Waktu telah menunjukkan pukul 17.00. Eros baru saja tiba di rumah.
“Eros pulang.”
“Eh, Kakak sudah pulang.”
“Iya, Rona. Bagaimana sekolahmu hari ini?”
“Lancar, Kak. Bagaimana dengan pekerjaan baru Kakak? Kakak betah kerja di sana?”
“Betah, Rona. Oh, iya kamu kenal sama yang namanya Alvaro Aldevaro? Anak SMA Merah Putih juga.”
“Alvaro? Kenapa Kakak tanya soal dia?”
“Kamu kenal nggak?”
“Hanya tahu saja. Nggak kenal-kenal banget. Kenapa gitu, Kak?”
“Dia yang pekerjakan Kakak di VFC.”
“Oh, gitu. Terus Kakak mau apa?”
“Kakak mau undang dia makan malam di sini besok. Sebagai ucapan terima kasih Kakak. Tolong sampaikan ke dia ya!”
“Harus banget, Kak?”
“Iya, harus. Kamu nggak mau?”
Rona terdiam. Rona takut sang pacar yang jauh di Amerika cemburu. Selain itu, ia juga malas dekat-dekat dengan cowok yang sok kegantengan itu.
“Kamu takut pacarmu cemburu? Kamu masih sayang sama dia?”
“Iya, aku takut dia cemburu, tapi kenapa dia nggak pernah hubungi aku lagi ya?”
“Entahlah, Rona. Mungkin dia punya cewek lain? Saran kakak kamu lupakan saja dia. Dia nggak akan kembali. Masih banyak cowok lain yang lebih baik dari dia. Buat apa kalian berhubungan kalau dia nggak ada kabar? Kakak mau kamu bahagia, Rona.”
Eros terdiam sejenak.
“Kamu pertimbangkan saran dari kakak. Kakak pamit ke kamar dulu.”
“Okay, Kak.”
Eros pergi ke kamarnya meninggalkan sang adik sendiri. Sudah hampir dua tahun lamanya, Rona dan Rain LDR. Awalnya semua berjalan baik-baik saja. Rain selalu memberi kabar baik melalui telepon maupun pesan teks. Namun, setahun belakangan Rain jarang memberikan kabar. Terakhir mereka berkomunikasi tiga bulan lalu. Rona pun sempat menghubungi secara berkala, tetapi nomornya selalu tidak aktif.
“Apa benar yang dikatakan Kak Eros? Rain nggak akan kembali?”
Rona menghela napas panjang. Ia kembali teringat pertemuan terakhirnya dengan Rain.
“Rona, mulai hari ini, kita LDR ya? Gue harus melanjutkan sekolah di Amerika. Lo nggak apa-apa ‘kan?”
“LDR? Kenapa kamu baru bilang sekarang? Kamu nggak bisa lanjut sekolah di sini saja? Kita lulus SMP bareng-bareng, SMA bareng.”
“Nggak bisa, Rona. Ini permintaan Papa gue.”
“Kalau aku rindu kamu bagaimana?”
“Lo bisa video call gue nanti.”
“Kapan kamu kembali?”
“Lulus SMA gue balik lagi ke sini.”
“Okay, aku tunggu kamu, Rain, tapi ingat jangan selingkuh sama cewek di sana ya!”
“Iya, Sayang. Gue janji nggak akan selingkuh dan hilang ditelan bumi. Sudah ya! Gue harus ke bandara sekarang. Love you!”
“Love you too.”
“Apakah kamu setia di sana, Rain? Atau kamu sudah punya cewek lain dan ingkar janji?”
Rona mengambil ponselnya yang rusak karena dibantingnya seminggu lalu. Ia sibuk memandangi HP yang penuh kenangan itu. Beberapa saat kemudian, Senja — sang ibu — datang menghampiri.
“Kamu masih kepikiran sama Rain, Rona?”
“Iya, Bu. Kenapa Rain nggak pernah kasih kabar lagi ya?”
“Ibu juga nggak tahu, Rona. Mungkin dia sibuk?”
“Sesibuk-sibuknya dia, masa dia sama sekali nggak pegang HP? Apa dia sengaja mengabaikan Rona, Bu? Selama ini, Rona menjauhi cowok-cowok di sekolah hanya demi Rain supaya nggak cemburu, tapi Rain malah mengabaikanku. Apa Rain ada menghubungi Ibu?”
“Nggak ada, Rona. Kalau ada, pasti Ibu langsung beritahu kamu. Kamu yang sabar ya!”
“Sekarang Rona bingung, Bu. Kepercayaan Rona sepertinya sudah nggak ada buat Rain. Rona boleh pinjam HP Ibu? Rona mau minta putus sama Rain. Masa dia mengabaikan pacarnya selama tiga bulan tanpa kabar.”
“Kamu yakin dengan keputusanmu?”
“Rona yakin, Bu. Buat apa pacaran kalau nggak ada kabar?”
“Kalau kamu yakin, ya sudah. Mungkin ini yang terbaik. Sebenarnya Ibu juga kurang setuju kamu sama dia. Dia itu terlalu posesif. Kamu jadi nggak bisa bergaul dengan teman-teman cowokmu yang lain. Ini HPnya. Setelah kamu hubungi dia, kamu langsung makan malam ya! Makan malamnya sudah siap. Ibu tunggu.”
“Okay, Bu.”
Rain
Hai, Rain. Ini aku Rona, HPku rusak seminggu lalu makanya aku pake nomor Ibu. Kamu apa kabar? Semoga kabarmu baik-baik saja ya di sana! Aku nggak tahu kenapa kamu abaikanku selama setahun belakangan ini. Apa kamu sibuk? Apa kamu marah sama aku? Apa mungkin kamu punya cewek baru di sana? Aku nggak tahu. Aku hanya mau ucapkan makasih buat perhatian kamu sama aku selama ini, meskipun hanya sebentar. Terima kasih buat 3 tahunnya, 1 tahun kita tatapan langsung, 1 tahun LDR aktif, 1 tahun LDR pasif. 🙏🏻♥️ Kalau sempat kamu balas pesan ini. Kalau nggak, aku juga nggak apa-apa. 17:16
“Semoga kamu bisa ngerti, Rain. Aku nggak bisa pacaran tanpa kabar.”
To be continued...
©2021 By WillsonEP
Penasaran dengan kisah selanjutnya?
Jangan lupa vote, comment, and share :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarona
Teen FictionKisah Alvaro mendekati gadis "anti cowok" bernama Rona Senja Putri. Alvaro Aldevaro, pria tampan, pintar, dan berasal keluarga kaya raya. Karismanya membuat ia menjadi idola siswi-siswi satu sekolah. Namun, di balik itu semua dirinya merasa kesepia...