Loli: Di mana? Kita khawatir. Sorry banget :(
Abian: Baik-baik aja kan, Sa?
Loli: Kamu sih, Bi, ngapain coba ninggalin Elsa sendirian?
Abian: Angkat telepon dari kantor. Kamu juga ke toilet lama banget.
Elsa membaca pesan grup yang membicarkan tentang dirinya, ia segera membalas dengan mengatakan keadaanya baik-baik saja dan ini bukan kesalahan mereka karena meninggalkan Elsa sendirian. Serangan itu datang secara tubi-tubi bahkan tak memberi jeda untuk Elsa berbicara. Seperti maling yang tertangkap, hanya dimarahi tanpa diberi kesempatan membela diri.
Abian: Kamu di mana sekarang?
Elsa: Aman. Sama Mas Dika.
Loli: Cieee... Uhuk! Nanti kalau ketemu itu perempuan aku tampar balik. Bisa-bisanya nampar sahabatku.
Elsa terkekeh geli. Terjebak salah paham yang rumit bahkan Elsa sendiri menjadi malas untuk menjelaskan. Terpenting ia sudah mengatakan bahwa ia tak memiliki hubungan dengan Dylan.
"Di sebelah kamu orang, malah dicuekin." Ucap Radika
Elsa menoleh. Sebenarnya ia tidak ada niatan nendiamkan Radika hanya saja ia merasa malu setelah pria itu mencium pipinya.
"Makanya jangan sembrono."
"Nggak juga. Saya lagi ngobatin kamu." Jawab Radika
Elsa tak membalas. Ia malas membahas hal yang tidak penting. Sudah nyaris setengah jam perjalanan tapi Radika belum juga berhenti bahkan jalur yang mereka tuju bukan jalur pulang.
"Kita mau ke mana?"
"Kita? Manis sekali..." Jawab Radika
"Mas Dika bisa serius nggak sih? Kita, karena di mobil cuman ada saya sama Mas Dika." Kesal Elsa
"Mau makan salad. Saya kan janji sama kamu."
Elsa menghela napas panjang. Ternyata mobil mereka berhenti di salah satu restoran mewah di Jakarta. Dengan pemandangan gedung tinggi Jakarta sebagai pelengkap yang sangat Elsa sukai.
"Ayo," Radika menggandeng tangan Elsa tanpa ragu. Elsa juga tak menolaknya jadi ia rasa tindakan ini tidak salah, "Sa, kemarin Dylan ngasih berapa salad?"
"Satu doang. Sebagai menu paling akhir."
Radika mengangguk-angguk. Radika akan memesan tiga porsi salad untuk Elsa, tidak ada yang boleh melebih darinya.
"Oh iya, kamu masih menyimpan nomor resepsionis kapal pesiar?" Tanya Radika. Rasanya tidak enak jika syal itu tidak segera dikembalikan. Ini sudah bulan kedua syal belum menemukan pemiliknya.
"Masih Mas, kenapa?"
"Saya minta. Mau ada urusan." Jawab Radika.
Untungnya Elsa langsung memberikan nomor kantor kapal pesiar, hari ini minggu tapi Radika yakin mereka tidak libur. Radika segera menghubungi disela-sela menunggu mereka datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup Of Coffee(END)
RomanceBagi Radika melamar kekasih di kapal pesiar sebuah momen indah yang nanti ketika mereka menikah, lalu menua bersama akan terus teringat di kepala. Sayangnya malam di mana lamaran itu berlangsung tiba-tiba Jesi- kekasih Radika menolak lamaran di depa...