Keputusan Elsa

23.6K 2.8K 188
                                    

Elsa melepas pelukannya setelah merasa lebih baik, keluar dari ruangan rapat Elsa mendadak menjadi pendiam tapi ia tetap profesional menjalankan pekerjaan sebagai asisten pribadi Mediana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elsa melepas pelukannya setelah merasa lebih baik, keluar dari ruangan rapat Elsa mendadak menjadi pendiam tapi ia tetap profesional menjalankan pekerjaan sebagai asisten pribadi Mediana. Teman-teman karyawan kantor berusaha meyakinkan Elsa tapi ia merasa semakin tertekan, hingga akhirnya memutuskan duduk sendirian di sini.

"Terima kasih Mas Dika..." Ucap Elsa

"Sudah lebih baik?"

Elsa mengangguk. Suaranya begitu lembut terdengar di telinga, Dika bisa berperan seperti kakak kandung untuk Elsa karena mampu menenangkan dia yang sedang dalam kondisi kurang membaik.

"Saya bawa berry coffe buat kamu." Radika memberikan satu cup kopi yang ia beli sebelum menemui Elsa, barangkali bisa membuat Elsa lebih baik.

"Dari kafe Mas Dika?" Tanya Elsa

"Bukan. Saya beli di kafe dekat apartemen kamu, sebrang jalan." Radika kembali duduk di samping Elsa.

"Terima kasih Mas Dika..." Sejak pagi ia belum menikmati kopi. Kopi yang dibawa Radika berhasil membuat suasana hati Elsa lebih baik, "Mas Dika punya kafe kenapa harus beli sama orang lain?"

"Bagi-bagi rezeki. Saya sudah tahu soal brand ambassador, maaf kalau keputusan mama membuat kamu merasa tertekan." Ucap Radika. Setelah dari sini ia akan mengajak mama berdiskusi.

"Iya Mas. Saya nggak siap, resign salah satu jalan keluar menghindari ini semua."

Radika memandangi langit malam yang nampaknya hari ini begitu indah. Ia mengerti tidak mudah diterima oleh Elsa. "Mama saya selalu berpikir panjang sebelum mengambil keputusan, termasuk mengajak diskusi bersama papa saya. Mama pernah berada di posisi yang menyedihkan di tahun 2001, dia tertipu saudaranya sendiri. Membawa kabur uang, emas yang mama titipkan. Tapi mama tidak dendam apalagi melaporkan polisi, kamu tahu kenapa?"

Elsa menggeleng. Ia menyimak ucapan Radika selanjutnya.

"Karena papanya Chiko mengalami bangkrut pada saat itu. Dia terpaksa melakukan itu demi menutupi hutang akhirnya mama memaafkan. Kamu pasti tahu Chiko, dia sering ke kantor mama. Tak hanya itu, 2014 mama pernah menjadikan artis terkenal bernama Lucia Gabbyasa menjadi brand ambassador tapi sayang meski terkenal ternyata tidak mampu membuat penjualan perhiasaan meningkat." Jelas Radika

Elsa masih terdiam. Berharap Radika melanjutkan ucapannya. Ia merasa tertarik dengan membahasan tentang Lucia.

"Apa mama memecat Lucia, menekan, bahkan menyalahkan Lucia? Jawabannya, tidak. Justru saat kontrak kerjasama sebentar lagi selesai mama membantu Lucia semakin bersinar, salah satunya mereka melakukan promosi bersama dan berakhir mengadakan pameran. Hasilnya saat itu sukses besar." jelas Radika lagi. Awalnya ia memang tidak setuju menjadikan Elsa sebagai brand ambassador tapi ia rasa tindakan mama kali ini tidak gegabah, Radika percaya dengan mamanya, "Sebenarnya menjadi brand ambassador tidak terlalu fokus promosi sendirian, kamu cukup foto bersama produk, mem-posting di sosial media dibantu tim marketing kantor." jelas Radika lagi

A Cup Of Coffee(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang