Lambe Turah

286 11 0
                                    


"Ohh shit" aku menelungkupkan wajahku di meja cafe setelah dikasih tau Luna kalau aku sudah masuk lambe turah karena foto pernikahanku bocor. Aku nggak tau siapa yang nyebarin. Padahal selama ini masih aman aman aja setelah fotoku dan Rendra kepergok jalan berdua beberapa waktu yang lalu.

"Sumpah ya De, ini berita pasti langsung booming. Lo sama rendra bakalan jadi trending" Luna bercerita dengan semangat. Sedangkan aku langsung lemes.

"Bukan lo kan yang nyebarin Lun "Sandra memicingkan mata pada Luna kalau mungkin dia yang cepu ngasih tau ke lambe turah.

Luna menggeleng cepat. "Ya nggak mungkin lah. Masa gue nambah nambahin beban Ade"

Gue tersenyum kecut. "Pasrah dah gue"

"Trus rencana lo apa De ? Pasti abis ini lo dikejar wartawan"

"Gue buntu San"

Mereka lalu berusaha menghiburku dengan lelucon yang buat aku nggak lucu sama sekali.

******

"Ren" aku berusaha membuka percakapan saat kita berdua sedang sarapan.

"hmm, kenapa De ?"

"Ee kamu tau nggak kalau foto nikah kita udah kesebar ?"

Rendra mengangguk. "Wartawan wartawan ada yang ganggu kamu nggak ?"

"Mereka sampe telpon ke agensiku, tapi ya agensiku belum ngasih tau. Tergantung kitanya gimana"

"Sama berarti. Mereka juga ngejar ngejar manajer sampe staff staff di kantor manajemen De"

"Fans fans kamu gimana ? Instagram masih aman ?"

Rendra tersenyum lalu menggeleng. "Aku aja belum buka instagram. Sampe lupa kapan terakhir buka. Kalau kamu gimana ?"

"Aku ga berani buka"

"Kenapa ?"

"Males sama takut diserbu"

Rendra tertawa.

"Kamu bisa temenin aku hari Jumat malem nggak De ?" Tanya Rendra saat kita berdua sedang sarapan.

"Kemana Ren ?"

"Acara penghargaan musik gitu De"
Aku mengingat-ingat apakah aku punya jadwal hari itu atau tidak. "Oke Ren. Bisa kok"

"Daripada kita dikejar terus, kita buka bukaan aja gimana waktu penghargaan itu?"

"Are you serious ?"

Rendra mengangguk mantap. "Udah kamu tenang aja"

Aku hanya bisa tersenyum pasrah.

"Kamu hari ini ada acara apa De ?"

"Aku mulai beres-beres studio Ren. Jadi hari ini aku mau ke studio. Kamu sendiri ?"

"Karena tur baru aja selesai, kita banyak ngabisin waktu di studio selain manggung. Mau buat lagu-lagu baru"

"Beneran ? Wah keren dong"

Rendra tersenyum sambil mengangkat bahunya. "Sebenernya udah ada sih draft lagu-lagu baru. Tinggal di benerin aja"

Tiba-tiba ponselku berdering saat aku akan membalas perkataan Rendra. "Bentar ya Ren"

Aku segera berjalan menjauh dari Rendra. Karena yang meneleponku adalah Reinand. He is my ex when in London.

"Halo Adeev" Seperti biasa, suara Reinand sangat bersemangat saat meneleponku.

"Halo Rei. How are you ?" tanyaku nggak kalah bersemangat. Ternyata aku sangat merindukan suaranya.

"Aku baik. Kamu gimana ?"

"Aku juga baik" Reinand merupakan blasteran Palembang dan London. Tetapi sejak kecil dia sudah tinggal di London. Dan dia jarang sekali pulang ke kampung halaman ibunya di Palembang.

"You miss me right ?"

Aku tertawa. Dia memang ahlinya membuatku tertawa. "Kamu terlalu percaya diri. But the truths is yes"

Ganti Reinand yang tertawa. "Aku punya kejutan buat kamu"

"Apa ?" Aku nggak sabar mendengarnya.

"Aku mau ke Indonesia, lebih tepatnya ke Bali"

"Really ?" Aku senang sekali mendengarnya.

"Sama siapa aja ? Kapan ? Ngapain ?" tanyaku antusias.

"Whoaa, wait girl. Satu-satu tanyanya"

Aku tertawa.

"Kamu pasti nggak nyangka, aku kesana dengan Bella, Justin, Mike, Elsa. Rencananya dua minggu lagi kami berangkat. Tentu saja ke sana buat liburan"

"Are you serious ?"

"Triple serious" jawabnya mantap.

Aku mengenal Reinand juga dari Bella, teman kampusku. Nah, Bella itu punya pacar namanya Justin. Reinand adalah teman Justin. Yah begitulah aku bisa kenal dengan Reinand.

Sementara Mike dan Elsa adalah teman dekat Reinand. Tapi aku nggak terlalu dekat dengan mereka.

"Kok kamu sendiri yang nggak punya pasangan ?' tanyaku penasaran.

"Susah nyari pengganti kamu"

Aku tertawa. "Aku nggak percaya. Dengan pesona kamu, pasti banyak cewek yang jatuh cinta sama pesona kamu"

Reinand memang keturunan Indonesia-Inggris. Dia mempunyai mata yang berwarna coklat. Membuat siapa saja yang melihatnya merasakan ada kehangatan di matanya. Dia juga mempunyai warna rambut yang hitam legam. Selain itu, Reinand tidak memiliki ciri-ciri keturunan Asia khususnya Indonesia.

"Kamu bisa aja. Jadi rencananya, kita mau ngajak kamu. Sekalian biar aku ada pasangannya"

"Aku juga pengen Rei. Tapi aku nggak tahu bisa berangkat atau nggak. Kamu tahu kan aku sudah terikat sekarang"

Aku menceritakan kepada Reinand setelah aku pulang ke Indonesia dan ketika aku langsung dijodohkan dengan Rendra. Tentu saja dia terkejut, tapi ya mau gimana lagi karena memang semua sudah terjadi. Aku putus baik-baik dengan Reinand karena memang kita lebih cocok menjadi sahabat. Bahkan sampai sekarang.

"Yeah, aku ngerti. Tapi please Deev, kamu usahain bisa ya. Aku pengen ketemu kamu, begitu juga dengan yang lain" nada Reinand penuh harap. Dan aku nggak tega mendengarmya.

"Iya deh, nanti aku ngomong ke Rendra dulu ya"

Aku merasakan Reinand tersenyum lega di seberang sana. Meskipun aku nggak bisa melihatnya.

"Emang mau berapa lama di Bali Rei ?"

"Cuma empat hari"

"Empat hari doang ?"

"Iya Deev. Kita susah nyocokin jadwal, setelah kita sama-sama free, ya nemunya cuma empat hari itu. Makanya usahain bisa ya"

"Iya Rei. Nanti pasti aku kabarin"

"Of Course my good girl"

Aku tertawa. Dan Reinand juga tertawa.
Beberapa saat kemudian, setelah membahas yang lainnya dengan Reinand, aku menutup telepon. Aku nggak tahu harus bagaimana menyampaikan ini ke Rendra.

Aku keluar dari kamar dan aku masih melihat Rendra di dapur sedang mencuci piring miliknya dan milikku. Tentu saja karena aku melihat meja di bar dapur sudah bersih. Memang sih saat aku menerima telepon dari Reinand, makananku sudah habis.

"Makasih ya udah dicuciin" kataku pada Rendra. Dia hanya tersenyum dingin.
Sikapnya berubah jadi dingin lagi, dan aku merasa kalau menyampaikan sekarang pada Rendra, aku nggak tahu responnya nanti bagaimana. Mungkin lain kali saja kalau waktu dan mood Rendra saat baik.

Akhirnya aku memilih masuk kamar lagi dan bersiap-siap untuk pergi ke studio. Setelah aku keluar dari kamar, aku tidak melihat Rendra. Mungkin dia juga sudah pergi. Entah mengapa rasanya kalau nggak ada Rendra di rumah, rasanya sepi banget.

******

Happy Reading ❤️

Maaf ya banyak typo.

Wedding SuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang