36. Duo Bucin

5.5K 399 5
                                    

“Pak Git, mending tidur duluan aja sanah.”

Besok senin hari pertama Cyra ujian untuk kelulusan sekolah dan malam sekarang ia berniat untuk belajar mempelajari materi sebelum-sebelumnya agar nantinya dia tidak terlalu gugup dan takut jika berhadapan dengan soal ujian.

Tetapi Cyra tidak bisa fokus lantaran Gitvin duduk tepat di sampingnya, lelaki itu tengah bertopang dagu sambil memperhatikan Cyra dari samping.

“Saya gabakalan ganggu kamu kok, dari tadi juga diem,” sahut Gitvin.

“Ya, saya jadi gak bisa fokus karena diliatin terus!” balas Cyra melirik sebal ke arah suaminya.

“Di kamar ini ngga ada yang menarik selain kamu buat diperhatiin.” kata Gitvin melirik sekitar kamarnya seraya mengangkat bahu.

Cyra memutar bola matanya jengah, gadis itu bangkit dari duduknya dan menarik Gitvin seperti anak kucing, lalu menyuruh lelaki itu duduk di atas kasur.

“Diem di sini.” Titah Cyra sedikit menekan bahu suaminya agar tetap duduk.

“Cyra mau belajar, Pak Git tidur duluan aja. Ngga usah nungguin saya,” kata Cyra.

Gadis itu mendorong bahu Gitvin agar terlentang di atas kasur, lalu menarik selimut untuk suaminya hingga sebatas dada lelaki itu. Tapi bukan Gitvin namanya jika tidak menjaili Cyra.

Gitvin menarik tangan Cyra sampai terjatuh ke atas tubuhnya dengan satu tangan yang melingkar di pinggang ramping milik Cyra. Gadis itu sampai menahan nafas karena terkejut, jantungnya sudah berdegup kencang karena terkejut kini ditambah lagi wajah keduanya sangat dekat.

Tiba-tiba saja Gitvin mengecup bibir Cyra sekilas seraya tersenyum miring melihat ekspresi gadis itu yang menggemaskan.

Cyra ingin menjauh, tapi seluruh badannya terlalu kaku untuk digerakkan karena posisi mereka yang membuat Cyra canggung untuk bergerak ditambah lagi tangan nakal Gitvin yang melingkar di pinggangnya.

“Lucu banget sih!?” gerutu Gitvin melihat wajah Cyra.

Bisa-bisa ia khilaf jika berada diposisi seperti ini terus-menerus. Demi kebaikan bersama Gitvin menjauhkan tangannya dari pinggang gadis itu.

Dirasa memiliki ruang untuk bangun, Cyra buru-buru bangkit menjauh, namun sebelum itu Cyra sempat memukul dada suaminya yang mampu membuat lelaki itu meringis.

Cyra memilih untuk melanjutkan belajar dengan membelakangi Gitvin yang tertawa puas melihat wajah istrinya yang kesal. Lelaki itu memilih untuk menunggu Cyra dibandingkan tidur duluan.

Setelah beberapa jam berlalu hingga menunjukkan pukul 11 malam Cyra belum selesai berkutat dengan buku-bukunya. Gitvin pun belum tertidur, lelaki itu menghampiri Cyra.

Lelaki itu duduk di samping Cyra yang membuat gadis itu menoleh dan sedikit terkejut. Terlihat dari mata gadis itu yang sudah mengantuk.

“Tidur ayo,” ajak Gitvin karena tak tega.

Gadis itu menggeleng. “Pak Git, duluan aja, sebentar lagi masih ada yang belum Cyra ngerti.”

Gitvin melihat soal-soal yang ada dibuku yang tengah gadis itu kerjakan. Beruntung Cyra mempunyai suami yang pintar bisa membantunya menjelaskan soal-soal yang belum ia mengerti sendari tadi.

“Kok gampang,” celetuk Cyra tersenyum, akhirnya ia bisa bernafas lega sekarang. Gadis itu menyandarkan kepalanya pada bahu Gitvin, matanya sudah sangat lelah.

Tangan lelaki itu mengusap pipi mulus Cyra dengan lembut membuat gadis itu nyaman, perlahan-lahan mata Cyra hendak tertutup tetapi langsung kembali terbuka saat perutnya tiba-tiba bersuara.

That PoliceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang