ᴛɪɢᴀ

34.8K 3.5K 63
                                    


Vodka menyisir rambut dengan jemari tangannya, ia memakai jam tangan sambil melihat pantulan dirinya yang berdiri di depan kaca, menyemprotkan minyak wangi di beberapa bagian titik tubuh, laki-laki itu keluar kamar.

Vodka berhenti di depan pintu kamar sebelahnya yang terbuka lebar. Chel yang sedang duduk di pangkuan sang mommy menoleh ke arah pintu lalu tersenyum lebar melihat Vodka.

"Daddy! Chel udah cantik beyumm?"

Vella yang tengah mengkepang rambut bocah itu memutar bola mata malas, Chel yang menengok secara tiba-tiba ke Vodka membuat kepangannya mengendur "Diam-diam Chel," peringat Vella membuat Chel meluruskan kepalanya agar kepangnya tidak miring.

"Daddy masuk! Liat Chel udah cantik beyumm."

Vodka tertawa kecil lalu menggelengkan kepala, ia masuk ke dalam kamar milik Vella mengambil kursi rias lalu duduk di depan Chel.

Sabtu sore ini langit Jakarta sedang bersahabat sekali, Vodka sehabis pulang dari cafe yang rutin setiap jam 3 sore langsung saja pulang dan membersihkan diri, karena sore ini ia dan ketiga temannya sepakat akan berkumpul di rumah Widan.

"Anak daddy udah pasti cantik dong! Apalagi mommynya," ujar Vodka sambil mengedipkan sebelah mata ke Vella.

Vella mendelik, "Diam lo bocah!"

"Iya tante."

"Tante-tante! Gue bukan Tante lo."

"Ck!  Lo kan tante-tante"

"Diam lo, mau bibir lo gua buat kaya rambut Chel?"

"Nih kumis gua kalo bisa." Ucap Vodka menunjuk kumis tipisnya.

Vella menggeram dengan spontan ia melempar sisir yang ada di tangannya ke dada Vodka hingga berbunyi 'dup'.

"Mom?!" Chel menatap Vella dengan melotot kaget melihat kelakuan mommynya.

"Mommy nda boleh galak," tegur Chel membuat Vella terdiam.

"Kasian daddy Chel" Chel langsung saja turun dari pangkuan Vella lalu berpindah ke pangkuan Vodka, "Daddy nda papa?" Tanyanya.

Vodka mencubit pipi Chel dengan gemas, "mommy kaya kak ros" celetuk Vodka sengaja agar Vella mendengar.

"Kak ros?"

"Kakaknya upin-ipin yang suka Chel tonton setiap pagi siang sore."

"Oh ya Chel tau, galak kan dad?."

"Betul."

"VODKA!" Vella menatap tajam Vodka yang ada di hadapannya, dengan sengaja ia menendang tulang kering laki-laki itu sampai meringis.

Selesai perdebatan kecil tersebut dan Vella yang sudah kelar mempercantik rambut Chel, Vodka dan Chel izin pamit untuk keluar.

Vodka menggenggam jemari kecil Chel keluar apartemen, bocah itu akan ikut bersamanya bertemu teman-temannya. Bukan hanya sekali Chel ikut bersama daddynya begini, ini sudah ketiga kalinya.

"Bocah!" panggil Vella dengan berlari kecil.

Vella yang teringat sesuatu dengan kecepatan kilat keluar dari pintu apartemen.

"Ck! Vodka!" Panggil Vella lebih keras dan menyebutkan nama laki-laki itu yang tengah berjalan di koridor.

Vodka dan Chel sontak menoleh berbarengan, mereka melihat Vella yang berlari mengejar keduanya.

"Mom?"

"Kenapa?" Tanya Vodka begitu Vella sampai di depannya dengan napas yang tersengal-sengal.

Kiw, Tante Janda! [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang