11

3.2K 407 58
                                    

Hallo apa khabar??? Sehat semua kan??? Ayo baca cerita Tya saja, klo lupa ceritanya, monggo dibaca dari bab satu, bab dua, bab tiga dan seterusnya... Tenang saja, Tya masih disini kok, ngga pindah lapak jadi berbayar karena duit utanganku sik akeh wkwkwkwk....Kalo ada yang tanya Tya kemana aja beberapa bulan terakhir, jawabe aku lagi belajar merajut, buat ngajarin adik-adik aku dipanti asuhan. Hidup terus berjalan gessss, ndak mungkin kan kami hidup mengandalkan donatur terus jadi salah satunya ya harus bisa menciptakan lapangan usaha sendiri... 

Sekian cuap-cuap ala Tya, Happy riding...

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

Hari ini Niken dan bayi mereka pulang ke rumah, Seno sudah menyiapkan penyambutan untuk sang istri dan buah hati mereka. Beberapa kado kiriman kolega, rekan sejawat, tetangga dan sanak saudara tertata rapi dikamar Tria yang memiliki pintu penghubung kekamar utama. Tetangga yang datang berkunjung disuguhi banyak makanan dan minuman, tak lupa saat pulang merekapun di oleh-olehi hampers berisi handuk dan satu set perlengkapan mandi beraroma buah yang dikemas dalam cantik seperti sang bayi. Baik Seno dan Niken begitu bahagia menyambut kehadiran sang bayi hingga ingin menularkan semua kebahagiaan itu pada tamu yang hadir. Tria tampak terlelap dalam gendongan sang kakek Brama yang tidak sekalipun menurunkan sang cucu kedalam keranjang bayinya. Brama sengaja menggendong Tria agar cucunya itu tidak sembarangan digendong oleh tamu-tamu yang hadir. Sang kakek begitu protektif menjaga sang cucu dari sentuhan-sentuhan yang tidak perlu, jadi tamu-tamu hanya bisa melihat wajah Tria tanpa bisa menggendongnya. Setelah semua tamu pulang Brama baru meletakkan  Tria ke box bayinya sementara Niken beristirahat di sofa sambil ditemani Haryo sang adik yang sejak datang sibuk dengan ponselnya.

"Nanti aku nginap sini, mbakyu." ujar Haryo seraya fokus dengan ponselnya, sesekali dia tersenyum saat membalas chat seorang yang ada di ponselnya. Semua tingkah sang adik tidak lepas dari perhatian Niken. Adiknya itu tampan, idaman wanita dan yang pasti dia keturunan Tejokusumo pemilik hampir semua sawah dan peternakan di desa mereka. Wanita yang mendapatkan sang adik pasti akan menjadi wanita yang beruntung karena Haryo itu sangat penyayang, perhatian dan baik. 

"Kalau nginep disini jangan lupa bantu mbak menjaga Tria. Minta mbok Salamah kirim makanan kesini, mbak malas masak. Oh ya satu lagi, nanti kamu tidur disofa saja ya, biar denger kalau Tria nangis tengah malam."

"Iya-iya. cerewet bener jadi perempuan, untung sudah  laku. Yang punya anak siapa yang repot siapa. Kadang aku masih heran kenapa mas Seno mau sama mbakyu."

"Tentu saja karena mbakmu ini cantik, baik hati dan rajin menabung."

"Iya percaya, kalau tidak mas Seno tidak akan sebego itu mau sama mbak. Haryo curiga mbak pakai pelet ajian rogo sukmo biar mas Seno kinthil sama mbak."

"Heh! sembarangan kalau ngomong! ndak ada ajian pelet memelet, ndak usah dipelet, pesona mbakmu ini sudah terkenal sampai alam gaib sana.  Sudah-sudah daripada kamu sibuk chatingan ndak jelas gitu mending kamu pijitin kaki mbak." Haryo menurut, ia menyimpan ponselnya dan mengangkat kaki sang kakak lalu memijitnya perlahan. 

"Ini kaki jarinya jempol semua, gajah saja kalah." Sebuah pukulan mendarat dikepala Haryo, siapa lagi pelakunya kalau bukan sang kakak. Haryo hanya menggelengkan kepalanya mendapati kelakuan kasar sang kakak. Ia sudah biasa dianiaya sang kakak, menurutnya itu tanda cinta sang kakak untuknya. Apa Haryo pernah bilang Niken itu baik dan lembut disuatu waktu dan bisa juga kuat dan tegas diwaktu yang lain? Saat HAryo sakit, Niken akan merelakan waktu istirahatnya untuk menjaga, menyuapinya bahkan membantunya membersihkan diri. Saat ada anak-anak yang mengejeknya karena tidak memiliki ibu atau ada anak yang nakal kepadanya Niken akan menghajar anak itu hingga tidak berani mengganggunya lagi. Niken itu saudara, teman dan ibu baginya. Selain mbok Salamah sang pengasuh, Nikenlah wanita yang sangat Haryo sayangi dan hormati. Niken  mengambil piring buah-buahan yang tersaji dimeja, lalu di suapinya sang adik yang sedang memijit kakinya. Ia tahu adiknya ini sangat menyukai buah-buahan, karena itu Niken menyediakan buah dan juga makanan ringan kesukaan Haryo dirumahnya.

NIKEN - HATI YANG TERTAUT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang