7. Niken Tejokusumo

3.6K 422 48
                                    

Ponsel Seno berbunyi tiada henti, Niken mengerjabkan matanya lalu melihat kesebelahnya dan mendapati Seno masih terlelap sambil memeluk perutnya yang semakin besar. Suaminya itu sama sekali tidak terganggu oleh suara ponselnya. Dengan perlahan Niken melepaskan pelukan Seno dan meraih ponsel sang suami. Niken mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang menelfon. Romi, salah satu orang kepercayaan Seno yang membantu keluarga Hartawan mengelola jaringan supermarket mereka. Niken melihat jam dan semakin mengerutkan alisnya saat jam masih menunjukkan jam satu dinihari. Suaminya baru pulang jam sebelas malam dan mereka bercinta satu babak sebelum jatuh tertidur.

Niken mengangkat telepon dari Romy yang sepertinya tidak akan berhenti sebelum dijawab. Romy terkejut saat mendengar suara Niken bukannya Seno, meskipun begitu Romy tetap menyampaikan kabar buruk untuk Seno terkait dengan keadaan supermarket milik keluarga Hartawan yang terbakar. Niken tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, ia meminta Romy tidak memutuskan sambungan teleponnya dan perlahan membangunkan Seno.

"Ada apa dek, mas masih ngantuk." Seno meraih Niken dan kembali memeluk gadis itu.

"Romy telepon, sepertinya penting." Niken bicara perlahan dan memberikan ponselnya pada Seno. Perlahan Seno membuka matanya dan melihat nama Romy terpampang dilayarnya. Seno menjawab telepon dari Romy dan mendadak duduk saat mendengar kabar buruk yang disampaikan oleh orang kepercayaannya.

"Saya kesana sekarang." Seno menutup panggilan Romy dan bergegas turun dari tempat tidur. Dia mengambil jacket dan kunci mobil tanpa mengganti piama tidurnya. Dengan sudah payah Niken mengikuti Seno.

"Mas mau ke lokasi?"

"Ia, kamu tidak apa-apa kan dirumah sendiri?"

"Tidak masalah, jangan cemaskan aku. Hati-hati kalau menyetir, jangan ngebut." Niken mengantar Seno hingga ke pintu yang menghubungkan rumah dengan garasi. Niken sedikit khawatir dengan suaminya. Pekerjaan menjadi dokter bedah benar-benar menguras tenaga dan pikiran suaminya. Pengabdian Seno sebagai tenaga medis membuat waktu istirahatnya berkurang banyak, karena meski tidak ada operasi ada saja yang menghubungi suaminya untuk konsul ataupun pemeriksaan rutin. Seno mengecup bibir dan perut Niken sebelum pergi. Lalu bergegas masuk kedalam mobilnya dan berangkat menuju supermarketnya yang terbakar.

Niken hendak kalung birunya ketika tiba-tiba Panji hadir dihadapannya. Suaminya itu segera memeluk Niken dan menenangkan bayinya yang sejak tadi menendang dan bergerak-gerak. Seolah tahu istrinya membutuhkan kehadirannya Panji selalu datang disaat yang sangat tepat.

"Nimas tenang dulu, kalau Nimas gelisah, bayinya ikut gelisah. Tidak perlu cemas karena semuanya sudah dapat dikendalikan. Pemadam kebakaran dan aparat sudah datang, meski tidak ada yang bisa diselamatkan dari barang-barang isi supermarket tetapi tidak ada korban jiwa." Panji membelai punggung Niken menenangkan. Panji tahu apa yang terjadi karena itu begitu Seno pergi ia segera menampakkan diri dihadapan Niken meski wanita itu tidak memanggilnya sekalipun. Panji membawa Niken ketempatnya dan menenangkan sang istri.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Ada yang iri dengan kesuksesan keluarga suamimu jadi mereka sengaja membakar supermarket itu. Masalahnya kebakaran itu dibuat seolah-olah kelalaian bukan sengaja, tinggal kejelian aparat kalian saja apakah bisa menemukan kejanggalan itu atau tidak." Niken memijit keningnya, ia tidak tahu harus bagaimana, sepertinya masalah yang menimpa keluarga Hartawan tidak ada habisnya. Sejak kejadian perampokan yang dilakukan Panji, Seno menutup komunikasi Niken dengan keluarganya. Setiap Niken bertanya kenapa Seno tidak mengijinkan dirinya bertemu keluarga Hartawan, Seno selalu beralasan semuanya untuk kebaikan Niken dan bayi mereka. Dirinya tidak ingin terjadi hal-hal buruk pada Niken dan anak mereka. Niken sendiri juga tidak lagi memaksa bertemu dengan keluarga Hartawan, ia menyibukkan diri dengan Panji atau memasak untuk Seno karena tanpa sepengetahuan Seno, pekerjaan rumah tangga mereka dilakukan oleh orang suruhan Panji. Jadi pekerjaan Niken hanya memasak untuk Seno dan Panji, selebihanya Niken tinggal menikmati hidup dengan mengangkat kedua kakinya diatas meja. Panji memanjakan dirinya laksana seorang Ratu, sedangkan Seno memanjakan dirinya laksana seorang putri, jadi tidak ada alasan untuk Niken tidak bahagia.

NIKEN - HATI YANG TERTAUT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang