Alvaro masuk ke kamar. Ia sama sekali belum bisa memaafkan kedua orang tuanya. Rasa kecewanya sudah terlanjur dalam. Alvaro membaringkan dirinya di tempat tidur.
“Apakah aku harus kasih kesempatan kedua ke Papa dan Mama? Ke mana mereka selama ini? Apakah aku bisa memaafkan mereka?”
—oOo—
Keesokan harinya…
Sabtu pagi, sekitar pukul 07.00 Vania memasuki kamar Alvaro untuk mengajaknya sarapan. Vania membuka pintu kamar secara perlahan dan mulai menghampiri Alvaro yang masih tidur lelap. Ia membelai puncak kepala sang anak dengan lembut.
“Sayang, bangun. Kita sarapan bersama. Mama sudah siapkan sarapan.”
Alvaro tidak langsung bangun. Namun, ia merasakan belaian hangat sang mama. Nyaman, sangat nyaman. Sudah lama sekali ia tidak merasakan belaian Vania seperti ini.
“Alvaro, bangun,” panggil Vania lagi.
Alvaro membuka kedua matanya.
“Akhirnya kamu bangun. Ayo, kita sarapan! Mama sudah siapkan sarapan.”
Alvaro mengambil posisi duduk dan langsung memeluk Vania.
“Alvaro kangen sama Mama.”
“Mama juga, Alvaro. Maaf, kalau selama ini Mama jarang memperhatikan kamu. Mama terlalu sibuk bekerja. Mama tahu kamu kecewa. Mama janji akan perbaiki semuanya. Mama akan lebih memperhatikan kamu sekarang. Kamu mau ‘kan maafin Mama?”
Vania mulai meneteskan air mata.
“Mama kenapa nangis?”
“Mama merasa bersalah banget sama kamu, Sayang. Mama melewatkan banyak momen bersama kamu. Mama nggak pernah menemani kamu main, belajar, dan tidur. Mama melewatkan itu semua.”
Alvaro menggerakkan tangannya ke wajah Vania. Ia mengusap air mata sang mama yang sudah mulai menetes.
“Mama nggak usah nangis. Alvaro sudah maafin Mama. Mama bisa perbaiki semuanya mulai sekarang.”
“Makasih, Sayang. Sekarang kita sarapan ya! Mama sudah siapkan sarapan buat kamu.”
“Ayo! Kebetulan Alvaro juga sudah lapar banget.”
Mereka keluar kamar dan segera menuju ruang makan. Di ruang makan, sudah ada Aldevaro menunggu kedatangan Alvaro dan Vania.
“Kalian sudah baikkan?”
“Iya, Pa. Alvaro sudah maafin Mama dan Papa.”
“Syukurlah, Papa senang dengarnya. Mulai hari ini kita perbaiki semuanya. Ayo, kita mulai sarapannya!”
Mereka memulai sarapannya. Pagi ini, Vania telah memasak berbagai macam masakan kesukaan Alvaro dan sang suami. Menu sarapan pagi ini, sayur brokoli, kangkung, tahu dan tempe. Masakan yang sederhana, tetapi sangat berarti bagi Alvaro. 20 menit berlalu, mereka selesai sarapan. Mereka langsung beranjak dari ruang makan menuju ruang keluarga untuk menghabiskan waktu bersama. Kali ini, mereka memutuskan untuk menonton serial Netflix terbaru bersama.
—oOo—
Alvaro dan kedua orang tuanya tengah bermain permainan monopoly. Sejak satu jam lalu, mereka beralih ke permainan keliling dunia sambil membeli rumah. Dalam permainan saat ini, posisi Alvaro sangatlah kuat. Hampir seluruh negara dikuasai olehnya. Beberapa saat kemudian, bidak milik Aldevaro menginjak tanah Alvaro.
“Yes, Papa kalah!” seru Alvaro.
“Ya, iya tanahnya hampir semua kamu yang kuasai.”
“Sekarang giliran Mama.”
“Oke, Mama nggak akan kalah.”
Vania mengambil dadu kemudian dikocoknya dadu tersebut pada ember.
“Lima!”
Vania menggerakkan bidak miliknya sesuai angka dadu. Kali ini ia lolos dari jebakan berderet milik Alvaro.
“Lanjut! Ayo, Ma semangat! Kalahkan Alvaro.”
Satu jam kemudian, Alvaro berhasil mengalahkan Vania.
“Yes, Alvaro menang!”
“Yah, Mama kalah. Hari ini memang kamu yang menang. Lain kali pasti Mama.”
Mereka pun membereskan papan permainan secara bersama-sama. Setelah itu, mereka berpisah tempat. Vania pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang. Aldevaro memutuskan untuk menonton TV. Sedangkan Alvaro masuk ke kamarnya untuk mandi. Sejak tadi pagi, Alvaro belum sempat mandi.
—oOo—
Alvaro dan keluarga tengah menikmati makan siang mereka. Terlihat wajah ketiganya sangat bahagia. Bi Mirnasih yang melihat kejadian ini ikut senang.
“Akhirnya Den Alvaro diperhatikan juga sama Tuan dan Nyonya. Semoga saja akan terus begini. Amin, ya Allah.”
To be continued...
©2021 By WillsonEP
Alvaro akhirnya berdamai dengan kedua orang tuanya.😊
Penasaran dengan kisah selanjutnya?
Jangan lupa vote, comment, dan tambahkan ke library & reading list kalian.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvarona
Teen FictionKisah Alvaro mendekati gadis "anti cowok" bernama Rona Senja Putri. Alvaro Aldevaro, pria tampan, pintar, dan berasal keluarga kaya raya. Karismanya membuat ia menjadi idola siswi-siswi satu sekolah. Namun, di balik itu semua dirinya merasa kesepia...