ᴅᴜᴀ ᴘᴜʟᴜʜ ᴅᴇʟᴀᴘᴀɴ

21.1K 2.4K 560
                                    

[ contains sex scenes🚫🙏🏻
sebenarnya mau up semalam cuma aku kecapean jadi gak jadi wkwk, mohon komen dan vote yaa ..
Share juga cerita ini ke teman kalian biar banyak pembacanya🙏🏻 ]

Happy reading

***


Kini keduanya sudah sampai di basment apartemen. Lift yang mereka sedang naiki sekarang hanya mereka berdua saja, tidak ada orang lain karena memang masih sepagi ini, masih banyak orang yang bergulung di bawah selimut.

Vodka merasakan gairah dalam dirinya, rasanya aneh, ia merasakan miliknya sesak di dalam sana. Vodka menduga minuman yang tadi di berikan Vella bukan sembarang alkohol, ia hanya minum segelasa sloki saja sudah beraksi secepat ini.

"Vell, pake dulu cardigan lo." Vodka menarik lengan mulus Vella yang kini sedang memeluk tubuhnya.

Vella hanya bisa mengangguk lemah menuruti apa kata Vodka, laki-laki itu membantu mengenakan cardigannya.

Dengan susah payah Vodka menelan saliva melihat kulit mulus putih tersebut terpampang di depan matanya.

"Vell ..."

Mendengar suara rendah dari Vodka membuat sebujur tubuh Vella merinding, dengan ragu ia mendongak. "Hm?"

Vodka menatap manik mata yang sedang melihatnya, tatapan Vodka turun ke bibir ranum milik Vella, isi di kepalanya sekarang hanya di penuhi dengan kabut gairah, tanpa ragu Vodka mendaratkan bibir miliknya di sana, memberi kecupan lalu melumatnya.

Sedangkan Vella mengerjapkan matanya berkali-kali, lagi, dia merasakan lembutnya bibir Vodka. Jika kemarin menolak ciuman lelaki itu sekarang Vella menerimanya dengan membalas lumatan tersebut, memberikan akses untuk Vodka menelusuri rongga mulutnya, membuat kaki Vella lemas rasanya.

Ada yang aneh. Sepertinya minuman tadi membuat keduanya bergejolak. Ntah itu apa yang pasti efeknya membuat keduanya ingin merasakan sesuatu.

Begitu lift terbuka, Vodka melepaskan bibrinya.

Keduanya keluar dari sana, koridor yang sepi sangat terlihat menyeramkan sekali di depan mereka.

Vella berjongkok, melepaskan heelsnya.

"Cape, gendong Ka."

"Ck, ngerepotin."  Dengan sigap Vodka menggendong tubuh Vella. Wanita itu segera saja melingkarkan kaki di pinggangnya.

Memencet pin apartemen berulang kali karena kesusahan dengan tubuh Vella yang menghalangi.

Pintu terbuka Vodka menendangnya dengan kaki menutup kembali dengan cara menerjang dengan kaki juga.

Buk!

Suara tubuh Vella yang di benturkan ke dinding, Vodka memperhatikan wanita itu yang masih berada di gendongannya.

Dengan cepat Vodka melumat bibir itu kembali, melanjutkan yang tadi di lakukan di lift. Menyesap dengaan rakus dan mendorong lidahnya ke dalam.

Merasakan kelembutan bibir tersebut, membuat Vella terbuai kini tangannya sudah ia kalungkan di leher Vodka, sebelah tanganya ia gunakan untuk mengusap rahang tegas laki-laki itu.

Pegal menahan beban tubuh wanita itu Vodka membawanya ke sofa, membanting tubuh Vella di sana dan menindih bersama tubuhnya.

Menjilat daun telinga dengan lidah basahnya, turun ke leher jenjang, menyesap kuat membuat keuangan timbul di sana.

Vella mengigit bibir bawahnya, memasukan jemari lentik ke sela-sela rambut Vodka lalu meremasnya. "Geli." Ucapnya dengan di sertai tawa kecilnya

Vodka terus membuat tanda kepemilikan di sana, sedangkan tangannya sudah menjalar kemana-mana, ia sedang berusaha untuk melepas crop top tersebut.

Kiw, Tante Janda! [PROSES PENERBITAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang