Joy tengah berlari di sekitar kompleknya, tadi malam ia sudah bertekad untuk jogging pagi ini. Sebelum berangkat tadi, ia sudah meminta Ian untuk menemaninya lari pagi. Tapi Ian tak juga bangun padahal Joy sudah berusaha membangunkan anak itu. Maka kini Joy tengah berlari sendirian, sudah 45 menit sejak dia mulai beranjak dari rumah. Joy sudah kelelahan, ia berhenti sejenak memikirkan menu apa yang akan ia pilih untuk sarapan pagi ini. Ia memutuskan untuk membeli bubur, lalu ia mulai berjalan keluar dari kompleknya. Joy ingat, bibi pernah mengatakan bubur di dekat komplek mereka sangat enak. Joy juga pernah dibungkuskan bibi untuk sarapannya, sekarang adalah pertama kalinya ia mencoba untuk makan disana langsung.
Akhirnya Joy tiba setelah 10 menit berjalan dari gerbang komplek, disana tidak terlalu ramai dan juga tidak terlalu sepi. Ada sekitar 6 orang di dalam tenda bubur tersebut, Joy langsung memesan semangkok bubur tanpa kacang dan duduk di salah satu kursi disana. Ketika ingin memainkan ponselnya, ia merogoh sakunya namun tidak menemuka ponsenya itu. Joy baru ingat ia memang tidak membawa ponselnya karna sedang di charge tadi. Lalu ia bertopang dagu dan mengetuk ngetukkan jari jarinya di atas meja sambil melihat bapak penjual bubur itu terus bergerak kesana kemari membuat pesanan. Akhirnya semangkok bubur miliknya pun tiba, ia lalu mulai meracik buburnya. Memasukkan dua sendok cabe, dan satu putaran kecap lalu mengaduk buburnya. Ia juga mengambil satu tusuk sate telur puyuh kemudian mulai menyantap buburnya dengan tenang.
Ketika tengah sibuk menyantap buburnya, tiba tiba ada seorang lelaki yang duduk disebelahnya. Memang meja disini hanya sedikit sehingga mengharuskan para pelanggan yang datang duduk bercampur dengan orang lain dalam satu meja. Joy awalnya tak mengambil pusing kehadiran lelaki itu, ia melanjutkan makannya dengan tenang. Tiba tiba lelaki yang sepertinya berusia di akhir 20 an itu membuka suaranya, mencoba mengajak Joy mengobrol dengannya.
"Hai? Sendiri aja? Boleh kenalan gak?" ujar lelaki itu.
Joy kaget diajak berkenalan oleh lelaki itu. Ia pura pura tak mendengar dan melanjutkan makannya, bisa saja kan lelaki itu tak berbicara dengannya, pikir Joy.
"Sombong banget sih, gue ngajak lo ngomong. Bisu lo?" ujar lelaki itu tak sopan sambil menyenggol lengan Joy dengan lengannya.
"O-oh? Bicara sama saya?" tanya Joy pura pura tidak tahu
"Formal banget pake saya. Kenalin gue rangga." ujar lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.
Joy sudah tidak nyaman sekarang, ia merasa lelaki ini mengganggu sarapannya dan ia tak berminat memperkenalkan dirinya. Tapi ia tetap memperkenalkan namanya, "Saya Joilline." sebut Joy formal menjabat tangan tersebut sebentar dan langsung ingin melepaskannya namun ditahan lelaki itu. Lelaki itu tersenyum memandang Joy yang membuat Joy benar benar risih dan ingin segera pergi dari sini.
"Minta nomer wa lo dong Joilline" setelah melepaskan tangannya dan memberika ponselnya untuk Joy masukkan nomernya.
"Saya gak pake wa" jawab Joy bohong dan melanjutkan memakan buburnya dengan cepat.
"Cih, dasar sok jual mahal" ucap Rangga lalu akhirnya berhenti mengganggu Joy dan mulai memakan buburnya sendiri.
Setelah buburnya habis, Joy langsung meminum airnya dan berdiri ingin bebayar dan cepat cepat pergi dari sini.
"Pak yang saya berapa ya? tambahannya satu sate telur puyuh." tanya Joy pada bapak penjual bubur itu.
"Totalnya dua puluh ribu neng" ujar si bapak
"Ohiya bentar ya pak." jawab Joy lalu merogoh sakunya, namun Joy tak dapat menemukan uangnya. Ia mulai panik, bagaimana ini tanya Joy dalam hati. Rasanya Joy ingin menangis sekarang juga.
"Mmm pak, saya lupa bawa duitnya. Saya boleh gak ngambil duitnya dulu? Rumah saya deket sini kok." tanya Joy takut pada bapak itu
"Waduh si eneng, kalo mau makan ya bawa duit dong neng! Yaudah boleh deh ambil duitnya tapi ada jaminannya kaga? Gimana saya bisa percaya kalo neng gak bakal kabur?" tanya si bapak tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshines | Joy and NCT 96l
Fiksi Remaja-SM 96 line- Semua ini dimulai sejak dia yang ngerebut nyam nyam gue! -Joy Gue gak pernah ngerebut nyam nyam lo! Orang gue duluan yang ngambil! Semua ini dimulai sejak dia jambak rambut gue dan nuduh gue nyuri! -Doyoung Semua ini dimulai sejak nyoka...