34. Viral

5.5K 422 65
                                    

Mulut Cyra tak henti-hentinya ngedumel sambil menatap ke arah layar ponsel, ia benci mengakui ini, tapi Cyra tengah mengharapkan Gitvin menghubunginya.

Pasalnya sejak kemarin saat terakhir kali Gitvin menelfonya lelaki itu belum menghubungi Cyra lagi atau sekedar mengirimkan pesan padanya.

"Katanya mau di maafin!"

"Telfon jangan, ya... Jangan deh! Nanti kepedean lagi."

Cyra frustasi karena pikirannya dipenuhi oleh Gitvin karena sejak semalam tidak menghubungi Cyra sama sekali, atau pada mamihnya. yang katanya lelaki itu akan menjemput Cyra hari ini.

Drttt drttt

Tubuhnya reflek langsung duduk ketika menerima satu panggilan masuk dari Gitvin yang ditunggu-tunggu. Cyra tidak langsung mengangkat telfonnya, gadis itu memilih untuk mendiamkan beberapa saat seraya berpikir untuk menjawabnya atau tidak.

Sebelum menekan tombol hijau Cyra sempat berdehem. Gadis itu memilih untuk tidak buka suara sampai suara Gitvin terdengar.

"Cyra?" Panggilannya, sebelum Cyra menjawab Gitvin kembali berbicara. "Kamu mau pulang kapan?"

"Kenapa?" Cyra bertanya balik.

"Saya ada pekerjaan, mungkin akan sedikit sibuk."

Jadi ini alasan Gitvin yang baru sempat menghubunginya karena sibuk. Sabar, Cyra suami lo lagi cari duit jangan kesel, pikir Cyra dan menangkis pikiran negatifnya berusaha untuk mengerti.

"Cyra masih mau nginep dirumah mamih." Bukan itu yang ingin dikatakannya, tapi Cyra ingin bertanya pekerjaan apa yang sedang dikerjakan oleh lelaki itu.

"Tapi bukan keluar kota lagi 'kan?" tanya Cyra, takut jika harus ditinggalkan seperti yang lalu oleh Gitvin.

"Bukan. Nanti malam saya mampir ke sana."

"Saya tutup telfonnya, ya," ujar lelaki itu sebelum memutus panggilan, padahal Cyra hendak berbicara.

Gadis itu diam beberapa detik ketik telfon dengan Gitvin sudah terputus wajahnya murung dengan bibir melengkung kebawah.
Cyra tidur terlentang dengan tidak santai menutupi wajahnya menggunakan bantal.

"ARGHHH! Kesel banget." Saking kesalnya Cyra rasa ingin menangis. Serba salah yang ia lakukan, niatannya ingin membuat Gitvin membujukknya tetapi Cyra malah dibuat frustasi dengan tindakannya sendiri karena jual mahal pada suaminya sendiri.

Masalahnya pun dengan Gitvin belum tuntas karena Gitvin belum meminta maaf dengan benar atau memang tidak ada niatan untuk itu.

Gadis itu menghentak-hentakan kakinya di atas kasurnya, karena sekarang ingin bertemu dengan Gitvin. Lebih baik tadi Cyra pergi ke sekolah dari pada terus berdiam diri di dalam kamar dengan pikiran yang terus memikirkan Gitvin.

Hingga beberapa menit rasa kesalnya sedikit mereda dan rasa kantuk mulai menghampiri baru saja memejamkan mata, Cyra dibuat terkejut ketika pintu kamarnya dibuka disusul dengan suara mamih-Nya.

"Ra, suami kamu Ra!" heboh mamihnya yang baru saja datang membuat dahi gadis itu berkerut tidak mengerti.

"SUAMI KAMU MASUK TV!"

Pernyataan dari mamih-Nya membuat gadis itu sedikit bingung dan juga terkejut saat tiba-tiba tangannya ditarik oleh mamih-Nya yang lupa jika kakinya masih sedikit sakit hingga tertatih-tatih.

"Pelan-pelan dong," gerutu Cyra.

"Nanti keburu selsai."

Saat sudah sampai di depan tv dengan volume sangat besar yang sudah pasti perbuatan mamihnya. Cyra memperhatikan tv yang benar saja menampilkan suaminya yang tengah diwawancara, Ia tidak terlalu terkejut karena sering kali melihat polisi lain juga diwawancarai seperti Gitvin.

That PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang