Maaf

20.5K 2.2K 174
                                    

Padahal ia belum selesai berurusan dengan Kinan tapi tiba-tiba ia kembali mendapatkan kabar bahwa kafe milik Radika terbakar, Elsa sangat panik bahkan meminta Dylan segera mengantar ke sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal ia belum selesai berurusan dengan Kinan tapi tiba-tiba ia kembali mendapatkan kabar bahwa kafe milik Radika terbakar, Elsa sangat panik bahkan meminta Dylan segera mengantar ke sana. Ya Tuhan... Rasanya nyaris ingin menyerah karena masalah terus datang menghampiri tanpa jeda, ia sudah menghubungi Radika berkali-kali tapi pria itu belum mengangkatnya.

"Kamu tenang ya, saya yakin Mas Dika baik-baik aja." Dylan mengusap bahu Elsa disela-sela perjalanan mereka ke tempat Radika. Awalnya ia ingin segera menyelesaikan masalah adiknya tapi Radika butuh pertolongan.

"Dari tadi aku telepon nggak diangkat." Elsa semakin gusar. Ia hanya ingin mendengar suara Radika lalu mengatakan baik-baik saja.

"Keadaan sedang panik pasti tidak ada waktu mengangkat telepon. Mas yakin kalian bisa melewati ini dengan baik." Ucap Dylan. Ia menambahkan kecepatan mobilnya, ia harus segera sampai.

Hanya butuh waktu setengah jam akhirnya mereka sampai di kafe Radika, keadaan masih ramai tapi Dylan tak lagi melihat kobaran api. Ia segera menarik Elsa untuk mencari keberadaan suaminya.

"Kalian baik-baik saja?"

"Kami aman. Pak Dika gimana?"

"Saya baik-baik saja. Jangan khawatirkan saya."

Elsa memandang pria di depan sana yang tengah sibuk memberi ketenangan untuk karyawannya, Elsa ingin mendekat tapi ia urungkan sampai keadaan membaik.

"Mau ke sana?" Tanya Dylan

"Sebentar lagi Mas,"

"Ayo, ke sana kamu harus memastikan keadaan suamimu." Dylan menarik tangan Elsa.

Elsa menuruti permintaan Dylan. Elsa melepas genggaman tangan ia langsung berlari mendekati Radika.

"Mas Dika..." Elsa langsung memeluk Radika.

Sedangkan Radika membalas pelukan Elsa. Sejujurnya ia terkejut istrinya datang ke sini, ia tidak berniat membuat Elsa khawatir hanya saja ia tidak ingin membuat Elsa panik setelah mendengar kabar hari ini. Ia sengaja tidak memberitahu Elsa sampai masalah ini beres.

"Kenapa nggak bilang?"

"Maaf... Lepas dulu ya, baju saya kotor."

Elsa menggeleng. Ia mengeratkan pelukannya, meski ia merasa lega karena kondisi Radika baik-baik saja tapi rasa khawatir tak bisa ia hilangkan.

"Saya selamat. Hanya insiden kecil."

"Ini besar Mas, bagaimana kalau terjadi sesuatu padamu? Aku nggak mau kehilangan kamu..."

"Iya, sekarang lepas dulu." Radika melepaskan pelukan Elsa lalu menarik Elsa menjauhi kerumunan.

Elsa masuk ke dalam mobil Radika di bagian belakang, ia segera mengambil tisu dari tasnya lalu membantu membersihkan wajah Radika.

A Cup Of Coffee(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang