Selamat hari Jum'at... Seharusnya part ini publish semalam biar pas dengan mature content yang ada didalamnya, tapi karena satu dan lain hal jadinya molor smpe Jum'at sore...
Mari membaca sambil ditemani secangkir kopi hitam dan pekat seperti tampilan pak Ganteng Gagah Perkasa. ✌️✌️
Boss, maafkan anak buahmu yang meleng dari tugas dan memilih menikmati secangkir kopi buatan anda.
☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕☕
Niken segera mengajak Seno meninggalkan tempat itu, mengabaikan teriakan Jelita yang kesakitan. Beberapa orang berbaik hati menolong Jelita sementara Niken terus membawa Seno keluar dari restaurant itu. Seno sendiri sepertinya tidak perduli dengan keadaan Jelita. Jiwa kemanusiaanya untuk menolong sesama tertutup oleh kebucinannya pada Niken. Baginya Niken nomor satu, lagi pula saat ini posisinya adalah suami Niken, bukan dokter yang mengutamakan pasien. Perasaan istrinya lebih penting dari pada kesakitan fisik yang dialami Jelita, lagipula Jelita dokter juga pasti bisa mengobati dirinya sendiri, selain iu banyak orang yang akan menolong gadis cantik bukan, kalau hati istrinya yang terluka dirinya akan susah untuk mengobatinya, Niken tidak akan mempan disogok barang-barang mewah, kasih sayang yang berlimpah juga bukan jaminan istrinya tidak akan kecewa karena sikapnya yang memilih menolong Jelita. Jadi lebih baik menyelamatkan rumah tangganya meski itu harus merusak hubungan profesional nya dengan dokter Jelita.
"Dek, kenapa?" Seno bertanya untuk memastikan hal apa yang harus dilakukan kedepannya untuk menghibur hati istri yang sedang kesal.
"Tiba-tiba badanku gatal-gatal mas, pasti karena bertemu jeli-jeli itu makanya langsung alergi." Seno berhenti dan menarik Niken hingga berdiri dihadapannya. Keduanya sedang berada di tengah lobby pusat perbelanjaan saat Seno menangkup kedua pipi Niken dan membawa wajah Niken menghadap kearahnya.
"Mas tahu kehadiran Jelita mengganggumu, tapi mas mau pastikan satu hal kalau kamu tidak perlu khawatir akan kehadiran Jelita diantara kita. Selama mas tidak membuka diri untuk Jelita atau wanita manapun maka Jelita atau wanita lain tidak akan masuk dalam kehidupan kita." Seno meyakinkan Niken, sementara itu Niken sama sekali tidak fokus dengan perkataan Seno karena yang ada dihadapan gadis itu bukan Seno yang berbicara tapi sosok lain yang terus mengikutinya keluar dan kini berdiri diantara dirinya dan Seno. Niken menatap sosok itu dengan tatapan melotot.
"Dek, jangan marah." Suara Seno kembali memenuhi rungu Niken, tetapi fokus Niken bukan pada suaminya melainkan pada sosok yang berdiri dihadapannya dengan raut wajah yang menatapnya penuh kerinduan. Niken menghela nafas, ia segera menyentuh liontin yang ada di dadanya dan memejamkan mata sejenak, setelah itu Niken kembali membuka matanya dan mendapati suaminya menatapnya dengan tatapan penuh kekhawatiran.
"Dek?"
"Kita pulang, mas."
"Kamu ndak marah sama mas kan?" Seno memastikan bahwa istrinya itu tidak sedang kesal dengannya. Niken menggeleng, ia segera menggelayut mesra dilengan Seno agar suaminya itu percaya bahwa dirinya tidak marah padanya lalu membawa suaminya meninggalkan pusat perbelanjaan. Sepanjang perjalanan baik Niken maupun Seno sama-sama terdiam. Seno berfikir Niken masih kesal karena kehadiran Jelita sementara Niken berfikir tentang kemunculan sosok yang selama ini sudah dilupakan.
Raden Panji Asmaradana sosok dari dunia lain yang selalu mengikuti Niken sejak gadis itu mendapatkan menstruasi pertamanya. Sosok dari dunia lain yang membuat Niken takut dengan kemunculannya yang tiba-tiba. Awalnya Niken mengira Panji adalah salah satu murid baru disekolahnya karena penampilan Panji seperti anak-anak seusianya dan Panji juga memakai seragam yang sama dengannya. Siapa sangka ternyata hanya Niken yang bisa melihat sosok Panji dan beberapa temannya justru menyangka Niken kerasukan/kesambet penunggu pohon beringin disekolahnya karena kedapatan bicara sendiri. Pihak sekolah sampai memanggil sang Romo untuk menjelaskan keadaan Niken disekolah. Dari sang ayahlah Niken tahu bahwa Panji itu dari alam yang berbeda dengannya dan Panji hanya ingin berteman dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKEN - HATI YANG TERTAUT (END)
RomansaMereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Niken tidak pernah memaksa Seno untuk memilihnya, tapi lelaki itu mantap memilihnya. Meski banyak yang menentang hubungannya dengan Niken tapi Seno tidak mundur dan memantapkan hati untuk bersama pili...