ᴛɪɢᴀ ᴘᴜʟᴜʜ ᴇɴᴀᴍ

20.3K 2.4K 529
                                    


Flash back on.

Satu cup mie sudah tandas di habiskan oleh Vodka. Kini di tangannya terdapat satu mangkuk bakso yang barusan di beli depan rumah.

Televisi yang menayangkan tandingan bola menemani makan malamnya. Tidak ada orang selain di ruang tengah, para pekerja sudah masuk ke kamar masing-masing, sisa lah Vodka dengan kesendiriannya. Yang ia tunggu hanya kehadiran papanya, tentu saja maminya sedang berada di luar negeri sibuk dengan urusan bisnis.

Suara pintu di buka membuat Vodka menoleh. Ada Andras di ambang pintu yang baru saja pulang dari kantor.

"Belum tidur kamu?"

Vodka hampir tersedak satu bakso melihat siapa yang di bawa oleh papanya sekarang ini, Andras pulang tak hanya sendiri ada seorang wanita dengan penampilan super seksi di sampingnya.

Vodka berdeham, mendekati kedua orang tersebut dengan wajah yang masih tenang padahal emosinya langsung bangun melihat kehadiran perempuan itu, "jalang baru?"

"Jaga mulut kamu, sana masuk kamar!"

"Kapan si papa berhenti main sama jalang?"

Vodka menatap nyalang Andras yang sudah memasang wajah marah, hal ini memang sudah sering sekali Vodka lihat papa nya membawa jalang ke rumah mereka, mungkin kemarin-kemarin Vodka diam karena malas berdebat namun kali ini kesabarannya sudah habis.

"Gak bosan? Hampir setiap hari bawa jalang."

"Jangan sampai kamu papa seret ke kamar."

"Lo," Vodka menunjuk wajah wanita tersebut yang tebal dengan make up, bagaimana bisa papanya selalu bermain dengan wanita yang menurut Vodka tidak ada cantiknya? Hanya menang sumpalan dada dan bokong saja.

"Di bayar berapa sama bokap gue?!" Lanjut Vodka

"Mas... "

Mendengar rengekan si jalang membuat Vodka ingin muntah rasanya, mungkin jika dia bukan perempuan Vodka sudah memberi pukulan di wajah bedempelnya.

"Masuk kamar kamu!!!"

"Selangkangan ko buat sana-sini." Vodka berdecih pelan, masih belum mendengarkan apa kata papanya, kali ini Vodka tidak akan menurut apa kata Andras.

"Leas dengar papa!! Masuk kamar kamu!"

Nama yang sangat asing untuknya, kedua orang tua Vodka memang selalu berbeda pendapat, bahkan waktu dirinya lahir, kedua orang tersebut memperbutkan nama buatan dari mereka masing-masing, jika maminya ingin memberi nama 'vodka' lain papanya yang ingin memberi nama 'azeleas' jadilah nama tersebut tergabung menjadi satu supaya adil. Tetapi Vodka tidak pernah menganggap Leas sebagai panggilannya tidak ada yang memanggilnya selain Andras.

"PAPA PIKIR VODKA TAKUT?! VODKA MUAK LIHAT KELAKUAN PAPA!"

Byur.
Gelas yang ada di atas meja sisa Vodka minum, kini sudah membasahi wajahnya.

"Keluar dari rumah ini kalo kamu sudah muak dengan kelakuan saya!"

"Ohh papa pilih jalang ini?!"

"YA! DARIPADA ANAK YANG TIDAK TAHU DIRI SEEPERTI KAMU!"

Vodka mengambil dompet di atas meja lalu berlari ke atas kamar mengambil jaket dan kunci motor.

"ANJING LO!" Dengan kepalan tangannya yang tertahan Vodka menabrak keras si jalang tersebut.

"Kurang ajar kamu!" Andras menarik baju kaos milik Vodka yang membuat lelaki itu berhenti, satu pukulan di layangkan tepat sudut bibir laki-laki itu.

Kiw, Tante Janda! [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang