Annyeong pren. Komen banyak' ya wk.
•
Dalam perjalanan menuju cafe Kanza Cyra dan Gitvin sama-sama bungkam. Lebih tepatnya mereka berdua bingung harus mulai pembicaraan dari mana, sesekali Gitvin yang tengah fokus menyetir melirik ke arah Cyra dan kedua kalinya mereka sama-sama melirik satu sama lain, namun dengan cepat kembali menatap ke arah depan.
Tak ada musik, hanya ada suara mesin kendaraan di antara heningnya mereka. Namun pada kenyataanya Cyra tengah mati-matian menahan mual dan pusing, bahkan wajahnya sudah pucat.
“Pak... Masih jauh?” tanya Cyra akhirnya buka suara, padahal ia sudah berusaha untuk sebiasa mungkin, namun sialnya rasa mual itu makin menjadi-jadi.
“Mas– loh kamu kenapa?” Gitvin bertanya dengan wajah sedikit panik melihat wajah pucat Cyra. Alhasil ia menepikan mobilnya untuk mengecek keadaan Cyra.
“Kamu sakit?” tanya Gitvin sedikit bingung, lantaran tadi Cyra nampak sehat bugar.
Cyra menggeleng pelan. Malu banget Cyra, jangan muntah jangan muntah. Batinnya. Berusaha menetralkan deru nafasnya. “Saya gapapa.” Jawab Cyra.
“Tapi muka kamu–?”
“Stop Pak, jangan ngomong lagi. Saya mau muntah!!!” Tiba-tiba Cyra membuka pintu mobil dengan brutal sedangkan satu tangannya lagi menutup mulut. Gitvin yang panik langsung menyusul keluar.
Lega. Itulah yang Cyra rasakan setelah memuntahkan semuanya. Dengan rakus gadis itu menghirup udara segar. Untung saja Gitvin tepat menepi di sisi jalan yang tidak terlalu ramai, jadi Cyra tak terlalu malu.
“Cyra.” panggil Gitvin panik dan langsung berdiri di samping Cyra.
“Kamu gapapa?” pertanyaan bodoh. Gapapa bagaimana, jika wajah Cyra sudah semengenaskan itu, bahkan matanya merah dan berair.
Tidak ada jawaban, yang Cyra rasakan sekarang adalah, malu bercampur aduk dengan rasa mualnya yang masih terasa. Rasanya Cyra ingin berlari sejauh mungkin sekarang. Namun itu mustahil karena kepalanya terasa pusing, dan juga perutnya terasa kosong setelah muntah tadi.
Dengan gemas Cyra berbalik badan, kepalanya sedikit menunduk, sampai Gitvin sedikit sulit untuk melihat wajahnya. “Sayamabok.” Ucap Cyra secepat kilat.
“Pftttt.” Kepala Cyra langsung mendongak menatap Gitvin yang menahan tawa. Wajahnya sudah merah sekarang karena malu, sudah Cyra duga pasti akan ditertawakan. Melihat wajah Cyra yang memerah seperti menahan tangis, Gitvin langsung mengubah ekspresi wajahnya.
“Kok ketawa?!” kata Cyra galak. Dengan mata sedikit melotot.
“Maaf-maaf. Habisnya kamu lucu sih, mabuk pewangi jeruk ya?” Gitvin menahan senyum ketika Cyra mengangguk kecil. Uhh gemash.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Police
Fiksi RemajaCover by: nsfyyyy Cyra rasanya ingin tertawa keras ketika orang tuanya mengatakan hendak menjodohkan dirinya dengan seorang polisi muda. Bukanya ingin menolak, karena Cyra termasuk golongan gadis 'pecinta cowok ganteng apalagi dibonusi berseragam se...