Aku keluar dari kamar dan bersiap untuk membuat sarapan. Aku nggak tahu apakah Rendra masih di kamarnya atau dia sudah keluar. Siapa juga yang peduli.
Aku mendengar pintu kamar Rendra terbuka. Ternyata dia masih di rumah. Rendra yang mengenakan celana basket dan kaus terlihat sekali dia baru bangun tidur sepertiku. Baru juga dipikirin, eh orangnya langsung nongol.
“Lo mau sarapan ?” sapaku padanya.
Rendr mengangguk "Boleh" lalu dia berjalan ke arah dispenser untuk menuangkan air putih di dekatku. Rasanya ada yang aneh.
“Lo buat apa ?” tanyanya.
“Gue buat sereal, roti, susu”
“Makan lo banyak juga”
Aku sudah biasa dengan komentar pedasnya “Baru tahu lo”
Rendra tersenyum. Kali ini sepertinya dia tidak menanggapi nada ketusku. “Bagus deh. Soalnya banyak model yang kena anoreksia”
Aku hanya tersenyum hambar.
“Lo ada acara nggak hari ini ?” tanya Rendra.
Aku menggeleng. Aku memang sudah banyak sekali mengurangi jadwal modellingku. Tapi Rendra nggak perlu tahu itu. Ini kan bukan urusannya.
“Nanti ke rumah opa. Abis itu ke rumah eyang lo. Gue kangen sama si kembar. Lo bisa kan ikut ?”
Aku tertegun mendengar pertanyaan Rendra yang sepertinya tidak perlu mendapatkan jawaban. Tentu saja aku sangat bahagia. Sejak menikah satu bulan lalu, aku belum sempat ketemu opa Rendra lagi dan aku belum pernah ke rumah eyang berdua dengan Rendra.
“Beneran ?”
Rendra mengangguk. “Satu jam lagi berangkat”
Ugh sikapnya yang bossy tetap saja melekat padanya. Tapi nggak apa-apa, karena hari ini aku akan bertemu dengan keluargaku lagi, hal itu membuatku sangat bahagia.
Setelah aku dan Rendra sarapan, kita berdua langsung bersiap-siap.
Rendra segera memarkir mobilnya setelah tiba di rumah sakit. Aku kasihan dengan opa yang menghabiskan hari-harinya di rumah sakit. Tetapi waktu pernikahan kami, Opa tetap bersikukuh hadir meskipun kondisi beliau sangat lemah. Aku bahagia ketika melihat opa tersenyum bahagia di waktu pernikahanku dulu.
“Hai Opa” sapaku pada Opa Rendra. Beliau baru saja bangun tidur ketika aku dan Rendra tiba di kamarnya.
“Hai Deeva” jawab Opa Rendra dengan senyumannya.
“Gimana kesehatan Opa ? Rendra bertanya seperti biasa dengan sikap posesifnya.
Opa tertawa. “Kamu ini udah kayak dokter aja. Coba dulu kamu sekolah kedokteran”Rendra hanya tersenyum masam. Sementara aku justru menahan tawa melihat sikapnya.
“Opa nggak apa-apa. Opa baik-baik aja. Gimana pernikahan kalian ?” lanjut opa.
Aku berdiri mematung, sementara Rendra juga diam.
“Nanti lama-lama kalian juga pasti akur. Kalau pengantin baru sering berantem, itu hal biasa. Karena memang masih saling beradaptasi” lanjutnya.
Aku dan Rendra hanya tersenyum hambar. Sepertinya Opa Rendra memang sangat mengerti kami berdua.
Beberapa saat kemudian, kami harus rela meninggalkan opa untuk beristirahat. Dokter menyarankan agar Opa banyak beristirahat dulu untuk sekarang ini. Akhirnya aku dan Rendra langsung menuju rumah eyangku. Sementara Opa ditemani oleh Tante Rendra.
“Ontiiii, Om Endaaa” teriak Ervan dan Ervin setelah mereka mengetahui aku dan Rendra turun dari mobil. Mereka berdua langsung berlari ke arah kami. Saat berlari tiba-tiba Ervin jatuh. Ervan segera menolongnya sementara aku dan Rendra segera menghampiri mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Suck
RomanceApa definisi couple goals bagi kalian ? Bagaimana jika seorang drummer band papan atas dan seorang top model dipasangkan ?? Tentu saja salah satu pasangan yang menjadi couple goals yang sama sama hidup di dunia entertainment. Tapi jangan salah, kehi...