2. To Exhaust with Attacks

143 17 1
                                    

"Well, do something. I can't kick you out of my mind!"

December, 2016

Pagi ini salah satu pagi tersial, terkacau, dan terberantakan versi Zeline. Ia terlambat bangun. Biasanya wanita itu bangun sebelum matahari terbit. Dan keterlambatannya itu membuatnya harus tergesa-gesa. Bahkan, dia hanya mandi kurang dari sepuluh menit. Sungguh luar biasa!

Di saat panik seperti ini, pasti ada saja hal yang membuatnya semakin terlambat dan tak jarang membuatnya menangis. Kali ini, tangannya terkena tumpahan susu panas dan membuat lantai dapurnya ikut kotor akan cairan susu dan pecahan gelas kaca. Mau tidak mau, Zeline harus mengepel lantai dapur dan membersihkan pecahan kaca terlebih dahulu— setelahnya mengoleskan salep untuk tangannya yang mulai memerah perih.

 Mau tidak mau, Zeline harus mengepel lantai dapur dan membersihkan pecahan kaca terlebih dahulu— setelahnya mengoleskan salep untuk tangannya yang mulai memerah perih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masalah pun berlanjut. Kali ini, Zeline menggosongkan roti yang dibakarnya, karena sibuk dengan dua hal tadi.

Seharusnya Zeline tidak perlu sarapan, mengingat dia sudah terlambat sekali. Tapi dia harus tetap sarapan, jika tidak mau pingsan di tengah jalan. Kebiasaan buruknya dan penyakitnya kadang menyulitkan memang. Mau bagaimana lagi, huh!

Rasanya, kepala Zeline ingin meledak merasakan kesialan yang datang bergantian pada hari ini. Air matanya hampir jatuh meluruh ditambah dengan dadanya yang berdetak cepat ketika mendengar suara klakson yang begitu nyaring memekakkan telinga. Ya, saat ini Zeline memang terjebak macet. Dan kemacetan kota Jakarta menambahkan daftar kesialan Zeline hari ini.

Zeline mencoba menenangkan diri dengan menghembuskan napasnya perlahan. Ia memejamkan mata lalu memberikan afirmasi positif pada dirinya yang sedang kacau. Kegiatan itu memang sudah menjadi kebiasaan wanita itu untuk menenangkan diri dan memang disarankan oleh psikolog yang menanganinya.

Ting!

Suara ponsel Zeline yang tergeletak di dashboard mobil menandakan ada pesan WhatsApp yang masuk.

Zeline segera mengambil ponselnya. Dan sebuah pesan dari teman satu divisinya terpampang di sana. Semoga ini bukan masalah selanjutnya.

------------------
From : Saralee Bells🙊

Heh, lo dimana? Mr. Clayton udah dateng nih. Perasaan dari tadi bilang otw, tapi kenapa belum nyampe juga? Lo gak kecelakaan, kan?

----------------

Zeline menghela napas panjang setelah membaca pesan dari teman somplaknya itu. Yang dimaksud Bellva adalah salah satu jajaran eksekutif di perusahaan, Chief Operating Officer. Mr. Clayton memang akan memimpin biweekly meeting pada hari ini.

Peeking Past FoliageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang