Cyra menatap dirinya lewat pantulan cermin, ia baru selsai merias wajahnya dan sekarang Cyra tengah berpikir untuk mengerai rambutnya atau mencepolnya. Gadis itu terlihat sangat cantik ditambah dengan polesan make-up yang terlihat sempurna.
Tadi pagi Gitvin mengajak Cyra datang ke pesta pernikahan salah satu temannya, karena itu Cyra sedikit gugup padahal mereka berdua hanya akan menghadiri pesta pernikahan. Yang membuat Cyra gugup adalah bertemu dengan teman-teman Gitvin yang lainnnya.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Cyra memutuskan untuk mengerai rambutnya yang ia catok sedikit bagian bawah.
Balutan dress di atas lutut dengan bahu yang sedikit terekspos sangat cocok untuk gadis itu. Ditambah pinggangnya ramping, membentuk lekuk tubuh Cyra yang begitu sempurna.
Sebelum keluar dari kamar untuk menghampiri Gitvin yang sudah menunggu satu jam lamanya di luar, Cyra memastikan tidak ada yang kurang sesekali memutar tubuhnya untuk memastikan kembali.
“Perfect!”
Satu hal yang tak boleh ia lewatkan, yaitu minyak wangi, Cyra menyemprotkannya ke seluruh badannya. Gadis itu tersenyum puas setelah selesai, mengambil tasnya Cyra berjalan ke luar dari kamar. Menghampiri Gitvin yang tengah duduk di ruang tamu seraya memainkan ponsel.
“Pak Git,” panggil Cyra. Sengaja berdiri di hadapan lelaki itu, tebar pesona sedikit.
Tak sia-sia Gitvin menunggu Cyra berdandan hingga satu jam lamanya jika ia bisa melihat gadis itu secantik ini, sampai Gitvin tak bisa berkedip beberapa detik. Ditambah dress yang ia pilih untuk Cyra memang sangat sempurna, sesuai ekspektasinya.
“Gimana?” tanya Cyra tersenyum puas melihat reaksi Gitvin yang tak henti-hentinya menatap.
“Cantik,” pujinya.
“Saya baru sadar punya istri secantik kamu,” celetuk Gitvin.
“Kemana aja, baru sadar 9?” sindir Cyra.
“Yang saya tau, istri saya itu selalu gemesin.”
Mata Cyra sedikit menyipit menatap Gitvin, terlihat dari wajah gadis itu yang tengah menahan senyum.
“Yasudah, ayo.” Ajak Gitvin bangkit dari duduknya seraya meraih tangan Cyra untuk ia genggam.
“Kita naik motor atau mobil?” tanya Cyra.
“Naik motor dengan baju yang kamu pakai sekarang?” tanya Gitvin meneliti gadis itu dari atas sampai bawah.
“Pilihan yang buruk. Kita naik mobil.”
Cyra si setuju-setuju saja, mau naik apapun asal bersama dengan Gitvin ia tak masalah. Ngomong-ngomong Cyra baru menyadari warna bajunya dengan seragam Gitvin sama. Lelaki itu memang memakai seragam polisi yang dibarengin dengan rekan-rekan yang lainnya.
Keduanya berangkat pukul 5 sore, karena jaraknya cukup jauh keduanya baru sampai pukul 6 di villa acara yang sangat ramai. Tak jauh dari mobil Gitvin terparkir teman-temannya sudah menunggu.
Sebelum keluar dari mobil Cyra sempat menarik nafas guna menghilangkan rasa gugupnya yang tak karuan.
“Ihh ko deg-degan gini sih,” rengek Cyra pada Gitvin.
“Gapapa, mereka semua baik, ngga usah takut okey, rileks.”
Menunggu hingga Cyra siap, Gitvin keluar dari mobil terlebih dahulu membukakan pintu untuk Cyra, satu tangannya terulur untuk membantu gadis itu keluar.
Cyra berjalan beriringan dengan Gitvin seraya mengandeng lengan lelaki itu. Beberapa orang yang ada di sanah sempat memperhatikan keduanya yang terlihat begitu serasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Police
Teen FictionCover by: nsfyyyy Cyra rasanya ingin tertawa keras ketika orang tuanya mengatakan hendak menjodohkan dirinya dengan seorang polisi muda. Bukanya ingin menolak, karena Cyra termasuk golongan gadis 'pecinta cowok ganteng apalagi dibonusi berseragam se...