(12) Sifat

14 7 24
                                    

.
.
.
Terkadang aku membenci hidup ku sendiri
.
.

Happy Reading....

Sekarang kila sudah sampai dirumah, setalah lelah bermain-main bersama sahabat nya yang berujung Rey mentraktir dia dan Zanna karena kalah hampir disemua permainan yang mereka mainkan.

Sekarang hari sudah mulai gelap, mungkin sudah pukul enam sore.

Kila berjalan memasuki rumah nya.

Bisa dia lihat tadi ada motor lain terparkir di garasi rumahnya jadi kemungkinan ada tamu.

Saat pertama kila membuka pintu,bisa dia dengar suara tawa orang-orang yang berada diruang tamu.

Tapi kila tak mempedulikan itu, dia tetap berjalan masuk. Tepat saat dia sampai diruang tamu keadaan tiba-tiba sunyi.

Seperti dia adalah sebuah hal yang mengejutkan bagi mereka yang disana.

Kila tetap berjalan kearah dapur untuk mengambil minum tapi langkah nya terhenti saat ada yang berbicara padanya.

"ka kila dari mana kok baru pulang?" tanya Kayla yang memang ada diruang tamu.

Ya,orang-orang di ruang tamu tadi kedua abang kembarnya ,sehabat mereka dan kayla.

Kila tak menjawab, dia memilih melanjutkan langkahnya kembali untuk mengambil minum.

Kayla membuat sorot mata kecewa sambil menatap kila dan itu berhasil menyulut amarah Elvin.

(apaan dah gitu aja emosi ¬_¬ )

"eh bangsat, kayla nanya sama lu. Bisu lu gak bisa jawab?!!" hardik Elvin.

Kila masih diam dan terus berjalan tapi kali ini dia ke tangga, haus nya hilang karena mereka.

Lebih baik baginya untuk pergi ke kamarnya dari pada meladeni orang-orang seperti mereka.

Baru satu anak tangga di naiki nya,tangan nya tiba-tiba ditarik dengan kasar oleh seseorang.

Wajahnya menujukan rasa sakit karena tekanan yang di terima pada luka nya tapi itu hanya berlangsung beberapa detik sampai wajah itu kembali datar.

Kila berbalik melihat siapa yang menarik tangan nya dan tebakan nya benar bahwa itu adalah Elvin yang memang lebih temperamen dari pada kelvin.

"bisa gak lu gak buat adek gue sedih ha!?"

"sifat lu tu udah cocok banget disebut anak berandal!!" tuding Elvin sambil menunjuk wajah Kila dengan jarinya.

"habis ngejalang kan lo,Jam segini baru pulang!!"

Kila menatap Elvin dingin dan tersenyum miring.

"sifat? Gue rasa kita gak sedeket itu sampe lo tau sifat gue" jawab kila pada akhirnya.

Semua orang yang di sana hanya diam memperhatikan kedua kakak beradik itu.

Sedangkan Elvin masih menatap kila dengan marah.

"mau gue jawab atau enggak itu bukan urusan lo,toh mau gue dari mana pun itu bukan urusan dia" lanjut kila masih dengan nada datar nya.

Di hempaskannya tangan Elvin dan Menaiki tangga,pergi ke kamarnya.

Tapi saat ia menaiki tangga jika diperhatikan kila berjalan sedikit pincang meski tak terlalu terlihat.

Ah mungkin ada satu orang yang melihat itu dan sekarang sedang menatap kila yang menaiki tangga dengan tatap aneh.

♡♡♡♡♡♡♡

Kila sedang duduk di meja belajar kamarnya.pikirannya berkecamuk yang bisa ia lakukan hanya menatap kosong tembok di depannya.

Tapi tak lama berselang,kila berdiri dan bersiap-siap akan pergi lagi.

Sekarang jam menujukan pukul delapan malam dan dia rasa orang-orang tadi masih ada disini.

Tepat setelah dia membuka pintu,dia dikejutkan oleh keberadaan seseorang yang berdiri didepan pintunya.

"ngapain lo?"

Orang didepan kila tak menjawab malah hanya menatap kila dengan pandangan aneh.

Kila yang merasa hanya membuang waktu nya jika berurusan dengan orang ini pun pergi tanpa mempedulikan oranh yang masih menatap nya itu.

"kaki lo kenapa?"

Akhirnya setelah diam cukup lama orang itu pun membuka suaranya membuat kila memberhentikan langkah nya.

Tapi tak lama kila kembali melangkah setelah melirik orang dibelakangnya itu.

Belum dua langkah dia berjalan lagi-lagi tangan nya dicekal.

Kila mencoba melepaskannya tapi bukannya terlepas malah semakin erat.

Mungkin jika ditekan lebih keras lagi tangannya bisa-bisa mengeluarkan darah lagi.

"mau lu apa sih!?"

"kaki lu kenapa?"

"apaan sih,bisa lu lepasin gk sih tangan gue?!"

"gue tanya kaki lu kenapa shakila?!!" ulang orang tadi menaikkan nada suara nya yang mungkin saja terdengar sampai sampai ruang tamu.

"urusannya ama lo apa? Mau kaki gue kenapa-kenapa juga bukan urusan elu.mau gue mati juga kayanya bukan urusan lo ka alviano" ujar kila sinis dan menghempaskan tangan orang tadi atau Alvi dengan keras sampai terlepas.

Kila bisa rasakan tangan nya sedikit nyeri.

"ribut-ribut kenapa ini?" tanya kelvin dari belakang kila , dibelakangnya juga berdiri semua orang yang ada diruang tamu tadi.

"oh gak puas ngejalang diluar masih mau godain Alvi juga lo,murahan banget lo jadi cewek" bukan Elvin yang berujar seperti itu melainkan Abi.

Yah hal seperti ini sudah biasa dia dengar dari mereka. Jadi itu tak berpengaruh apa-apa bagi kila.

Kila hanya melirik mereka sekilas dan memilih pergi melewati mereka semua.

Sebelum langkahnya lagi-lagi dihentikan kali ini oleh kelvin.

"mau kemana kamu?" kelvin memang akan berbicara lebih formal dan dingin kepada kila.

"pergi"

"halah paling juga mau nyari om-om lagi" nah ini baru Elvin dengan segala ke julitannya.

Kila sama sekali tak menggubris nya, dia tetep pergi dari sana meninggal kan kesunyian.

.
.
.
Hai semua...
Semoga suka sama ceritanya ya..

Jangan lupa vote,komen dan sarannya...

Bahagia selalu ya...

See you...

_frr

Your Fake Smile (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang