Kunjungan yang mendadak

216 9 0
                                    

"Halo Opa" sapaku pada Opa Rendra yang berbaring di ranjang. Tubuh Opa semakin kurus, aku semakin nggak tega lihatnya.

"Halo Ade" Opa tersenyum melihatku.

"Opa, aku bawain makanan kesukaan Opa. Ini yang masak Ade lho Opa" ujar Rendra.

Aku jadi tersipu mendengar perkataan Rendra.

"Kalau nggak enak, nggak usah dimakan Opa. Hehehe" ujarku.

"Bubur buatan Ade enak kok Opa. Aku udah makan tadi" Rendra membelaku. Aku hanya tersenyum simpul melihat Rendra membelaku. Padahal rasanya ingin loncat-loncat saking senengnya. Jarang banget Rendra membelaku seperti ini.

"Sepertinya kalian berdua sudah cukup akrab ya" komentar Opa otomatis membuatku salah tingkah. Tetapi Rendra sepertinya biasa-biasa saja.

"Opa, sekarang ini media lagi beritain pernikahanku dengan Ade. Opa jangan terlalu mikirin ya. Kami udah bisa ngatasin kok"
Rendra memang sangat to the point pada Opanya. Aku jadi yang nggak enak.

Opa tersenyum. "Bagus kalau kalian sudah bisa menyelesaikan masalah kalian bersama"

******

Malam ini aku sedang menata pakaianku untuk dimasukkan ke koper. Lusa aku akan berangkat ke Bali. Akhirnya, setelah lama nggak ketemu dengan teman lama, aku bisa ketemu dengan mereka lagi. Meskpiun di sana juga nggak sampai seminggu, tapi nggak apa-apa lah. Yang penting aku bisa menghabiskan waktuku dengan mereka semua.

Bel pintu apartemenku berbunyi, aku segera melangkah keluar kamar dan membuka pintu apartemen. Aku terkejut ketika melihat mama Rendra di depan pintu.

"Tante"

Mama Rendra langsung memelukku. "Kok masih panggil Tante, panggil aja Mama"

Aku segera tersenyum kikuk setelah beliau melepaskan pelukanku. "Eh iya, maaf Ma"

Mama Rendra segera masuk ke dalam rumah, untung saja tadi Rendra sudah bersih-bersih rumah sebelum dia pergi ke acara radio. Aku segera memberi pesan pada Rendra bahwa mamanya datang ke rumah. Semoga Rendra membaca pesanku. Karena ini masih jam tujuh malam, aku agak was-was juga tentang kepulangan Rendra. Dia bilang kalau acaranya sih jam empat tadi, semoga saja dia cepat pulang.

"Ini mama bawain makanan kesukaan Rendra sayang"

Aku segera membawa kotak makanan ke dapur sementara mama sedang ke kamar mandi. Ternyata Rendra suka sup yang isinya potongan ayam, jagung, dan wortel. Dari aromanya memang sangat menggiurkan.

Tiba-tiba pintu apartemen terbuka, aku segera melihat siapa yang datang. Perasaanku sangat lega ketika melihat Rendra tergopoh-gopoh masuk ke dalam rumah.

"Mama mana ?" tanyanya sedikit panik.

"Masih di kamar mandi" ujarku sambil membuatkan minuman untuk mama Rendra.

"Kamu ngomong apa aja sama mama ?"

"Belum ngomong apa-apa, masih basa-basi doang"

"Bagus deh. Yang penting sekarang kita bersikap mesra aja biar mama nggak curiga"

Aku menatapnya dengan pandangan tidak bisa percaya. Bisa-bisanya Rendra mengatakan hal seperti itu. Tetapi ekspresiku berubah saat mama Rendra keluar dari kamar mandi.

"Loh sayang, kamu udah pulang ?" tanya mama Rendra yang segera menghampiri Rendra dan memeluknya.

"Udah Ma. Baru aja"

"Kamu ini, udah sebulan lebih menikah tapi nggak pernah mengunjungi orang tua" terlihat sekali bahwa mama Rendra sedikit kesal dengan Rendra, dan mungkin juga aku. Menantu macam apa yang tidak pernah mengunjungi mertuanya setelah menikah. Aku jadi merasa bersalah dan nggak enak banget dengan orang tua Rendra, terlebih mamanya.

"Maaf ya Ma, jadwal kami padat banget. Rencananya kalau ada waktu yang sangat luang, kami akan kesana. Rendra janji deh, bakalan nginep. Iya kan sayang ?" Rendra menatapku dengan pandangan mesra yang dibuat-buat.

Aku juga harus berakting seperti Rendra. "Iya Ma. Tentu saja kita akan kesana. Maafin aku juga ya Ma"

Mama Rendra tersenyum. "Melihat kalian seperti ini membuat hati mama lega"

Aku dan Rendra hanya tersenyum.

"Mama tadi sendiri ?" tanya Rendra.

"Iya, abisnya papa kamu masih di kantor"

Aku, Rendra dan mamanya sedang duduk di depan televisi. Mama Rendra memang sangat baik. Beliau bukan tipe mertua yang 'jahat' kepada menantunya. Aku mungkin menjadi korban sinetron karena sebelumnya aku berpikir mama Rendra akan menjadi mertua yang menyiksa menantunya. Tetapi pikiranku itu salah.

"Kalau Rendra nakal, jewer aja De" ujar Mama Rendra yang kontan membuatku tertawa tetapi Rendra sepertinya kesal.

"Emangnya aku anak kecil" protes Rendra.

"Rendra sebenarnya anak yang sangat manja De. Kalau pulang ke rumah orang tuanya, manjanya nggak ketulungan"

Aku terkejut mendengar perkataan mama Rendra. "Loh iya Ma ? Manjanya kayak gimana ?"

"Dia itu kalau udah pulang ke rumah kami, makan aja minta disuapin, minta dipijitin, apalagi kalau sakit, manjanya tambah parah"

Mama Rendra meceritakan dengan sangat antusias. Tentu saja muka Rendra sudah nggak karuan bentuknya.

"Itu nggak bener De. Mama bohong itu. Lagipula itu udah bertahun-tahun yang lalu" Bela Rendra.

"Nggak sayang. Jangan dengerin Rendra. Masa mama bohong ke kamu"

Aku hanya tertawa melihat Rendra yang wajahnya terlihat kesal.

"Semoga semenjak ada kamu, sikap manjanya itu berkurang ya"

Aku mengangguk dengan menahan tawa. Kalau aku masih menertawakannya, pasti mood Rendra nanti jelek banget. Bisa-bisa aku nggak boleh pergi ke Bali, meskpipun itu juga bukan urusan dia.

Satu jam kemudian mama Rendra pamit pulang. Beliau akan segera menjemput suaminya di kantor bersama supir mama Rendra. Sungguh romantis kedua orang tua Rendra. Aku jadi envy melihatnya.

"Nanti kapan-kapan, kamu main ke rumah ya De. Nanti mama ajarin buat sup kesukaan Rendra" ujar mama Rendra saat aku mengantarnya ke depan pintu.

Aku mengangguk. "Terimakasih ya Ma"

"Kalau Rendra ngambek, biarin aja. Mood nya dia memang kadang belum stabil."

Aku tersenyum. Ternyata Rendra sudah begitu dari sananya.

"Yaudah mama pulang dulu ya. Baik-baik ya kalian berdua" Mama Rendra memelukku sambil mencium pipi ku, aku segera membalasnya.

Setelah mama Rendra menghilang di lift, aku masuk ke dalam rumah. Aku nggak melihat Rendra dimana-mana. Mungkin dia masuk ke dalam kamarnya. Pasti mood nya sedang jelek akibat kartunya dibuka oleh mamanya sendiri. Terkadang pria seperti Rendra lucu juga sikapnya.

******

Happy Reading ❤️

Wedding SuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang