ᴅᴜᴀ ᴘᴜʟᴜʜ ᴇᴍᴘᴀᴛ

17.4K 2.1K 415
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, itu artinya shift Vodka untuk hari ini sudah kelar.

Namun laki-laki itu masih sibuk membantu karyawan lain yang tengah kewalahan karena cafe sedang ramai.

Vodka tengah mengocok minuman yang baru ia racik, rambutnya ikutan bergoyang seirama dengan tangannya, melakukan hal itu membuat beberapa pengunjung tertarik untuk memperhatikan laki-laki itu, gantengnya terlihat berkali-kali lipat.

"Jago ngocok, Ka." Dahen datang dengan tertawa pelan sambil menaikan sebelah alisnya meledek.

"Udah sering." Jawab Vodka melanjutkan aktivitasnya

"Pantes sabun lo boros."

"Ngocok beginian pake sabun? Ngaco lo." Balas Vodka sedikit sewot menanggapi ucapan Carlos

"Jorok banget otak lo semua." Widan datang dengan terlihat sudah siap untuk pulang.

"Dih, gercep banget lo." Protes Dahen dan dirinya segera ke belakang untuk bersih-bersih di ikuti oleh Carlos lalu Vodka yang sudah kelar, tidak ingin kalah dari Widan mereka juga ingin segera pulang.

Nada dering ponsel Vodka menganggetkan dirinya sendiri. Mengambil ponsel dari sakunya ia segera mengangkat panggilan yang berasal dari Tesla.

"Kenapa, Tes?" Tanyanya to the point

"Kamu udah pulang kerja kan, Ka? Bisa jemput aku di halte sekolah?"

"Lo gak di jemput?"

"Udah nunggu setengah jam lalu, tapi gak ada kabar dari supir."

"Tunggu gue di sana."

Panggilan terputus. Vodka memakai helmnya, ia sudah berada di parkiran cafe bersama ketiga teman lainnya.

"Lo masih sama si Tesla tapi deketin si Vella, cih!" Sindir Widan yang sudah naik di atas motor

"Vella tipe orang yang susah di deketin, dan gue belum nemu alasan yang tepat buat putusin Tesla."

Setelah berucap seperti itu Vodka segera menancapkan gas motornya.

"Ralat." Vodka memberhentikan motornya lalu melihat ke belakang, "kalo gue putusin Tesla dan gue gak bisa dapetin si Vella, itu artinya nanti gue jadi jones kaya kalian." Vodka terkikik geli, itu hanya bercanda tapi soal untuk mendapatkan Vella sepertinya dirinya serius, tidak tahu mengapa rasanya hatinya ingin sangat memiliki perempuan itu, ada apa dengan perasaannya?

"Gue bawa cewek kaget lo." Cetus Widan

"Bukan jones nih ye Ka, gue banyak yang ngedeketin, berderet." Ucap Dahen menyahuti, yang di katakan leleki itu benar, banyak sekali perempuan yang mendekati dirinya, bahkan ada yang secara terangan-terangan untuk mrnyalonkan dirinya menjadi menantu kepada kedua orang tuanya, Dahen hanya belum menemukan yang tepat saja.

"Yang sombong dapet ajab." Kesal Carlos, tidak ada yang ia banggakan jika soal percintaan, kisah cintanya tidak pernah ada yang awet.

"Bilang aja kalo lo yang jones." sahut Widan yang langsung di tertawai

"Janda berpengalaman, perawan menggoda iman, pilih mana Ka?"

"Janda."

"Oke, Tesla buat gue, kalo di liat-liat si Tesla can-"

"Gue bogem lo Los!"

Mengepalkan tangannya ke Carlos setelah itu Vodka pergi.

Sampai di depan SMA Letgas, Vodka celingukan mencari Tesla, ternyata perempuan itu berada di belakang tubuh siswa yang tengah menunggu jemputan juga.

Kiw, Tante Janda! [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang