7. A Very Small Wave

122 15 2
                                    

June 28, 2021

Suara alarm membangunkan Zeline dari tidur nyenyaknya. Hari masih terlihat gelap saat ia terbangun. Bagaimana tidak gelap, ini masih jam empat pagi.

Udara masih terlalu dingin dan selimut adalah tempat ternyaman untuk dihuni bagi orang-orang yang baru saja bangun tidur. Tapi tidak untuk Zeline, dia tidak bisa terus bergelung di dalam selimutnya. Lagi pula, tidurnya tidak lagi produktif semenjak berita perjodohannya menyebar. Atasannya yang tidak lain adalah calon suaminya itu tiba-tiba mengumumkan secara tidak langsung melalui akun sosial medianya. Sungguh menyebalkan!

Hari ini Zeline harus siap-siap diinterogasi oleh teman satu divisinya. Bahkan lebih parah, semua karyawan di The Shivvinest akan memborbardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan. Zeline berharap pria yang menyebabkan kerusuhan ini juga ikut bertanggung jawab atas semua kesialan yang akan terjadi padanya hari ini.

Zeline segera duduk, mengumpulkan nyawanya yang belum penuh. Setelah itu, ia bergegas ke kamar mandi.

Setelah menyelesaikan mandinya. Zeline segera ke dapur untuk membuat sarapan. Pagi ini, dia akan membuat scrambled egg saja. Cukup sederhana, tapi sudah beberapa hari ini ia memakan roti panggang, ia ingin menu sarapan baru namun tetap sederhana.

Instagram Post

Zelineatha_c

❤️ Liked by nalendraakhtar_ and 534,768 others

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️ Liked by nalendraakhtar_ and 534,768 others

zelineatha_c Homemade Fluffy creamy scrambled egg 🍳 cooked with Norwegian salmon for my breakfast today:):)

💬 Views all 15,760 comments

nalendraakhtar_ wah saya nggak nyangka, ternyata calon istri saya jago masak:)

Satu komentar berhasil menarik perhatiannya pagi ini. Dan wanita itu segera menghembuskan napas panjangnya.
—&—

Zeline menutup aplikasi kotak bernama Instagram itu. Adiknya bilang, ayahnya akan menelponnya sebentar lagi.

Zeyn, ayah Zeline, baru menelpon saat ia menyelesaikan sarapannya. Jam dinding di ruang tengah rumahnya yang minimalis sudah menunjukkan jam enam pagi.

"Kamu udah mau berangkat, kak?"

"Iya, yah, aku baru selesai sarapan." Sahut Zeline.

Yang rajin menelponnya memang ayahnya. Sekaligus memarahinya jika ia tidak disiplin terhadap sesuatu, misalkan jadwal makannya.

Peeking Past FoliageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang