Niken bersiap untuk menjemput Seno yang baru pulang dari luar kota untuk mengisi acara seminar. Semenjak undur diri dari rumah sakit kegiatan Seno saat ini adalah mengikuti seminar dan mengajar disalah satu universitas swasta ternama. Suaminya itu memilih mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik sebelum melanjutkan pendidikan sub spesialisnya. Sebagai istri Niken mendukung apa saja keputusan suaminya. Baginya Seno menjadi seorang dokter yang praktek atau dosen sama saja, yang penting lelaki itu bertanggung jawab memberikan nafkah lahir bathin pada istrinya dan bisa menghidupi anak-anak mereka kelak.
"Tria kamu bawa, Ken?"
"Iya romo sekalian Niken pulang."
"Pakai sopir saja Ken, kehamilanmu itu sudah besar banget, romo punya firasat tidak enak."
"Aku antar mbak." Haryo tiba-tiba sudah bersiap membawa kunci mobil sang kakak."
"Ndak usah, kamu malah bolos kuliah kalau ngantar mbak, mbak sama paklik Wanto saja. Nanti pulangnya paklik Wanto biar naik taksi online."
"Mbakyu ndak asyik."
"Mbolos kok asyik. Kamu itu males tenan kalau disuruh kuliah, mau jadi apa kamu itu kalau ndak kuliah."
"Dadi bojone Aghni mbak."
"Aghni yo ndak bakal mau, mana ada bocah piyik naksir om-om. Kamu itu mbok ya yang realistis kalau ngomong. Wes ndak usah mengharap Aghni, dia itu lebih cocok jadi ponakanmu atau anakmu malahan. Bocah edhan tenan, bocah bayik ditaksir."
"Kalau sampa Aghni yang kata mbakyu bocah bayik itu jadi bojoku, semua biaya perniakahku sama Aghni mbakyu yang tanggung ya."
"Iya tak tanggung semuanya, kamu cuma tinggal duduk dipelaminan dan menjabat tangan pak Sasmita kalau sampai Aghni mau sama kamu. Eh yo, dari pada kamu mikirin Aghni yang ga jelas itu, kenapa kamu ndak coba terima Nilam? Dia itu naksir kamu loh, dari jaman kamu SMU, anaknya baik, cantik lagi, bodynya juga oke, kamu ndak tertarik? daripada nunggu Aghni keburu bangkotan."
"Romo sudah punya calon buat Haryo, kamu jangan nyodorin temenmu. Calon romo ini anaknya manis, kalem, manut, pas sama Haryo sing polahe koyok singgat."
"Haryo pamit, romo, mbakyu." Haryo langsung mencium tangan romo dan kakaknya. Niken segera mengeluarkan uang untuk uang saku Haryo dari dalam dompetnya.
"Kuliah yang bener Yo. Jangan meleng ke sekolah Aghni." Niken memperingatkan. Haryo hanya berdecak, kakaknya ini tahu saja kalau dirinya akan mlipir kesekolah Aghni. Tapi dia tidak perduli yang penting melihat Aghni, sudah membuat hatinya senang.
Niken pamit kepada ayahnya sambil membawa Tria. Ia masuk kedalam mobil disusul oleh salah satu pekerja di kediaman Tejokusumo. Wanita itu duduk di bangku tengah denga Tria yang duduk di carseatnya. Kendaraan yang dinaiki Niken segera melaju menuju bandara. Namun di tengah perjalanan dari arah yang tidak diduga mobil yang berisi Niken putrinya itu ditabrak cukup keras hingga berputar sebelum terguling didalam parit. Niken terkejut dengan insiden yang terjadi, ia merasa dirinya ditarik dari dalam mobil oleh kekuatan tak kasat mata sementara Tria terlindungi oleh sesuatu hingga bayi kecil itu hanya merasakan guncangan sedikit saja. Kerumuman massa segera mendatangi tempat kejadian, mereka segera menolong korban dengan mengeluarkan ketiganya dari dalam mobil. Ketiga korban itu segera di bawa ke rumah sakit. Sopir kendaraan yang menabrak Niken segera diamankan oleh warga sebelum polisi datang ke tempat kejadian perkara, massa tidak ingin sopir yang sudah menabrak Niken itu melarikan diri dari tanggung jawab mengingat korbanya adalah wanita hamil dan balita.
Dirumah sakit, Niken segera ditangani karena benturan yang terjadi membuat dirinya harus melahirkan lebih awal. Panji yang tiba dirumah sakit segera mengambil bayinya dan menggantinya dengan bayi lainnya yang sudah tidak bernyawa. Brama dan Seno tiba bersamaan setelah mendapat khabar bahwa Niken kecelakaan. Seno segera diminta untuk menandatangani beberapa persetujuan operasi. Lelaki itu tampak kelelahan dan semakin kusut melihat kondisi istrinya. Brama berusaha memberi support pada Seno, ia tahu menantunya itu akan terpukul dengan apa yang akan terjadi. Tapi dengan begitu, kehilangan ketiga bayi sekaligus akibat kecelakaan tidak akan dicurigai oleh siapapun. Entah Brama harus merasa sedih atau bersyukur dengan kejadian ini, bagaimanapun bayi-bayi itu adalah anak Panji dan Panji lebih berhak membawa bayi itu kedunianya. Brama meminta Panji segera membawa ketiga putra putrinya dan ia akan mengurus sisanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKEN - HATI YANG TERTAUT (END)
RomanceMereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Niken tidak pernah memaksa Seno untuk memilihnya, tapi lelaki itu mantap memilihnya. Meski banyak yang menentang hubungannya dengan Niken tapi Seno tidak mundur dan memantapkan hati untuk bersama pili...