Panji membawa Niken ke tempatnya saat Seno harus menghadiri beberapa seminar diluar negeri. Seno sendiri terlihat berat hati meninggalkan sang istri yang sedang hamil dan dalam masa ngidam. Tapi kesempatan untuk menimba ilmu tidak datang dua kali. Apalagi kali ini Seno bertindak sebagai pembicara selain sebagai peserta. Niken yang tidak ingin menghambat karir sang suami langsung memberi dukungan. Ia tahu tidak semua dokter jantung hadir karena hanya orang-orang yang terpilih yang bisa hadir.
"Kalau mas kangen bagaimana?"
"Mas bawa dalaman aku, lingerie dan baju-baju sexy aku, nanti kita teleponan atau vidio call dengan baju dan parfum aku." Seno tampak berfikir, istrinya ini setiap hamil makin seksi, jadi dia tidak mau melewatkan kesempatan dekat dengan sang istri.
"Baju adek jangan dicuci. Biar baunya masih bau adek."
"Iya. Sekarang mas pilih baju mana yang mau aku pakai, demikian juga dengan baju sexy dan dalamannya." Seno tampak antusias dengan ide istrinya. Katakan dia jorok bawa baju kotor, tapi demi mengobati rasa rindu pada sang istri apapun akan dilakukan. Seno mengeluarkan beberapa paper bag dari dalam lemari. Niken mengerutkan keningnya saat baju-baju rahasia malaikat victoria itu dikeluarkan. Kapan suaminya belanja baju-baju sexy itu kok dirinya tidak diajak, dia kan bisa memilih sesuka hati.
"Kapan mas beli ini, kok aku tidak tahu?" Niken tampak senang dengan pilihan suaminya, sexy, nakal dan misterius disaat bersamaan. Ia tidak sabar untuk mencobanya.
"Kemarin baru datang. Koleksi terbaru Victoria. Ayo dek nanti kamu pakai ini, ini dan ini yaaa. Cukup untuk tiga minggu ini." Niken melongo. Niat sekali sang suami ini menyenangkan hatinya. Tapi Niken tidak keberatan. Ia melumat bibir Seno sebagai ucapan terima kasih dan menghisapnya seolah menarik semua energy suaminya untuk dirinya sendiri. Hamil satu bayi dengan tiga bayi beda. Tingkat kemesuman hamil tiga bayi berkali lipat daripada satu bayi. Dan Seno tidak menyia-nyiakan hormon kehamilan sang istri yang bisa jadi ganas dan liar daripada biasanya.
Seno berbaring disamping Niken dengan tubuh bermandikan keringat sementara Niken masih mengatur nafasnya karena Seno benar-benar menggempurnya seolah besok tidak ada waktu lagi.
"Adek baik-baik saja? Anak-anak ayah juga baik-baik saja kan?" Seno mengecup perut sang istri dengan sayang dan penuh kelembutan.
"Baik ayah." Niken mengusap rambut tipis suaminya dan mengecupnya. Ia memiringkan badannya hingga bisa menghadap wajah Seno. Suaminya memberi ganjalan bantal dibelakang punggung polos Niken.
"Selama mas pergi adek harus tetap dirumah romo. Mas tidak tenang kalau adek disini sendiri. Kalau tidak ajak Haryo atau romo tinggal disini. Intinya adek tidak boleh sendirian."
"Iya gantengku. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Mas Seno fokus dengan seminarnya dan serap ilmunya banyak-banyak biar jadi dokter jantung yang bisa menolong banyak orang." Kedua mata suami istri itu saling menatap dan entah siapa yang memulai hingga keduanya berciuman sangat panas dan melanjutkan pergumulan diatas tempat tidur. Menyenangkan suami itu berpahala kan dan Niken melakukannya tidak hanya sekali tapi berkali-kali.
Niken mengantar Seno ke bandara, bahkan sampai namanya dipanggil melalui pengeras suara Seno masih menempel pada istrinya dan memberikan banyak nasehat.
"Kalau mas ndak melepas mbak yu, aku yakin mas akan ketinggalan pesawat." Haryo berkata seraya menepuk pundak Seno.
"Dek, mas pergi dulu ya, mari kita merindu bersama. Nanti mas telepon-" belum selesai Seno bicara, tubuhnya sudah didorong oleh Haryo untuk segera lepas dari sang kakak. Niken memberikan ciuman jauh dan ditangkap oleh Seno lalu dimasukkan dalam saku kemejanya. Melihat tingkah kakak dan kakak iparnya Haryo mengernyit jijik.

KAMU SEDANG MEMBACA
NIKEN - HATI YANG TERTAUT (END)
RomanceMereka berasal dari latar belakang yang berbeda. Niken tidak pernah memaksa Seno untuk memilihnya, tapi lelaki itu mantap memilihnya. Meski banyak yang menentang hubungannya dengan Niken tapi Seno tidak mundur dan memantapkan hati untuk bersama pili...