"Saya ingin bertemu kamu." Ucap Radika melalui sambungan telepon. Radika yakin Jesi sudah selesai melakukan siaran langsung bersama Chiko.
"Di mana?"
"Saya ke hotel kamu, saya kabari lagi."
"Maaf..."
"Terlambat." jawab Radika.
Sudah tidak ada lagi panggilan khusus untuk mereka, kecewanya terlalu mendalam bahkan Radika masih terkejut. Ia mencoba bersikap biasa aja meski hatinya sudah dipenuhi amarah. Radika sudah sampai di hotel yang ia tuju, ia keluar dari mobilnya dan tak lupa memakai topi, dan masker hitam. Ia tidak mau ada yang mengenalinya lagi.
Terpaksa menyewa sebuah kamar agar ia bebas beraktivitas di dalam hotel untuk beberapa jam ke depan.
"Terima kasih... Kalau boleh tahu ada acara apa ya?" Tanya Radika. Ia hanya ingin mencari tahu.
"Ada acara yang diadakan salah satu publik figur, Pak."
"Anda tahu mereka sedang mengadakan acara apa?"
"Maaf Pak, kami tidak bisa memberitahu sepenuhnya. Tapi kami menjamin ketenangan para tamu."
Radika tahu pasti alasan mereka karena privasi. Radika mengangguk, ia segera pergi ke kamar yang sudah ia pesan. Ia membuka topi dan masker setelah masuk ke dalam kamar dan tak lupa memberitahu Jesi tentang posisinya, ia duduk di kursi dekat jendela memandangi langit Jakarta yang indah.
Mas Dika baik-baik saja kan? Ibu khawatir.
Radika membaca satu pesan dari seseorang. Tentu saja orang itu adalah Elsa. Ia segera membalasnya.
Baik-baik saja. Jangan khawatir.
Ia memandangi gelas berisi jus anggur yang sudah disediakan oleh pihak hotel. Ia mencoba kembali menghubungi Jesi tapi perempuan itu tidak mengangkatnya, Radika tidak khawatir karena ia bisa menghubungi Riyanti.
"Saya butuh Jesi." Ucap Radika
"Stop mengganggu Jesi lagi. Kalian sudah tidak ada hubungan apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup Of Coffee(END)
RomanceBagi Radika melamar kekasih di kapal pesiar sebuah momen indah yang nanti ketika mereka menikah, lalu menua bersama akan terus teringat di kepala. Sayangnya malam di mana lamaran itu berlangsung tiba-tiba Jesi- kekasih Radika menolak lamaran di depa...