02. Di Jemput

15.8K 1K 28
                                    

Hallo pren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo pren


______

“Saya tidak bilang kamu melakukan kejahatan, saya ke sini cuman mau jemput calon istri saya. Kamu.” katanya seraya melirik ke arah Cyra saat mengatakan 'kamu.

Tolong siapapun tampar Cyra sekarang, otaknya mendadak mogok untuk berpikir. Bukan hanya Cyra yang syok,  tetapi orang-orang yang berada di sanah pun ikuty terkejut. Bahkan dengan dramatisnya Sanaz menutup mulut sambil melirik ke arah Cyra dan Gitvin bergantian.

“Are you seriusly, Cyra?!” bisik Sanaz tak percaya apa yang dikatakan oleh polisi di depannya ini.

Cyra yang masih nge-bug hanya mengangguk beberapa kali. Memikirkan polisi didepannya, Cyra berani bersumpah ia tak mengenal atau pun pernah bertemu dengan polisi, lalu tiba-tiba datang mengaku bahwa ia calon istrinya. Yang ada di dalam pikiran Cyra sekarang, fiks polisi gadungan!

Saat hendak buka suara, tiba-tiba seorang satpam membelah kerumunan sampai beberapa siswa terdorong. Dan berdiri di depan Gitvin yang langsung hormat secara reflek saat melihat seragam polisi yang dipakainya.

“Eleh-eleh kunaon berkerumun gini atuh kalian teh? Bukanya pulang, Aya naon, ada apa?” tanyanya pada siswa yang berada di sanah lalu kembali bertanya pada Gitvin.

“Punten Pak, ada apa ini teh.” tanyanya dengan logat sunda.

“Ah.. sebelumnya maaf telah menciptakan kerumunan seperti ini. Saya ke sini hanya untuk menjemput dia,” jelasnya dengan akhir kata melirik ke arah Cyra.

“Oalah begitu... Yasudah kalian yang tidak berkepentingan cepat pulang!!” membubarkan para siswa-siswi yang masih berkerumun. Terkecuali Sanaz. Beberapa orang-orang mendesah kecewa karena tidak bisa melihat adegan selanjutnya.

“Kamu ngapain di sini?” tanya satpam itu pada Sanaz.

“Anu... Pak s-aya... anu.” Bingung harus memberikan jawaban apa akhirnya Cyra melanjutkan. “Dia temen saya Pak.”

Satpam berkumis itu hanya ber-oh ria lalu pamit pada Gitvin sebelum kembali pergi. Para siswa yang bebal, alias masih kepo diam-diam memperhatikan dari kejauhan.

“Kamu tidak mau pulang?” tanya Gitvin menatap Cyra.

Boleh tidak Cyra menjerit sekarang, rasanya ia mau pingsan melihat polisi setampan ini. Oke ini berlebihan Cyra. Sadar. Berdehem pelan sebelum berucap.

“Mau kok Pak, yuk Naz.” jawab Cyra seraya menarik tangan Sanaz. Tapi Sanaz yang terlanjur mabok visual Gitvin malah diam, sehingga Cyra sulit menarik tubuh Sanaz agar beranjak dari sanah.

“Saya dari tadi nungguin kamu pulang, bukan buat nerima penolakan.” tekan Gitvin berusaha selembut mungkin, tapi pada kenyataannya itu terdengar seram dan seperti ancaman bagi telinga Cyra.

That PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang