39 - Tertinggal

266 44 0
                                    

Aurel terbangun dari tidurnya. Merasa sudah puas dengan tidur nya , kini ia ke kamar mandi.

Sudah siap dengan penampilan simple nya " Ma , aku main ya kerumah Maura "

Nyokap nya Aurel menengok " Ga cape? Tadi siang baru pulang loh , masa sore pergi lagi? "

Aurel tersenyum " Mau refresh "

Tidak ada yang ngajak ngobrol , tiba tiba Abangnya menyambar " Belajar jangan lupa Rel udah mau kuliah loh "

Aurel tersenyum " Iya "

Dalam hatinya Aurel berkata berbeda " Ngerti cape ga sih? Cape selalu di tekan , ga liat apa gua baru lomba " ucap batinnya.

Aurel mengambil kunci mobil dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Saat berhenti karena lampu merah , ia menengok ke kanan dan kiri.

Ia menyipitkan matanya , berusaha membenarkan penglihatannya. Ternyata di sebalah Aurel terdapat cowo yang ia kenal , memakai motor sport.

Aurel membuka jendela mobil " Abhizarr "

Abhizar menengok " Eh haii Rel "

Mereka berdua sama sama tersenyum , banyak pasang mata yang melihat Aurel dan Abhizar.

Bayangkan saja ngobrol berbeda kendaraan di saat lampu merah.

Abhizar membuka suara " Mau kemana? "

Aurel menengok ke arah Abhizar " Mau main "

Abhizar mengangguk paham , tanpa di sadari lampu merah kini berganti hijau.

Tin tin tin

Aurel dan Abhizar sama sama melajukan kendaraan nya , entah kemana Abhizar mungkin ia juga pergi bermain.

Aurel sudah sampai di rumah besarnya Maura , gerbang terbuka dan ia menaruh mobil di parkiran.

Sudah ada Maura dan Zanna yang menunggu " Ah lama lu Rel "

Aurel berjalan mendekati kedua sahabatnya " Sorry macet "

Kini mereka bertiga berjalan langsung ke kamar Maura. Kebetulan Maura anak yang sering di tinggal oleh orang tua nya.

Nyokap nya Maura seorang Sekretaris di Kantor besar. Sedangkan Bokap nya seorang TNI Angkatan Darat.

Tidak heran kalau rumah nya terdiri dari 3 asisten cewe , dan 2 satpam.

Asisten tersebut mempunyai tugas masing-masing. Dari khusus Pakaian , lingkungan rumah dalam , dan terakhir lingkungan rumah luar.

Punya satpam 2 untuk lebih ketat menjaga kawasan rumah , biasanya satpam tersebut digunakan untuk menjadi supir antar jemput Maura.

Menaiki tangga dan sampai di depan pintu kamar Maura , pintu yang berwarna gold menambah kesan seperti Istana.

" Ayo masuk " ujar Maura membuka pintu.

Dalam kamar yang sangat luas , bisa di pakai untuk hajatan mungkin.

" Gilaa sih abis di renovasi tambah cakep " ujar Zanna kagum.

Meski Maura anak orang kaya , ia tidak pernah memilih teman. Anaknya yang terbilang ramah , ia juga tidak pelit dalam urusan apapun.

Kini mereka memilih duduk di kasur Maura , dari pada harus duduk di sofa atau di karpet empuk. Itung-itung sekalian dapet bonus tiduran.

" Eh gimana lo Rel? Gila sihhh keren banget loh , dapet cogan ga? Ahahaha " ledekan dari Zanna disetujui oleh Maura.

Aurel memberi foto dirinya dengan Abhizar , serta bunga yang Abhizar kasih.

Mata Maura dan Zanna kini sangat kaget " Gabisa dibiarin bener-bener loh Rel "

Aurel terkekeh " Dia suka sama gua kayanya "

" Pede banget , tapi bisa jadi ga sih secara keseluruhan aja dia beliin itu semua bahkan.... " ujar Maura.

" Apa? " ujar Aurel.

" Bahkan dia ajaa kasih perhatian ke lu kan? " ujar Maura.

Aurel mengangguk , kini ia melihat ke arah Zanna " Oiya gimana lu sama Rehan? "

Zanna terkaget " Owhh itu eeee "

Maura dan Aurel kini menatap heran , menunggu lanjutan dari Zanna.

" Baik ko , cuma kan kita kaya biasa ajaa layaknya teman " ujar Zanna.

Aurel ingat dengan sesuatu yang membuatnya down , bagaimana pun saat ia masuk sekolah tujuan pertama adalah akan masuk ke ruang Osis dan rapat.

" Kalau lu Maura? " ujar Aurel.

Maura menatap Aurel " Apa? Gua kan ga punya pacar dodol "

Aurel dan Zanna kini tertawa terbahak-bahak. Sampai saatnya " Eh kalian berdua lulus langsung ke Luar Negeri? "

Zanna dan Maura menatap satu sama lain. Entah harus siapa yang lebih dulu menjawab.

" Gua ternyata ke Australia saat kenaikan kelas " ujar Maura sedih.

Aurel membulatkan matanya " K-kok? "

Maura tersenyum " Huum , gua ke Australia saat selesai ulangan kenaikan kelas. Karena gua disana harus lancarin bahasa , butuh waktu adaptasi "

Aurel merasakan sedih karena sekitar 2 minggu lagi mereka akan mengadakan ulangan kenaikan kelas.

" Berarti sedikit lagi dong? " ujar Zanna.

Maura mengangguk " Iyaa selesai ulangan , palingan kita nunggu rapot sekitar 2 minggu atau 3 minggu kan. Tapi ortu gua nanti minta di duluin , jadi yaa kita kurang dari sebulan lagi bakalan misah negara "

Aurel masih merasa mimpi , walaupun masih ada Zanna. Tapi rasa kurang 1 sahabat itu luar biasa dibanding kehilangan pacar.

" Oiya kalau gua malah ke Kanada , saat baru masuk semester 2 kelas 12 " ujar Zanna.

Aurel menunduk " Ga terasa yaa , kita udah mau fokus ke jalan masing-masing. Padahal rasanya baru kemarin kita kenalan di lapangan "

Aurel mengingat semua moment saat pertama kali bertemu dengan kedua sahabatnya. Yang dimana Aurel masih terlihat pendiam. Dimana yang awal ketemu setiap ngobrol masih pakai aku kamu , belum kenal cinta , masih terlihat alay dengan update story.

Sekarang telah berubah. Dimana mereka sudah fokus ke kuliah nya , ke impian nya , sedangkan Aurel merasa belum punya pendirian yang kokoh untuk memilih kuliah.

" Berarti nanti gua sendiri ya di Indonesia " ujar Aurel yang sedang menahan tangisan.

Maura dan Zanna mengangguk " Tapi tenang aja bisa komunikasi "

Walaupun bisa komunikasi , rasanya belum terbalaskan kalau tidak bertemu secara langsung.

Kini Aurel dan kedua sahabatnya tersebut , masuk kepikiran masing-masing. Membayangkan nasib ke depannya.

Suasana begitu hening di kamar Maura. Aurel masih merasa mimpi , kedua sahabatnya Akan beneran untuk meraih masa depan di Negara Lain.

Dream's Sky ( End , Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang