"Bagaimana keadaan Agnes?"
"Sudah baik-baik saja Bu, ternyata istrinya Pak Dika cantik banget." Jawab Agnes
Elsa tersenyum hangat. Mereka mengira tidak ada korban jiwa tapi ada satu karyawan Radika yang pingsan setelah berhasil keluar dari area kebakaran, dokter mengatakan penyebabnya karena shock. Untungnya keadaan tidak parah dan Agnes sudah sadar.
"Kamu cepat sembuh ya, buah-buahan yang saya bawa jangan lupa dimakan. Kamu ingin sesuatu?" Tanya Elsa
"Nggak ada Bu, saya sudah enakan." Jawab Agnes. Agnes merasa bersyukur karena ia hidup jauh dari keluarga tapi keluarga bosnya sangat memperhatikan. Membantu mengupas buah, bahkan istri dari bosnya tak segan membantu Agnes ke kamar mandi, "Ibu pulang aja, istirahat. Sudah sore." Ucap Agnes
"Yang jaga kamu siapa?"
"Ada sahabat satu kos Bu, tenang aja." Jawab Agnes
"Kamu hati-hati. Kalau ada apa-apa langsung telepon saya atau pak Dika." Elsa mengambil secarik kertas dan pulpen lalu memberikan nomor teleponnya.
"Iya, Bu. Hati-hati di jalan."
Elsa mengangguk. Hari libur mereka mengunjungi Agnes sekaligus ingin memastikan keadaan Agnes.
"Nes jangan mikirin soal biaya, saya sudah urus semua. Kamu cepat sembuh biar cepat balik ke kafe." Ucap Radika
"Iya, Pak. Terima kasih banyak..."
Keduanya mengangguk serempak. Tak bisa berlama-lama karena hari sudah semakin gelap, keduanya keluar dari ruangan Agnes. Saling mengenggam seolah saling menguatkan satu sama lain, keduanya sadar kejadian ini membuat mereka merasa lelah secara fisik dan mental.
"Gimana soal kafe Mas?"
"Mulai dari awal, untung masih ada bangunan yang tersisa." Jawab Radika
"Maaf... Semua gara-gara aku."
Radika menghentikan langkahnya lalu merangkul Elsa. Ia tidak suka Elsa menyalahkan diri sendiri. "Semua itu bisa dicari. Jangan menyalahkan diri sendiri lagi ya,"
"Nggak bisa. Semua salah aku."
"Sa... Disaat seperti ini yang kita butuhkan adalah sama-sama saling menguatkan." Ucap Radika
Elsa tahu Radika dan keluarganya mengerti keadaan Elsa tapi tetap saja ia merasa bersalah, Elsa mulai lelah dengan masalah yang ia hadapi. Apalagi hubungannya dengan Kinan belum membaik.
"Aku tahu semua yang terjadi nggak akan kembali, tapi aku janji kejadian ini tidak terulang." Jawab Elsa
Radika tersenyum hangat. "Nah, jawaban ini paling saya sukai." Radika mengusap bahu Elsa. Mereka melanjutkan langkah menuju tempat parkir.
"Terima kasih ya, Mas selalu ada di samping aku."
"Saya kan suami kamu jadi harus saya yang di samping kamu, kalau Dylan yang di samping kamu dipastikan tidak akan hidup tenang." Jawab Radika
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup Of Coffee(END)
RomanceBagi Radika melamar kekasih di kapal pesiar sebuah momen indah yang nanti ketika mereka menikah, lalu menua bersama akan terus teringat di kepala. Sayangnya malam di mana lamaran itu berlangsung tiba-tiba Jesi- kekasih Radika menolak lamaran di depa...