Setelah empat hari mengambil cuti, kini tangan Gitvin semakin membaik, seharusnya sejak kemarin Gitvin mulai masuk kerja kembali, namun Cyra melarang Gitvin yang tak bisa menolak pada akhirnya hanya menurut saja.
Pagi Sabtunya, Gitvin sudah rapih dengan seragam polisi miliknya, sedangkan Cyra masih dengan baju tidur, karena ini memang sekolahnya libur jadi Cyra ingin sedikit bermalas-malasan di rumah.
Gadis itu menunggu dengan Gitvin di teras rumah setelah selesai sarapan, katanya teman Gitvin akan menjemput, karena motor milik lelaki itu masih ada di kantor.
“Yakin tangan Pak Git, udah ngga sakit?” tanya Cyra kembali memastikan, sudah tiga kali gadis itu mengulangi pertanyaannya yang sama.
“Udah, bawel banget sih.” Gemas Gitvin mengusap puncak kepala Cyra, kini hal itu sudah menjadi kebiasaan Gitvin.
Tiba-tiba suatu ide terlintas dalam benak Cyra, sepertinya ia sudah terkena virus bucin, pasalnya Cyra ingin terus berada di dekat Gitvin.
“Gimana... kalo Cyra, ikut Pak Git kerja?” usul Cyra tersenyum dengan sedikit memohon.
Gitvin tertawa mendengar perkataan Cyra, dan juga heran bisa-bisanya gadis itu terpikir untuk ikut kerja dengannya.
“Kok ketawa sih?! Cyra serius Pak, janji ngga bakalan ngerepotin,” kata Cyra sungguh-sungguh.
Lelaki itu sedikit menunduk, mensejajarkan tinggi badannya dengan Cyra mecium sekilas pipi kanan gadis itu.
“Kalo kamu ikut saya, yang ada saya kena marah karena kerja bawa anak kecil,” jawab Gitvin.
Mulut Cyra baru saja hendak terbuka, namun ia urungkan niatnya, ketika Gitvin kembali mencium pipi kirinya. Terlihat rona merah menggemaskan dikedua pipi Cyra, sedangkan pelaku hanya terkekeh geli melihatnya.
“Kamu di rumah aja, kalo butuh sesuatu bisa minta tolong Bi Mina atau telfon saya,” pesan Gitvin.
Cyra hanya mengangguk mengerti seperti anak kecil, terkena sihir ciuman Gitvin . Suara klakson mobil dari luar pagar mengalihkan fokus mereka. Gitvin berpamitan pada Cyra yang mengantarkannya sampai gerbang rumah.
Tak lupa sebelum menutup kembali gerbang, Cyra sempat melambaikan tangannya pada Gitvin. Cyra tak langsung beranjak dari sanah ia diam sambil memegang kedua pipinya yang tadi dicium oleh Gitvin sambil senyum-senyum sendiri.
“Suami siapa sih itu!?”
••
Sudah lama Cyra tidak nonton Drakor, semenjak menikah dengan Gitvin, setelah mandi tak lupa beberapa jajanan di ruang tv beralas karpet bulu, Cyra membawa laptop milik Gitvin yang dipinjamkan pada Cyra, katanya ia boleh memakai sesukanya.
“Ibu, sini deh,” panggil Cyra pada Bi Mina yang baru saja keluar dari kamar.
“Kenapa Non?” tanyanya seraya mendekat.
“Sibuk ngga?” tanya Cyra.
Bi Mina menggeleng dan sedikit bingung ketika Cyra menyuruhnya untuk duduk di samping gadis itu. “Kita nonton Drakor.”
Diluar dugaan Cyra ternyata Bi Mina pun suka menonton Drakor dan keduanya heboh yang membicarakan tentang sederet oppa-oppa Korea yang katanya ganteng dan juga keren-keren.
Keduanya asik menonton, memang jika bertemu dengan orang yang satu selera dengan kita itu menyenangkan. Saat episode enam diputar Bi Mina tidak menyelesaikannya, wanita itu izin pergi ke kamar hendak melaksanakan sholat Zuhur.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Police
Teen FictionCover by: nsfyyyy Cyra rasanya ingin tertawa keras ketika orang tuanya mengatakan hendak menjodohkan dirinya dengan seorang polisi muda. Bukanya ingin menolak, karena Cyra termasuk golongan gadis 'pecinta cowok ganteng apalagi dibonusi berseragam se...