Ucapan

23.7K 3.1K 134
                                    

Selain kata maaf dan penjelasan tidak ada lagi yang bisa Elsa ungkapkan, apalagi Radika mengatakan untuk sementara melupakan soal 200 juta sampai mendapatkan informasi terbaru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selain kata maaf dan penjelasan tidak ada lagi yang bisa Elsa ungkapkan, apalagi Radika mengatakan untuk sementara melupakan soal 200 juta sampai mendapatkan informasi terbaru. Langkah mereka selanjutnya mencari tahu di mana Joy berada. Elsa merasa keberatan tapi tak ada pilihan karena keberadaan pria itu bukan di sini.

"Mbak akan kembali ke apartemen kamu."

Elsa menggenggam tangan Kinan yang ada di depannya dengan tangan satunya. "Aku janji, aku akan menebus semua kesalahanku. Kalau nanti paman Joy tidak ditemukan, aku ganti uangnya. Tapi jangan sampai hubungan persaudaraan kita menjadi renggang. Aku cuman punya Mbak Kinan." Ucap Elsa

Kinan mengangguk. "Lusa mbak kembali ke Singapore."

Elsa berharap setelah kejadian ini hubungan mereka baik-baik saja, Elsa hanya memiliki satu bahu tempat ia berlindung. "Kode apartemenku 101010."

"Tanggal lahirmu?"

Elsa mengangguk. "Tanggal lahir kita kan sama, beda bulan, tahun doang."

Kinan bangkit dari tempat duduknya. Ia harus segera pulang. "Pulang kerja kasih Mbak penjelasan tentang hubungan kamu dan pria di sampingmu." Ucap Kinan. Ia beranjak pergi setelah berpamitan dengan keduanya.

"Kalau ada waktu Anda bisa pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan, setidaknya ada perlindungan hukum untuk kalian." Ucap Radika

"Baik, terima kasih bantuannya."

Elsa ingin berbicara tapi Kinan sudah lebih dulu meninggalkan keduanya setelah berbicara dengan Radika, ia buru-buru melepaskan tangan dari genggaman Radika. Ia sendiri tidak sadar sejak tadi tangan mereka belum terlepas.

"Jangan dibiasakan memberi kata sandi apartemen secara terang-terangan." ucap Radika

"Tenang aja nggak akan ada yang tahu. Toh, mereka juga nggak akan tahu apartemen saya di mana." jawab Elsa

"Tapi tetap saja. Kamu harus waspada."

"Lagian yang tahu cuman Mas Dika doang, jadi kalau ada apa-apa di rumah orang yang pertama saya tanya Mas Dika." Jawab Elsa

"Saya?!" Radika terkejut.

Elsa terkejut melihat raut wajah panik Radika, padahal ia hanya bercanda. "Panik banget. Bercanda doang. Makasih ya, Mas Dika atas bantuannya." Ucap Elsa tulus. Seandainya tidak ada Radika, Mediana, Dylan pasti ia bingung harus melakukan tindakan apa. Ia akan terus dipenuhi ketakutan.

"Sama-sama. Lain kali hati-hati dan jangan dibiasakan mudah percaya dengan orang. Termasuk saya, Dylan, mama saya."

"Kenapa?" Tanya Elsa. Padahal Elsa merasa mereka sangat baik.

"Waspada lebih baik." Jawabnya

Elsa mengangguk paham. Setelah menghabiskan minuman, mereka harus berpisah. Elsa harus kembali ke rumah untuk menjelaskan hubungan dengan Radika. Ponsel Elsa berdering, ada nama Mediana di sana.

A Cup Of Coffee(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang