6. Jenengan Sinten?

3.2K 402 44
                                    

Selamat berakhir pekan...
Selamat membaca, selamat beristirahat makan siang dan selamat tidur siang.

Yang kemarin sudah rekom cerita sedih, galau, patah hati dan bikin menangis terima kasih yaaa... 😘😘😘 Semoga diberi kesehatan dan kelancaran rejeki. Aamiin 😇

Karena hari ini cukup melelahkan aku pamit dulu yaaa mau bobo syantekkk, siapa tahu bisa ketemu pujaan hati dalam mimpi.

See you soon, love yaaa 😘😇

😴😴😴😴😴😴😴😴😴😴😴😴😴

Haryo mengetuk pintu rumah Niken dengan keras, kakaknya ini kemana sudah sekuat tenaga dirinya mengeruk pintu tetapi tidak ada tanda-tanda Niken membuka pintu, untung-untung pintu rumah Niken tidak ambruk karena gedorannya. Haryo kemudian menghubungi Niken melalui ponselnya tapi tidak ada jawaban. Haryo terlihat mondar mandir didepan rumah Seno, kalau saja kakak iparnya itu tidak minta tolong dengan dirinya untuk menjaga kakaknya yang sedang hamil pasti Haryo masih menemani Aghni ketoko buku. Aghni adalah anak pak Sasmita salah satu teman ayahnya yang terlihat sangat menggemaskan. Haryo menyukai Aghni yang ceria dan lucu. Anak itu terlihat antusias saat Haryo menawarinya es krim dan diantar ke toko buku. Sayangnya semua rencana Haryo gagal saat Seno menelfon dan meminta dirinya menjaga Niken karena Seno harus mengurus masalah yang ditimbulkan keluarganya di kantor polisi. Kadang Haryo tidak habis pikir, kenapa Niken mau menerima Seno yang keluarganya banyak masalah, seperti tidak ada lelaki lain saja. Romo nya juga memberi restu, padahal jelas-jelas Seno memiliki banyak perbedaan dengan Niken. Tapi selanjutnya Haryo berfikir yang penting adalah kebahagiaan Niken, asal kakaknya itu bahagia, sekacau dan seburuk apapun keluarga Seno tidak masalah. Dirinya dan sang Romo bisa memberikan keluarga yang bahagia untuk Niken. Lihat saja kakaknya itu setelah menikah dengan Seno, gayanya makin sombong dan songong, mentang-mentang suaminya dokter dia dengan bangga dipanggil ibu dokter, meski dia tidak sekolah dokter. Belum lagi tubuh kakaknya yang berisi disana sini, selain karena hamil pasti karena kakaknya hidup aman tentram gemah ripah loh jinawi. Kakaknya bukan penggemar barang branded atau mewah, Niken membeli barang sesuai kebutuhannya, tapi sejak menjadi "Ibu dokter" dalam tanda kutip barang yang Niken pakai tidak ada yang obralan, kadang Haryo curiga Niken itu menikah dengan sugar daddy atau jadi simpanan Oom-Oom, atau memang penghasilan dokter sebanyak itu hingga bisa memanjakan dan menafkahi istrinya dengan barang mahal. Atau jangan-jangan Niken menerapkan ilmu pesugihan karena saat ini kakaknya itu jadi donatur beberapa panti asuhan dan yayasan wanita korban kekerasan. Sepertinya pemikiran yang terakhir lebih coock untuk Niken karena kakaknya itu suka berbau harum yang tidak jelas, lembut tapi juga memancing gairah yang ada dalam dirinya. Niken enak punya lawan untuk menyalurkan hasrat, sedang dirinya jomblo, hanya bisa gigit jari melihat Niken bermanja dengan sang suami atau niken pamer rambut basahnya. Biasanya pengantin baru keramas pagi-pagi kalau tidak dapat serangan fajar dari sang suami apa lagi alasannya.

Mengabaikan pemikirannya Haryo memutuskan menghubungi Seno dan mengatakan kalau kakaknya tidak ada dirumah. Seno jelas tidak percaya, Niken tidak minta ijin keluar pasti ada didalam rumah apalagi mobil mereka ada dirumah semua. Kekhawatiran melanda Seno, takut sesuatu yang buruk menimpa Niken, Seno meminta Haryo menerobos rumahnya. Adik iparnya itu jelas menolak, dia tidak mau berbuat kriminal meski itu mendapat ijin dari tuan rumah. Lagipula bagaimana caranya menerobos rumah Seno? Dia Haryo bukan Hulk, dia anak kuliahan yang ngga bisa berubah menjadi spiderman hanya dengan membuka beberapa buah kancing bajunya, bukannya gambar laba-laba yang terlihat didadanya melainkan tulisan Sadboy dengan gambar lelaki penuh tatto yang rambutnya dikuncir dengan tatapan sayu. Setelah menimbang-nimbang-nimbang, Haryo memutuskan untuk menunggu Niken di teras rumah Seno, siapa tahu Niken keluar sebentar untuk pergi membeli sesuatu. Sayangnya pemikiran Haryo tidak sama dengan Seno, menurut kakak iparnya itu Niken tidak mungkin pergi tanpa pamit pada sang suami karena sejak menikah Niken itu selalu memberi tahu kemana dirinya pergi. Seketika Haryo naik darah, kakak iparnya itu begitu keras kepala dan tetap memintanya masuk kedalam rumah secara paksa. Haryo jelas-jelas menolak dan memilih mematikan ponselnya. Ia duduk diteras rumah Niken, sambil bermain game. Beberapa pedagang jajanan yang lewat dipanggilnya, ia membeli dagangan mereka sambil main game serta makan jajanan yang dibelinya. Haryo mengabaikan telepon dan bombardir pesan dari Seno yang bertanya keadaan Niken.

NIKEN - HATI YANG TERTAUT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang