Sepulang mengantarkan Rona, Alvaro memutuskan untuk langsung pulang. Tadinya ia hendak nongkrong di Warung Mang Ucup bersama Andreas. Namun, Andreas harus menemani mamanya berbelanja. Sedangkan Megan masih di luar kota mengurus pemakaman sang kakek. Ia paling anti nongkrong sendirian. Sesampainya di rumah, Alvaro langsung pergi mandi karena ia merasa gerah dengan cuaca hari ini. 10 menit kemudian, Alvaro keluar mengenakan kaos singlet berwarna biru dengan bawahan celana pendek hitam.
“Segarnya habis mandi. Hari ini gerah banget sih.”
Alvaro berjalan ke balkon kamarnya untuk menjemur handuk basah. Setelah selesai, ia membaringkan dirinya di tempat tidur.
“Gue jadi makin cinta sama lo, Ron. Kira-kira kapan ya lo bisa jadi pacar gue?”
Alvaro memutuskan untuk mengirimi gadis itu pesan.
15:00 Semoga lo suka sama bonekanya. Oh, iya kalau lo belum siap jadi pacar gue, kita temenan saja ya? Gue mau jadi teman cowok lo yang pertama.
Temenan sama lo? Hmm, gue harus pikirin 1000 kali. 15:01
15:01 Lo jangan gitu lah sama gue. Gue sayang sama lo. Gue akan buktikan itu.
Jangan ganggu gue! Gue sibuk. 15:02
15:02 Sibuk ngapain? Besok kan Sabtu. Mending nemenin gue. Vidcall yuk! Gue kangen lihat wajah cantik lo.
OGAH!!! Lo berhenti kirim pesan atau gue block? 15:03
“Galak amat, okay gue kasih lo waktu. Gue juga bakal bantu lo sembuhin luka hati lo. Siapa sih laki-laki bernama Rain itu? Kenapa dia tega meninggalkan gadis sebaik dan secantik Rona?”
Alvaro membuka aplikasi Instagramnya. Ia segera membuka daftar following Rona untuk mencari akun Instagram pria bernama Rain. Ia langsung menemukan akun yang dimaksud karena memang hanya ada satu orang yang bernama Rain pada daftar tersebut.
“Rain Arkhantama.”
Alvaro membuka profil Instagram pria itu. Berbeda dengan Rona, jumlah postingan Rain cukup banyak, ada sekitar 100 postingan. Akunnya pun terbuka secara public, jadi Alvaro dapat dengan mudah melihat foto-fotonya.
“Jadi ini mantan pacarnya, Rona. Ganteng juga. Sebelas dua belas lah sama gue, tapi lo tega nggak kasih kabar ke Rona, Rain. Lo ke mana?”
Alvaro membuka salah satu postingannya. Alvaro terkekeh melihat caption yang tercantum I love you forever ♥️😘 @ronasenjaputri.
“Omong kosong! Kalau cinta kenapa sekarang nggak kasih kabar? Apa mungkin lo punya pacar baru? Ah, Alvaro lo kenapa jadi stalking Instagram mantannya Rona? Lo kayak nggak ada kerjaan lain saja.”
Alvaro menutup ponselnya. Ia memutuskan untuk tidur siang mumpung ia memiliki waktu luang. Biasanya sih, kalau ada tugas ia pantang untuk tidur sebelum tugas-tugasnya selesai. Sementar itu, di seberang sana, Rona menggunakan waktu luangnya untuk membuat kue keju favoritnya. Sejak SMP, Rona memang sering di dapur untuk membantu ibunya membuat beraneka ragam kue untuk dijual. Namun, sejak dua tahun terakhir kondisi kesehatan sang ibu menurun sehingga tidak memungkinkan untuk berjualan lagi.
Waktu telah menunjukkan pukul 16.00. Sudah satu jam lamanya, Rona berkutat dengan kue keju buatannya. Kue keju tersebut hampir selesai. Beberapa saat kemudian, Senja pulang.
“Rona sayang, Ibu pulang. Kamu di mana?” panggil Senja dari arah pintu depan.
“Rona di dapur, Bu.”
Senja menghampiri anak gadisnya ke dapur.
“Kamu lagi bikin apa, Sayang?”
“Hmm, aku lagi bikin cheese cake. Ini bentar lagi jadi.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarona
Teen FictionKisah Alvaro mendekati gadis "anti cowok" bernama Rona Senja Putri. Alvaro Aldevaro, pria tampan, pintar, dan berasal keluarga kaya raya. Karismanya membuat ia menjadi idola siswi-siswi satu sekolah. Namun, di balik itu semua dirinya merasa kesepia...