ᴛᴜᴊᴜʜ ʙᴇʟᴀs

17.3K 2.3K 495
                                    

"Kamu tinggal di sini aja."

"Ya gak bisa atuh Tes, mau di gampar bokap lo gue." Sungut Vodka. Dia mengikuti perempuan itu hingga sampai rumahnya, sekrang kedunya tengah duduk di ruang tengah

"Kamu terus sama dia dong?" Tanya Tesla sebal, mendengar pengakuan Vodka yang sudah hampir ingin sebulan belakangan ini tinggal bersama perempuan itu.

"Ya menurut lo aja deh." Tesla sedang cemburu, perempuan itu terus mendumal dan memasang wajah jutek.

"Gue mau balik, jangan ngambek." Vodka bangkit, air yang di sediakan oleh asisten rumah tangga belum tersentuh olehnya

"Janji dulu." Tesla ikutan bangkit

"Apa?"

Tesla memperkikiss jarak antaranya dengan Vodka, "Jaga posisi aku di sini, harus tetep stay gak boleh tersingkir." 

"Iya." Vodka mengambil jari telunjuk Tesla yang ada di dadanya, dia menangkup pipi perempuan itu lalu mencubitnya gemas

"Peluk dulu."

Memeluk erat tubuh Tesla, hanya sepersekian detik Vodka kembali melepaskan, setelah itu dia izin pamit.

Vodka pulang menggunakan taksi online, jam menunjukkan pukul setengah sembilan malam, Vella sudah berangkat kerja, Chel di tinggal di apartemen sendiri dengan keadaan terlelap, itu info yang Vodka dapat dari chat terakhir Vella.

Vodka membuka lebar-lebar langkahnya mengingat Chel ada sendiri di dalam apartemen, walaupun Vella sudah menitipkan ke resepsionis untuk berjaga-jaga tetap saja Vodka tidak tenang.

Begitu sampai dia langsung melihat Chel ke dalam kamar, melihat Chel baik-baik saja Vodka menjadi tenang, dia berjalan ke kamar sebelah untuk membersihkan tubuh sebentar.

Selesai mandi Vodka membuat kopi untuk menemaninya menonton televisi.

"Siapa si?" Vodka bergumam mendengar bel berbunyi, malam-malam begini siapa yang datang, tetangga mungkin, pikirnya.

"Ngapain si anjir." Reflek Vodka melihat papanya yang ada di depan pintu dengan seorang laki-laki berbadan tegap dan berpakaian serba hitam, Vodka tahu siapa itu, dia Bardan orang kepercayaan papanya.

"Hanya ingin tahu anak saya tinggal di mana sekarang." Andras tersenyum simpul, senang melihat wajah terkejut Vodka, dia menyingkirkan tangan Vodka lalu menerobos masuk ke dalam.

"Gak sopan, keluar."

"Tinggal sama perempuan itu kamu di sini?"

"Jangan cari tau apapun tentang gue." Vodka mengerasakna rahang, ingin teriak takut menganggu Chel.

"Selama di sini udah ngapain aja kamu sama dia, Leas?"

"Ya menurut anda saja gue ngapain di sini sama dia, kita satu atap, ya kali gak ngapa-ngapain." Bohong Vodka ingin membuat papanya kesal, tidak pernah dia dengan Vella melakukan hal lebih di sini.

"Apa saya akan punya cucu?" Andras menoleh, pertanyaannya serius begitu mendengar pengakuan Vodka.

"Mungkin, keluar, gue cape mau istirahat."

"Saya butuh kamu untuk melanjut perusahaan saya."

"Gak punya anak tiri apa buat lanjutin perusahaan itu, gue mulu, ogah."

"Yang saya mau itu kamu." Andras berucap di matanya ada sinar harapan kepada anak semata wayangnya itu

"Gak!"

"Saya akan ke sini lagi." Andras segera keluar

Hanya seperti itu saja membuat Vodka emosi. Dia malas dan muak sekali melihat wajah papanya, Vodka harap Andras tidak lagi mencari tahu tentangnya, dia tidak ingin Vella dan Chel terbawa di masalahnya dengan papanya.

Kiw, Tante Janda! [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang