19. Opposites Attract

29 5 1
                                    

"Even though they have different personalities, they are attracted to each other because opposites attract.."
_______

Ranch Market, Jakarta Selatan

"....tapi aku bingung harus beli apa."

"Kamu kan gila belanja. Beli aja apa pun yang kamu suka. Dan kamu masih punya kartuku."

"Dress. Heels. Tas. Bukan barang-barang keperluan rumah tangga, Zavier!"

"Yaudah, beli aja apa yang kamu butuhkan buat di rumah."

"Dan kalau kamu lupa, aku nggak tinggal di apartemen itu sendirian. Jadi, gimana kamu mengurus dirimu selama ini, hah?"

"Bunda yang ngurus semua keperluanku. Mungkin lebih bagus aku telepon bunda aja daripada kamu kebingungan."

"Jangan! Jangan coba-coba telepon bunda." Wanita itu nyaris berteriak dan membuat Zavier sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga. "Kita udah cukup merepotkan bunda satu minggu sekali buat mengirimkan setumpuk makanan ke apartemen."

"Dan bunda nggak keberatan melakukan itu."

"Jangan buat aku nggak punya muka di depan bunda lagi."

"Oh, kamu masih punya malu? Hebat!"

"Tidak usah mengejekku."

"Zeline, aku lagi sibuk dan nggak bisa dengerin semua keluhan kamu lebih lama lagi. Kamu bisa beli apapun yang kamu mau dan bisa memilihkan apapun buatku. Aku nggak punya alergi tertentu dan nggak terlalu picky. Aku rasa kamu bisa coba ingat-ingat apa aja yang ada di kamar kita atau di kamar mandi sebagai contoh."

Sejenak diam di seberang.

"Nggak bisa kamu aja yang ke sini?"

Mendengar suara yang hampir putus asa itu, yang begitu lirih seolah sedang meneriakkan permintaan tolong, nyaris memohon, membuat Zavier tidak lagi memiliki pilihan selain mengalah. Apakah sebelum ini dia semudah itu ditaklukkan?

"Tunggu di sana. Lima belas menit lagi aku sampai."

Dia memutuskan sambungan, berbalik menghadap lima belas orang anggota rapat yang sedang menunggu arahan terakhir darinya sebelum akhir bulan untuk membicarakan proyek besar mereka yang akan dimulai di minggu pertama bulan depan. Dia melangkah meninggalkan pinggir jendela untuk menghampiri kursinya.

"Maaf, saya rasa rapatnya sampai di sini dulu. Ada masalah di rumah, jadi saya harus segera pulang. Saya yakin kalian sudah memahami rencana kita dan bisa mewujudkannya dengan sempurna. Seperti biasa. Jadi... sampai jumpa di hari Senin di lokasi proyek. Semoga akhir minggu kalian menyenangkan."

Semua orang menatapnya, tidak tampak senang seperti yang seharusnya ketika mereka diberi izin pulang lebih cepat daripada biasa. Mereka malah terlihat.. kebingungan.

Saat itulah sesuatu menghantamnya tiba-tiba, membuatnya tersadar akan apa yang terjadi. Orang-orang ini telah bersamanya selama beberapa tahun terakhir. Dia mungkin tidak terlalu dekat dengan mereka, tapi cukup dekat hingga mereka menghafal kebiasaannya. Bahkan, sebelum menduduki posisinya yang sekarang, tidak ada satu hari pun yang dilewatkannya dengan pulang kurang dari pukul 8 malam, paling cepat. Dan dia sudah melakukannya tiga minggu terakhir. Dan malam ini, dia mengucapkan satu kata yang nyaris tidak pernah keluar dari mulutnya.

Peeking Past FoliageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang