Aku terkadang ada di kantor yang penuh dokumen juga dering telepon kabel.
Aku juga bisa ada di rerumputan yang menghampar luas ditemani semilir angin, dengan langit yang cerah.
Aku mungkin bisa di ruang penuh nada-nada, bersenandung lalu berlarian seperti orang bahagia selamanya.
Kalau-kalau sedang terjadi sesuatu, aku bisa jadi ada di lautan gelap dengan hujan petir yang parah.
Juga jutaan tempat lainnya yang aku simpan rapi dengan orang-orang yang kuingat.
Aku.. bisa kemana-mana, dengan perasaanku.
Kalaupun aku mau, aku bisa menghapus tempat-tempat itu, menghapus semuanya semauku. Membiarkan tempat-tempat itu usang tak terawat, yang pintunya aku kunci rapat.
Menghapusnya tak berjejak.
Barisan pintu yang kadangkala aku ingat, lalu bernostalgia.
Siapa yang akan tahu, jika nanti malah aku yang terkunci di suatu tempat, karena perasaanku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rehat
Short StorySetengah perjalanan yang kau tempuh. Belum cukup. Belum sampai. Masih ada setengahnya lagi, untuk kau raih. Kita ada untuk tetap bertahan meski semuanya rumit. Kita ada tanpa pernah tahu jalan yang dituju amat penat. Kita tahu, kalau sebuah perasaa...