Rose-ssi!

360 64 11
                                    

"Kau sudah datang Chan," sambut seorang wanita yang tengah tersenyum kearah keduanya. Senyuman itu tampak begitu lebar, matanya yang ikut menyipit dan terlihat begitu tulus.

Mata Rose menoleh kesamping, raut wajah Chanyeol justru berbanding sebaliknya. Rahang pria itu nampak tegas dengan guratan-guratan di kening dan di lehernya membuat Rose bertanya-tanya.

Ada yang sebenarnya terjadi?

"Oh, siapa gadis cantik ini?" Tanyanya sebari menatap Rose dengan tatapan memujanya.

Bukannya menjawab, Chanyeol malah menarik tangan Rose meninggalkan wanita itu yang mematung disana. "Chan," bisik Rose sebari menatap Chanyeol yang sama sekali tidak menggubrisnya.

Rose mendengus sebal. Kenapa Chanyeol bersikap seperti ini? Dan siapa wanita yang menyambut mereka tadi? Astaga Rose merasa sangat tidak enak. Rose merasa sangat bersalah karena tidak mejawab dan membalas perkataanya yang bahkan sangat lembut dan sopan.

Park Chanyeol sialan, tidakkah dia memiliki sedikit sopan santun dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua darinya? Tapi, jika di pikir-pikir lagi garis wajah wanita tadi dengan Chanyeol tidak jauh berbeda. Apa dia ibunya Chanyeol?

Meja yang sangat panjang, kursi dan hidangan mewah yang membentang dengan berbagai menu disana. Meja ini sanggup menampung lebih dari lima belas orang.

Chanyeol menggeser satu kursi untuk Rose. "Duduklah," perintahnya yang langsung di turuti oleh Rose. Setelah itu ia duduk di samping Rose.

Suasana mendadak sunyi, bahkan Rose bisa mendengar suara detak jantungnya yang tidak beraturan. Kecanggungan ini benar-benar menganggu Rose. Apa mereka semua benar-benar keluarga? Keluarga macam apa ini, bahkan tidak ada tatapan seperti kerabatn di sorot matanya.

"Karena Chanyeol sudah sampai, ayo kita mulai acaranya," ucap wanita yang menyambut mereka tadi.

"Nak, siapa namamu apa kau kekasih puraku Chanyeol?" Tanya wanita itu sebari menatap Rose.

Putraku? Jadi benar, dia adalah ibunya Chanyeol? Pikir Rose.

"A-aku---"

"Rose, dia asisten baruku Rose," sela Chanyeol, sebari menatap ibunya tajam.

"Ah begitu. Chanyeol-ah tidak kah kau merasa tindakanmu sangat tidak sopan padaku?" Gumamnya dengan nada yang membuat bulu kuduk Rose berdiri. "Bersikap sopan, sayang." Sambungnya kemudian mulai menyantap hidangan di piringnya.

"Chanyeol-ah apa kau sudah sembuh? Apa altermu sudah tidak ada? Maksudku bagaimana hidupmu masih teratur, ada dua jiwa dengan tujuan yang berbeda dalam tubuhmu bukan?" Tanya salah seorang pria yang Rose kira seusia dengan ibunya Chanyeol.

Mendengar perkataan itu, mata Chanyeol menatap tajam manusia yang duduk tepat di depannya. Satu tangannya yang ada di pahanya mengepal kuat menunjukan urat-urat yang menonjol dan bergetar menunjukan amarahnya.

Secara spontan Rose mengenggam tangan Chanyeol, merasakan tanganya ikut bergetar karena amarah Chanyeol. Meskipun sedikit takut, Rose memberanikan dirinya untuk mengusap punggung tangan Chanyeol dengan ibu jarinya.

Kepalan tangan itu mulai melonggar, tanpa basa-basi lagi Rose langsung mengenggam tangan Chanyeol, meskipun posisinya kini menjadi sedikit aneh. Chanyeol menatap tautan tangan mereka, keajaiban macam apa ini? Chanyeol merasa amarahnya mereda begitu saja.

Mata Chanyeol menatap dalam kedua manik coklat muda Rose yang seakan mengatakan 'jangan lakukan apapun' padanya. Chanyeol tersenyum, bibirnya mengucap kata terimakasih tanpa suara.

Dan sekarang, Chanyeol tengah berusaha menulikan pendengarannya, berusaha untuk tidak menggubris semua pertanyaan keluarganya yang berujung mengejek dirinya yang berkepribadian ganda.

I "DID" YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang