Mess

190 10 0
                                    

“Aku masuk infotainment ? Aku dikabarin selingkuh ?” tanyaku memastikan. Tentu saja aku sangat kaget, sekaget-kagetnya.

“Iya sayaaaang. Mama baru lihat infotainment, ya mama kagetlah ada berita kamu. Siapa cowok yang ada di foto sama kamu itu ?”

“Ya aku nggak tahu Ma. Aku belum lihat beritanya”

“Mama tadi lihat cowok itu bule, tapi sepertinya nggak bule asli. Masih keturunan Asia”

Aku mengehela nafas. “Itu Reinand Ma. Yang pernah ke rumah”

Mama terdiam. Sepertinya mama mengingat-ingat temanku yang dari London saat mengikutiku pulang ke Indonesia.

“Reinand pacar kamu dulu itu ?”

“Iya Ma. Nggak mungkinlah aku selingkuh. Lagipula mama tahu sendiri kisahku sama dia”

Mama menghela nafas lega. “Syukurlah kamu nggak selingkuh sayang”

Mama ini bicara apa sih.

“Cepet telepon Rendra. Mungkin dia belum tahu beritanya” perintah mamaku.

“Iya Ma” kataku lesu.

Setelah itu mama mengakhiri panggilannya.
Aku menimbang-nimbang, apakah aku harus menelepon Rendra atau nggak. Ponselku berdering lagi, kali ini dari Sandra. Tapi saat ini aku nggak mau ditelepon dulu, pasti mereka akan mengatakan hal yang sama dengan mama. Beberapa detik kemudian, ponselku akhirnya berhenti berdering. Tiba-tiba ada pesan dari Luna.

Luna
Nyet, lo nggak apa-apa ?
Kata Sandra, lo nggak angkat teleponnya.
Dia khawatir. Gue juga.

Aku hanya bisa menghela nafas. Saat ini aku juga masih belum ingin membalas pesan Luna.
Aku memutuskan untuk menghubungi Rendra. Tepat sebelum itu, Rendra meneleponku duluan.

Aku segera mengangkatnya.

“Halo”

“De, hari ini kamu jangan kemana-mana dulu. Aku bakal nyusul kamu. Nanti aku kabarin kalau aku mau berangkat”

Sambungan terputus.

Aku jadi semakin gelisah.

Ya Tuhan, aku nggak tahu harus gimana lagi. Aku segera menyalakan televisi di ruang tengah untuk mencari gosip tentangku di infotainment. Aku nggak bisa berkata-kata lagi dengan apa yang aku lihat di layar televisi.

Aku melihat beberapa fotoku dan Reinand terpampang di layar televisi. Foto itu jelas diambil secara diam-diam. Saat itu aku dan Reinand sedang berjalan menyusuri pertokoan yang ada di dekat Pantai Kuta. Lalu ada foto kami berdua saat aku dan Reinand duduk bersebelahan di kursi sedang memandangi sunset.

Tubuhku lemas. Aku merosot ke sofa di depan televisi. Kenapa sih orang lain itu suka menjudge dulu sebelum mereka mengetahui fakta yang sesungguhnya. Kepalaku langsung pusing. Aku segera meletakkan kepalaku di sofa dan memejamkan mataku sejenak.

“Deev kamu nggak apa-apa ?”

Aku segera terbangun ketika Reinand duduk di sampingku. Dia terlihat khawatir.

Aku segera mematikan televisi. “Nggak apa-apa kok Rei”

Reinand menatapku dengan penuh selidik. “Aku tahu kamu sedang kenapa-kenapa”

Aku hanya menghembuskan nafas dengan kasar.

“Paparazzi di Indonesia memang nggak kalah dengan yang di London” ucap Reinand.

Ternyata dia juga sudah mengetahui gosip yang beredar itu. Aku memandangnya dengan penuh pertanyaan.

“Aku tahu berita itu waktu kamu menyalakan televisi tadi Deev. Is everything okay ?” tanyanya.

Aku menggeleng. Kayaknya memang nggak akan bisa oke kalau aku digosipkan berselingkuh dari Rendra. Apalagi aku belum lama menikah dengannya. Sebenarnya yang menjadi masalahku adalah bukannya aku takut di hujat oleh orang lain, tapi aku takut kalau keluargaku dan keluarga Rendra yang dihujat. Aku nggak mau itu terjadi. Apalagi kalau Opa Rendra dan eyang putri sampai mendengarnya.

“Hey Deev. Your phone ringing all of time. You didnt answer ?” Bella meghampiriku dari kamar.

Aku segera mengubah ekspresiku. “Oh. I dont hear that. Thank you. Im sorry, if disturbing you” Aku merasa bersalah karena meninggalkan ponselku di kamar.

Bella tersenyum. “No problem” Bella lalu melangkah ke kamar lagi. Sepertinya dia akan tidur kembali.

“Kamu jangan bilang ke mereka apa yang terjadi saat ini ya” Aku menatap Reinand dengan pandangan penuh harap.

“Its okay. Aku nggak akan cerita ke mereka kalau kamu jadi bahan gosip sekarang. Apa yang kamu lakukan selanjutnya ?”

Aku mengangkat bahu. “Rendra mau menyusulku”

“Dia memang laki-laki yang baik”

Mendengar perkataan Reinand, aku langsung berpaling ke arahnya.

“Sepertinya dia memang laki-laki yang baik Deev. Kamu harus tahu itu. Kalau dia tidak peduli dengan kamu, dia pasti nggak perlu jauh-jauh datang ke sini. Maafin aku ya, udah buat masalah dengan kamu” Terlihat sekali bahwa Reinand merasa bersalah.

Aku jadi nggak enak hati dengannya. “Itu bukan salah kamu Rei. Tolong kamu jangan merasa seperti itu”

“Ada yang bisa aku bantu ?” tanyanya.

Aku menggeleng. “Untuk saat ini belum ada. Makasih ya”

Reinand tersenyum.

“Hari ini kalian rencananya mau kemana ?” tanyaku.

“Aku sih ngikutin mereka Deev. Katanya mau ke GWK nanti sore. Nggak tahu deh siangnya mau kemana. Sepertinya mereka masih kecapekan. Rendra datang jam berapa ?”

Aku menatapnya lalu mengangkat bahu.

"Aku kemar dulu ya Rei"

Aku segera mengecek ponselku. Ternyata aku mendapat beberapa panggilan dari keluargaku dan teman-temanku. Ada Tante Dinar, Luna, Sandra, Bu Dhe Lili, Jessie dan Aga.
Loh loh kenapa Aga juga ikutan menelepon. Nggak mungkin kan dia tahu gosip yang beredar di Indonesia kecuali dia udah lihat keramaian di grup whatsapp keluarga. Aga adalah sepupu ku yang lagi kerja di Belanda.

Aku segera menghubungi mereka satu persatu, tetapi ada satu pesan yang masuk sebelum aku menghubungi mereka.

Rendra
Aku berangkat sekarang.
Kirimin alamat dimana kamu tinggal

Aku segera membalas pesan Rendra untuk mengiriminya alamat villa yang sedang aku tempati.

Aku melihat jam, jika sekarang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, berarti Rendra berangkat jam delapan pagi dari Jakarta. Kira-kira dua jam lagi Rendra akan datang.

Selama waktu itu pula, aku gelisah menungu kedatangan Rendra. Aku nggak tahu apa yang harus ku katakan dan apa yang harus ku lakukan. Aku nggak mau hubunganku dengan Rendra mengalami masalah di saat aku sudah mulai terbiasa dengan kehadirannya.

Setelah Rendra terbang, aku segera mengemas barang barangku. Pikiranku kacau. Tapi aku harus segera bersiap siap untuk kedatangan Rendra menjemputku. Dan bersiap siap menerima perlakuan Rendra terhadapku.

Pintu kamarku diketuk, lalu aku segera membukanya.

"Deev, ada yang nyari kamu"

"Oh iya Rei. Bilangin suruh nunggu bentar ya"

Aku segera keluar setelah menyelesaikan pengemasan barang barangku lalu Bella mengikutiku. Perasaanku campur aduk. Andai saja aku memiliki pintu Doraemon, aku akan menggunakannya kemanapun aku pergi asal tidak bertemu dengan Rendra.

*****

Wedding SuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang