamu tolong jagain Mommy bentar, ya. Nanti Daddy nyusul kalo udah beres sama urusan Daddy."

"Iya, aku bakal jagain Mommy, kok. Tapi Daddy harus cepet, aku mau main sama temen aku soalnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GLEN's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang