.
.
Jika dulu aku ingin celat dewasa, maka sekarang kenapa saat dewasa aku malah merasa hampa?
.
.Kila mengendarai motornya dengan ugal-ugalan. Banyak pengendara yang mengumpat dan memarahi nya karena jalanan memang masih ramai tapi tak ada satu pun yang digubris oleh Kila.
Jalanan yang tadi nya ramai perlahan mulai sepi karena dia memang pergi ke daerah yang jarang di lalui oleh orang.
Perlahan motor itu menepi di pinggir jalan, keadaan memamg sunyi tapi tempat itu tak bisa dibilang gelap karena ada beberapa lampu jalan meski tak ada orang sama sekali.
Kila turun dari motornya, melepas helm dan berjalan ke arah taman yang jarang ada orang yang mendatangi.
Duduk di kursi taman dan menatap danau di depan nya.
Menurut dia tempat itu indah dan sejuk karena jauh dari perkotaan tapi kenapa sangat jarang orang datang kesini?
Entah lah dia malas memikirkan itu.
Di air danau yang tenang itu kila bisa melihat dengan jelas pantulan sang rembulan.
Sangat indah dan menenangkan.
Cukup lama kila hanya diam dan menatap danau. Jika ada yang melihat nya mungkin orang akan berpikir dia salah satu teman mba kunti.
Bagaimana tidak,kila berada di tempat yang amat sepi, duduk diam sendiri dibawah sinar lampu jalan.
Pakaian nya yang serba hitam makin membawa kesan mistis.
(wah ternyata benar kata Eric kalau kila emang ada aura mistis,emang cocok kalau jadi saudaranya mba kunti
(っ'▽')っ )Abaikan itu
"Ya Allah sebenarnya salah kila itu apa? Kok mereka selalu jahat sama kila"
Terdengar suara lirih kila di sunyinya malam.
Dia memang memasang tembok yang kokoh didepan semua orang.memasang senyum secerah mungkin, memasang wajah datar supaya tak terkesan lemah didepan mereka.
Dia melakukan semua itu hanya untuk menutup luka-luka yang ada dalam dirinya.
Entah fisik maupun mental.
Jika dia boleh jujur,dia lelah, sangat malah.
Meski ada sahabat yang bersama nya tapi tetap saja, seperti kata orang darah lebih kental dari pada air.
Jika dia mau, bisa saja sekarang dia menenggelamkan dirinya sendiri ke danau di depannya tapi ini belum saatnya, masih ada janji yang harus di jaga.
(dan kalo lu meninggal, ini cerita gimna lanjutinnya coba,udah lama update eh msa pas update lu mati ya aneh)
Menghela napas dengan kasar, kila mendongak menatap langit malam tanpa bintang hanya ada bulan disana, ibarat bulan itu adalah dia yang sendirian di gelap nya malam.
Tempat ini memang sepi dan menakutkan tapi hanya tempat ini yang membuat nya tenang.
Saat kila tengah asik dengan dunia nya sendiri, dia malah melihat bayangan orang yang sedang berjongkok lumayan jauh dari tempat dia duduk sekarang.
Sebenarnya kila itu bukan orang yang mau ikut campur urusan orang lain tapi karena dia sudah terlanjur kepo akhirnya kila berdiri dan berjalan ke arah orang itu.
Saat sudah dekat,bisa di lihat nya bahwa itu seorang laki-laki dari postur tubuhnya.
Ditepuk nya pelan pundak orang itu.
"lagi ngapain?"
Orang iti menoleh dengan pelan.
"AAAAAAA SETANNNNN!!!"
jika kalian mengira teriakan menggelegar itu dari kila maka kalian salah karena teriakan tak manusiawi itu berasal dari orang yang sekarang terduduk ditanah sambil memegangi dada nya.
Kila hanya menatap orang itu bingung.
"gila lo?! Hampir aja ini jantung gue pindah ke kaki!!"
"kalo gue mati gara-gara jantungan gimna!?"
"ya tinggal dikubur aja,lagi pula gue gak ngapa-ngapain lo. Orang lo nya aja lebay gitu aja kaget"
"lo-eh bentar suara nya kaya kenal tapi siapa ya?"
Karena tempat orang itu tadi lumayan jauh dengan lampu jadi wajah kila hanya kelihatan samar.
"emmm oh gue inget!!"
"lo kila kan?! Iyakan? Kan? Kan? " lanjut orang itu tidak sabaran.
"lo siapa?" bukan nya menjawab kila malah mengajukan pertanyaan balik.
"astaga masa lu lupa sama gue, baru tadi pagi kita ketemu"
"hm?"
"Eric astaga murit baru dikelas lo"
"oh"
"oh? Wah parah sih lo, udah lupa mana respon nya gk ikhlas gitu" ucap Eric sewot
"siapa lu perlu banget gue inget"
Jleb
"agak nyelekit ya" ucap Eric dengan senyum miris.
Kila tak memperdulikan itu, dia pergi dari hadapan Eric tanpa sepatah kata pun.
Kerana rasa penasaran nya sudah hilang saat melihat manusia cerewet macam Eric itu.
"eh eh mau kemana lu?"
Eric mengejar kila yang berjalan lebih dulu.
"pergi"
"eh mana bisa gitu, udah bikin gue jantungan main pergi gitu aja"
"lu nya aja yang lebay, mana di gelap-gelap jongkong sendiri. Lagi naro sesajen lo?"
Wah sepertinya kila sudah tertular virus cerewet ala-ala Eric teman-teman.
"enak aja lu kalo ngomong,gue gak berani ama yang begituan"
"lah terus,lu ngapain?"
"nyari kucing item gue"
"nyari apa?"
"kucing item, budek banget sih lo"
"ya lo aneh, nyari kucing kok gelap-gelapan pake senter kek atau apa gitu,mana tu kucing warna item lagi.kaya nya ampe tu ubun-ubun pindah ke dengkul juga gak bakalan ketemu" cibir kila.
Kila sudah berdiri didepan motornya.
Saat dia bersiap akan pergi, Eric malah menahan nya.
"gue ikut ya?"
"gak, lu tadi kesini sendiri kan? "Eric mengangguk.
"nah jadi sana pulang sendiri" setelah nya kila pergi meninggalkan Eric berdiri sendiri di pinggir jalan sepi itu. Tapi tiba-tiba kila berteriak
"ATI-ATI ADA MBA KUNTI LAGI DUDUK DI POHON SEBELAH LO!!"
Setelah teriakan itu tiba-tiba angin bertiup pelan yang malah membuat bulu kuduk Eric berdiri.
Maka dengan secepat kilat dia pergi dari sana dengan berlari secepat mungkin.
Tadi dia kesini menggunakan ojek tapi saat mau memesan pulang malah heanphone nya mati.
Sabar ya Eric hahahaha
.
.
.
Hai semua...
Semoga suka ya sama ceritanya...Jangan lupa vote-komen nya...
Bahagia selalu ya..
Makasih..
See you...
_frr
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Fake Smile (Hiatus)
Teen Fiction"aku tau caranya tersenyum tapi aku lupa caranya bahagia" -Shakila Putri Sanjaya- pengen tau cerita nya? silahkan baca♡♡♡♡ maaf kalau cerita nya gak jelas karena ini cerita pertama aku ~♥~ Semoga suka sama ceritanya ya... Mksh♡ _frr