33 - Mulai

289 50 3
                                    

Kini mereka semua sudah sampai di tempat yang akan dijadikan tempat lomba.

" Alhamdulillah sudah sampai , rasanya gimana? " ujar pelatih yang membuat semua peserta ajakan nya menjadi dag dig dug.

Hening.

" Kenapa gada yang jawab nih? Deg degan ya? " ujar pelatih di sertai ketawa.
" Gimana Aurel? Abhizar? " ujar pelatih meledek.
" S-saya? Biasa aja pak " jawab Aurel gugup.
" Loh ahahah pak kenapa yang di tanya Aurel sama Abhizar aja? " ujar Gibran dengan iringan ketawa.

Plakkk

Tamparan melayang dari Abhizar buat Gibran. Semua terkejut tapi Gibran malah di ketawain oleh pelatih dan yang lain nya.

" Sakit Zar , mikir napa " ujar Gibran sambil memegang pipinya.

Sedangkan Abhizar hanya memasang wajah dingin.

" Zar jangan gitu ah kasian " ujar Aurel.

Semua yang mendengar ucapan tersebut bersiul sahut sahutan " ciee ilahhh udah pdkt nih "

Abhizar memutar bola mata nya malas. Ia meraih tangan Aurel menarik untuk berjalan duluan.

Bodoh emang Abhizar lagi suasana ricuh malah tambah buat suasana ricuh.

" EH APAAN ITU TADI GA LIAT BENERAN "
" UWUPHOBIA GUA LIATNYA "
" WAH WAH GA BERES NIH "
" ASAL PEGANG AJA ABHIZAR "
" GA LUCU BANGET "

Begitulah ucapan temen temen nya yang melihat aksi tersebut. Pelatih hanya bisa menggelengkan kepala dan tertawa.

" Aw sakit dodol " ujar Aurel.

Abhizar menatap Aurel " Maaf "

" Maaf maaf sakit nih buat apa sih pake segala tarik gua " ujar Aurel kesel.

" Aurel yang cantik kalo lu tetep disitu pembicaraan nya malah tambah jauh " ujar Abhizar.

Aurel terbang dengan perkataan " cantik " ingin rasanya Aurel jatoh dari apart lantai atas sampe bawah.

Tiba tiba yang lain nya sampai " wah parah lu Zar kalau mau kiss ajak kita dong , jangan asal narik tangan Aurel "

Aurel dan Abhizar sama sama melotot kaget dengan perkataan ngawur dari temen temen nya itu.

" Udah udah duduk , nunggu nomor kalian di panggil " ucapan pelatih dengan memberi sebuah nomor.

Aurel dan Abhizar duduk bersampingan , ia sama sama fokus dengan pertandingan yang mereka lihat. Aurel bener bener sumpah serapah kalau dia menang ia akan guling guling di tengah jalan.

" Gausah panik x tegang banget " ujar Abhizar.
" Apa banget sih lu diem aja deh " ujar Aurel.

Nomor Abhizar di panggil , entah kenapa Aurel dag dig dug takut kenapa kenapa dengan cowo tersebut.

" Gua duluan ya " ujar Abhizar senyum.

Aurel ga berkata apa apa jujur dia khawatir. Pelatih dari Abhizar menepuk pundak Abhizar seraya memberi semangat.

Handphone Aurel berbunyi panggilan telpon dari Rehan selaku Ketua Osis pertama nya itu.

Aurel keluar sebentar , agar tidak mengganggu yang lain. Ia angkat telpon dari Rehan.

" hm? " ujar Aurel
" kemana aja sih lu? Ketua osis kan? Pentingin urusan pribadi apa osis? Percuma lu jadi ketua tapi di tinggal terus. Ga inget lu kalau ada event? Event dikit lagi tapi lu kabur entah kemana , mikir ga lu? Kalau gua cape? Mikir ga lu? Kalau kita nih disini udah pusing " ujar Rehan.

Jujur Aurel nyesek bukan main. Kalau Aurel boleh ngeluh dia juga udah ngeluh dari awal. Apa mereka ga sadar semua event yang dilakukan hasil dari pikiran jernih. Aurel rasanya ingin nangis tapi sekarang bukan waktu yang tepat.

" Rehann " ujar Aurel dengan nada lemah.
" Apa!!! Belum cukup lu pergi nya? " ujar Rehan.
" Nanti lu juga tau ko , emang lu gatau? Kalau gua lomba perwakilan Indonesia di Singapura? " ujar Aurel.

Aurel menghela napas nya " Semoga lu sadar yaa , kalo gua boleh ngeluh juga gua bakalan ngeluh han see you "

Aurel mematikan handphone nya sepihak. Tanpa ia sadari air mata netes dari mata lentik nya.

" Aurel tisu " ujar seseorang

Saat Aurel menengok dan ternyata itu Abhizar. Aurel kaget setengah mati , ia berpikir apa Abhizar mendengar nya dari tadi? Kapan ia datang?

" M-makasih " ujar Aurel mengusap air matanya.

Ingin rasanya Aurel melanjutkan nangis nya sampai lega.

Dipikiran Abhizar ia ingin sekali memeluk perempuan di depan nya ini. Ingin jadi rumah kedua nya untuk Aurel.

" Rel lu habis ini giliran lu tanding " ujar Abhizar tidak enak hati. Karena jujur saja di hati Aurel yang sedang tidak baik tapi ia harus tanding.

" Iya zar , gimana tadi? Lolos? " ujar Aurel pelan.

" Alhamdulillah lolos Rel , semangat ya jangan putus asa ada gua disini " ujar Abhizar tersenyum.

Lagi dan lagi Aurel Aurel terbang , ingin rasanya Aurel memiliki Abhizar seutuhnya.

Kini Aurel masuk ke dalam gedung , ia sudah berdiri bersial untuk tanding berlawan.

Abhizar hanya bisa melihat sambil duduk dari kejauhan , sumpah serapah agar Aurel menang terus terulang di hatinya Abhizar.

Tanding demi tanding , pukul demi pukulan mampu di kalahkan oleh Aurel. Ia lolos untuk ke babak selanjutnya.

Menurut Aurel tendangan yang ia berikan , pukulan yang ia berikan , menaruh semua kekesalan yang sudah terpendam di Aurel.

Aurel berjalan menuju pelatihnya , ia mengusap bibir pinggirnya yang berdarah. Ia mengambil air putih sebotol dan habis dalam sekejap.

Abhizar yang melihat itu , berasa melihat bidadari. Entah kenapa damage Aurel nambah saat lomba bela diri.

" Semangat ayo Aurel lulus ke babak selanjutnya nih , baru Abhizar sama kamu yang lulus " ujar pelatih dengan semangat.

Aurel hanya mengangguk dan ia kembali ke tempat duduk nya itu.

Pikiran Aurel terus terbayang dengan perkataan perkataan Rehan yang buat Aurel down.

Banyak tekanan yang Aurel rasakan , banyak omongan orang yang membuat Aurel down. Aurel ga pernah ngeluh dengan itu semua , ia terima dengan baik.

Walaupun hati nya tidak kuat , ia juga butuh istirahat , ia juga butuh hiburan.

" Rel jangan dipikirin , gua ga sengaja tadi denger telponan lu dengan seseorang. Gua gasuka orang yang gua sayang malah down gini " ujar Abhizar tanpa di sengaja ia baru nyadar tadi ada kata kata sayang

Ia menepuk jidatnya " bodoh banget sih lu Zar " ucap batin Abhizar.

" Hm? Sayang? " ujar Aurel menahan senyumnya.
" Skip " ujar Abhizar malu bukan main , pengen dia menghilang dari bumi.

Aurel tersenyum melihat raut wajah Abhizar " Iya zar iya ahahah , makasihh "

Satu persatu peserta di panggil untuk tanding. Rasa yang Aurel rasakan masih sama yaitu...

Dag dig dug.

Walaupun emang nyatanya Aurel lolos ke babak selanjutnya , tapi belum sepenuhnya ia akan menang sampai babak akhir.

Dream's Sky ( End , Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang