45 - Food

234 40 6
                                    

Matahari nampak tertutup oleh hujan dan petir. Aurel membangunkan dirinya.

Kepala Aurel masih terasa pusing tapi ia tidak mau kalau sampai ujian susulan.

Memaksakan diri untuk terlihat sehat " Pagi , Aurel berangkat ya "

Aurel kini sudah membawa mobilnya kembali. Ia mengendarakan mobilnya dengan kecepatan santai.

Ia tidak tau hari ini sanggup untuk mengikuti ujian atau tidak. Bibirnya terlihat pucat , badannya terasa lemas.

Saat sudah sampai di sekolah , ia langsung duduk dan menaruh kepalanya di atas meja.

Beda dengan seperti biasanya , biasanya Aurel membaca buku kini ia duduk dengan lemas.

Abhizar berjalan ke tempat duduk Aurel dan duduk samping Aurel.

" Zanna ganti dulu ya , lu di tempat gua " bisik Abhizar.

Zanna mengangguk paham. Ia kini duduk di tempat Abhizar. Sedangkan Abhizar duduk di tempat Zanna.

" Pagi Anak-anak " sapaan dari pengawas yang mulai memasuki kelas.

Aurel tidak menjawab , saat ia menoleh ke arah samping " Ko lu? Zanna berubah jadi cewe? "

Abhizar terkekeh " Asal ngomong "

Aurel menengok ke belakang " Ko lu pindah Na? Balik lagi kesini "

Zanna melirik Abhizar " Kemauan calon suami lu Rel , gua gabisa tolak "

Lemparan penghapus ke arah mukanya Zanna berhasil " Ngaco lu "

" Ada apa Aurel dan Zanna "

Aurel gugup " Owh itu bu eee anu , Zanna tadi mi jem penghapus , ah iya itu "

Untung pengawas tersebut mudah percaya. Ulangan dimulai sudah dimulai.

Abhizar fokus dengan laptopnya begitu pula dengan Aurel. Tangan Aurel memijit dahi nya dengan pelan , berharap pusingnya akan hilang.

Abhizar yang dari tadi menyadari Aurel terlihat beda , ia membuka suara " Kalau sakit ke UKS Aurellll "

Aurel menengok " Hah? Engga ko , gua sehat Abhizar "

Ulangan telah selesai , Aurel duduk di depan kelas dan hanya membuka buku tanpa dibaca.

Tiba-tiba tangan seorang cowo memegang sebuah roti tepat di depan Aurel " Makan "

Aurel melirik ke atas " Eh gausah Zar , buat lu aja gua gapapa "

" Makan apa gua cium? " ujar Abhizar.

Aurel membulatkan matanya " Astaghfirullah iyaiya makasii btw "

Aurel langsung makan roti tersebut dengan cepat tidak sampai 2 menit , roti tersebut habis.

" Kan bener dugaan gua Aurel ga baik-baik aja " ucapan batinnya Abhizar.

Kring kring kring

Mulai memasuki ulangan mapel kedua , pusing yang Aurel rasakan sudah mulai menghilang.

Perlahan ia mengerjakan ulangan dan akhirnya selesai.

Ia pulang dengan memegang sebuah kunci mobil.

Abhizar berjalan sejajar dengan Aurel " Gua anter , lu lagi sakit "

Aurel menengok " Gausah "

Abhizar menatap Aurel tajam " Kalau gua bilang iya berarti iya , lu mau nanti nyawa lu diambil? "

Aurel memunculkan wajah takut " Ga lah "

Abhizar terkekeh , saat sampai di depan pintu mobil Aurel " Mana kuncinya? Gua yang kendarain "

Dream's Sky ( End , Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang