Meet by Accident

544 20 0
                                    

Aku segera mendatangi kantor agensiku untuk rapat mengenai proyek terbaruku dengan sebuah brand jam tangan internasional. Dan aku dipilih sebagai brand ambassador di Indonesia dari brand tersebut.

Aku setuju setelah membaca dan diberi penjelasan mengenai kontrak oleh salah satu tim sebuah brand tersebut. Memang sih agak ribet mengenai kontraknya, karena brand jam tangan tersebut memang terkenal dengan produknya yang limited edition.

"Nanti dua hari lagi kita ketemu di studio ya Dev. Sama Ken juga" ujar Richard, salah satu orang di Tim marketing Brand jam tangan tersebut.

Ken merupakan salah satu aktor yang menjadi brand ambassador denganku.

"Oke Chard. Thank you ya"
Setelah meeting selesai, aku bersiap untuk syuting iklan produk parfum yang letaknya tidak jauh dari kantor manajemenku.

"Jadwal lo sekarang udah mulai padat De. Ngga cuma di Jakarta aja, minggu minggu depan udah keluar kota terus. Lo harus siap ya" Thomas mengingatkanku hal sama untuk kesekian kalinya.

"Iya bapak Thomas yang terhormat. Yaudah gue jalan sama Rani dulu ya" Bisa panjang kalau Thomas udah ngomongin jadwal. Rani tertawa kecil melihat tingkahku untuk menghindari Thomas. Rani adalah asisten Thomas yang ditugaskan menjadi asistenku. Susah juga jadi asisten dua orang sekaligus.

"Ran, nanti kita abis syuting di kantor trus kemana ya ?" Tanyaku pada Rani ketika kami sedang menuju ke sebuah gedung kantor untuk syuting iklan prafum kali ini. Jujur kalau bukan karena Rani, aku sudah lupa jadwalku sendiri. Padahal aku sendiri punya catatan jadwal yang berada di tas ku. Tapi ya gitu, karena sering gonta ganti tas, sampai lupa aku menaruh catatan jadwal itu. Mau nyatat di HP juga rasanya males banget. Hihihi

"Kata sutradaranya sih, abis syuting dari kantor dilanjut besok di club gitu"

Tema dari iklan parfum kali ini yaitu seorang pekerja kantoran yang mempunyai jadwal padat, tapi tak lupa selalu memakai parfum. Jaga jaga kalau sewaktu ada acara pesta seperti di club setelah pulang kerja.

"Malem kan ?"

"Iya De. Tapi besok siang kita ke stasiun tv buat meeting acara fashion yang bakal lo bawain bulan depan"

"Berarti bakalan padet ya besok"

"Siap siap buat Jakarta Fashion Week juga ya De"

"Okay, semangat semangat Ran"

Rani terkekeh melihatku menyemangati diriku sendiri.

****

"Ran, gue langsung ke stasiun tv ya. Ketemu di sana ya." ujarku di telepon.

Aku segera melajukan mobilku dengan cepat. Tapi jalanan ternyata sedang macet macetnya karena jam makan siang berlangsung. Kalau bukan karena syuting di sebuah kantor yang ternyata molor, aku ngga bakalan buru buru kaya gini.

Fiuhh, untung aja aku datang 15 menit sebelum meeting. Aku segera mencari sosok Rani Di lobby lantai 5 setelah lift terbuka.

Duh, mana sih Rani. Aku segera mencari iphone di tas untuk meneleponnya. Saat itu, ada segerombolan laki laki,antara 5 atau 6 orang datang dari pintu lift, aku segera minggir karena ternyata aku berdiri di depan lift.

Mereka tersenyum padaku, padahal aku ngga tahu siapa mereka. Demi kesopanan, aku tersenyum balik kepada segerombolan laki laki itu.

Serasa menelan biji kedondong ketika aku melihat sesosok laki laki misterius berada di segerombolan itu.
Otomatis senyumku langsung hilang. Aku melihat dia tersenyum asimetris lagi padaku sebelum melewatiku. Dan aku tau, dia tersenyum tidak sampai mata.

"Sorry sorry De, gue barusan dari toilet"

Aku kaget. Sejak kapan Rani di sampingku.

"Oh iya Ran"

"Lo kenapa bengong ? Gara gara cowo cowo tadi ya ?

Aku tertegun. "Emang mereka siapa sih?"

Rani kaget. "Lo ngga tau siapa mereka ? Ya ampun Adeeva, kemana aja sih lo. Oh ya, lo kan baru balik ke Indo. Tapi masa sih lo ngga tau mereka pas lo pulang kampung?"

Aku menggeleng dengan perkataan Rani yang panjang banget kayak kereta.

"Mereka itu personel band The TrashSound"

Mulutku berbentuk O setelah mendapat jawaban dari Rani. Aku hanya ingat judul lagu mereka waktu Luna membicarakan tentang Rendra.

"Yuk ah, meeting dulu"

Aku segera mengikuti Rani setelah aku bisa menguasai rasa shock ku ketemu Rendra dan teman temannya.

*****

Khusus buat syuting, club elit yang harusnya buka jam 9 malam, dibuka jam 7 malam. Tentu saja orang luar yang selain berkepentingan nggak boleh masuk.

Ternyata syuting kali ini tidak memakan waktu lama. Setelah ganti baju, aku dan Rani ingin segera keluar. Jujur, bekerja di dunia entertainment, sering banget diundang party. Dan seringnya bertempat di club. Kalau bukan acara penting banget, aku nggak bakalan datang.

"Gue denger hari ini band The TrashSounds perform. Lo nggak mau lihat ?"

Aku segera menggeleng. Sumpah denger namanya aja aku males banget.

"Lo pengen nonton ? Gapapa kali Ran, kalo lo nonton. Udah ngga ada jadwal lagi kan"

"Gue males kalau sendirian De. Lagian kapan kapan juga bisa".

"Ran, gue kebelet nih. Lo balik duluan aja nggak papa"

"Beneran ? Lo yakin ?" Rani menatapku khawatir.

"Iya udah, ngga papa. Nggak bakalan ilang gue. Ntar gue kabarin kalo udah sampe rumah. Gue kebelet banget nih"

Rani mengiyakan dengan ragu. Aku segera ke toilet setelah Rani pulang. Khawatir juga sih di club sendirian. Aku segera keluar setelah selesai.

"Adeeva"

Panggil seorang laki laki yang tiba tiba saja suaranya di belakangku. Karena suaranya sangat khas, aku segera tau siapa yang memanggilku.

Hell. Not now.

Aku berbalik ragu. "Elo ?"

Tentu saja Rendra tersenyum tapi seperti biasa, dengan senyuman asimetrisnya.

"Gue kira cewek kayak elo, nggak pernah main ke club"

Pujian itu terasa banget seperti menyindir. Dari ketemu aja udah males, apalagi ngeladenin orang kayak gini.

"Trus masalah buat lo ?" Tentu saja tanyaku dengan nada sinis.

"Ya engga sih. Ehm, Mau liat gue perform ?"

Aku segera menggeleng. Dih males banget ya, ngapain juga liat dia perform.

"Trus ngapain di sini?" Tanyanya serius. Tapi sepertinya dia memang selalu serius.

"Bukan urusan lo" Aku segera pergi meninggalkan Rendra. Tuh kan, baru ketemu beberapa hari aja, dia udah kayak interogasi gitu. Padahal ini percakapan pertama aku dan Rendra. Hanya berdua.

****

Maaf ya kalau membosankan. Tolong kasih dukungannya ya teman teman. Makasihh 😁😁🙏🙏

Wedding SuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang