Stay

17.4K 2K 54
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Iya, Elsa adalah menantu saya." Setelah sekian lama diam. Menatap wajah karyawan yang terkejut dengan ucapan Radika akhirnya Mediana ikut membuka suara. Ia senang sekaligus bangga akhirnya Radika dan Elsa mau saling terbuka.

Elsa tentu saja terkejut bahkan mereka tidak ada kesepakatan untuk membuka status mereka, ini terlalu terburu-buru membuat Elsa bingung untuk menjawab pertanyaan dikemudian hari. Elsa menatap Radika, Mediana secara bergantian.

"Elsa, mama tahu kamu pasti terkejut tapi status diantar kalian penting untuk diberitahukan. Jangan sampai menimbulkan masalah baru untuk kamu." Ucap Mediana. Seolah memahami kegelisahan menantunya, ia mencoba menenangkan.

"Baik, Bu." Jawab Elsa. Ia senang tapi di sisi lain takut apalagi masalah yang baru saja mereka hadapi.

"Selamat atas pernikahan Pak Radika, Elsa." Ucap Gabriela mewakili seluruh karyawan yang berada di dalam ruang rapat. 

"Terima kasih. Sekarang kalian sudah tahu status saya, berharap kalian bisa memandang Elsa sebagai Elsa bukan sebagai yang lain. Dia sangat kerja keras, bahkan dia ingin melakukan apapun karena dirinya sendiri. Saya tidak pernah membantunya. Kembali pada pembahasan soal somasi, setelah Jesi meminta maaf pada publik kita harus kembali membuka kolom komentar." Jelas Radika. Ucapan ini terakhir sebelum akhirnya rapat kembali ditutup.

"Kami mengerti Pak, langkah kami selanjutnya mengantisipasi kejadian buruk ke depannya. Tapi saya yakin karena kejadian ini disengaja maka tidak akan terulang." Jawab Gabriela. Ia terkejut dengan ucapan Radika yang berhasil menungkap dalang di balik semuanya.

"Jangan lengah. Selain karena istri saya, Elsa juga brand ambassador Mediana Jewelry yang wajib kalian lindungi sesuai perjanjian yang kalian tulis."

Seluruh karyawan di dalam ruangan mengangguk paham. Mereka tidak memahami padahal kerjasama berakhir dengan baik, mereka memberikan hak untuk Jesi tapi mengapa balasannya seperti ini. Mereka benar-benar tidak mengerti. 

Radika keluar dari ruangan sembari menggandeng tangan Elsa, perasaan lega ia rasakan meski ia tahu Elsa bisa saja tidak nyaman dengan situasi saat ini.

"Mau ngobrol di mana?" Tanya Radika

"Terserah Mas."

Radika terpaksa membawa Elsa ke dalam ruangan mamanya, keduanya butuh bicara setelah semalaman Radika sempat mengabaikan Elsa.

"Saya sudah izin sama mama. Kita bicara di sini." Ucap Radika. Ia menyuruh Elsa segera duduk, ia akan menutup pintu.

"Kenapa harus dibuka sekarang?" Tanya Elsa penasaran.

"Cara saya melindungi kamu. Nggak ada pilihan lain."

"Tapi nggak hari ini Mas, aku bahkan tidak menyiapkan apa-apa untuk menghadapi pertanyaan mereka." Balas Elsa. Persoalaan ini harusnya bisa merek bicarakan.

A Cup Of Coffee(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang