About Her

241 50 30
                                    

Sekali lagi sebuah tamparan keras mendarat di pipi Yeol pria itu hanya memejamkan matanya saat rasa panas mulai menjalar dari pipinya. Pria itu hanya menatap ibunya yang sedang menatap sangar kearahnya.

"Apa yang baru saja kau katakan padanya!" Pekik Chaerin sebari menatap Kris yang di tarik penjaga untuk kembali ke sel tahanannya.

"Hanya sebuah kebenaran yang seharusnya dia ketahui dari dulu." Jawab Yeol. Chaerin menghela nafasnya yang memburu wanita tua itu menarik Yeol dengan emosinya keluar dari kantor polisi, mereka kini berada di tempat parkir.

"Kebenaran apa yang kau ketahui ha? Kau tidak perlu mendoktrin Kris untuk membantahku sama seperti yang selalu kau lakukan!"

"Aku tidak pernah membantahmu eomma, kau saja yang tidak pernah menganggapku sebagai anakmu dari dulu. Kau selalu mementingkan Kris daripada aku, aku selalu di nomor duakan eomma!" Persetan sudah Yeol tidak mau diam lagi, semuanya sudah sangat keterlaluan.

"Yang aku tau semua ibu akan menyayangi putra mereka bagaimanapun bentuknya tapi sepertinya hal itu tidak berlaku untukku karena eomma tidak menyayangiku sedikitpun. Apa karena aku anak dari hasil one stand night mu demi sebuah saham?"

"PARK CHANYEOL!" Pekik Chaerin. Manik wanita tua itu semakin menunjukkan ketakutan dan juga emosi yang tertera begitu jelas. Yeol sadar ucapannya memang begitu menyakitkan tapi sesekali dia juga harus berbicara, kan? Agar dirinya tidak di rendahkan lagi.

"Kau tidak berhak mengatakan semua itu!" Pekik Chaerin kedua matanya sudah menggenang air mata, entahlah tapi hatinya benar-benar sakit ketika Chanyeol mengatakan hal seperti itu. "Iya! Aku memang melakukan itu demi menyelamatkan keluargaku, tapi aku tidak berharap memiliki seorang putra yang memiliki penyakit mental sepertimu kau itu aib keluarga kami!"

"Apakah eomma tidak pernah berpikir apa yang membuatku menjadi seperti ini? Apa eomma tidak berpikir bahwa eomma juga turut ikut andil dari diriku yang mengalami penyakit mental ini?" Kedua pelupuk mata Yeol pun sudah menggenang air mata.

"Eomma Kris tidak akan pernah merasakan bagaimana rasanya di rundung satu sekolah semua orang memukuliku dan aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku selalu mengadu pada Halmoni tapi dia sama sekali tidak mempedulikan diriku, bahkan eomma yang kuharapkan bisa menjadi penyelamat atau tameng bagiku bahkan tidak pernah melirikku sedikitpun, katakan bagaimana aku tidak tertekan? Saat seharusnya aku mempunyai seseorang yang bisa kujadikan tempat berkeluh kesah tapi tidak ada yang peduli, aku sudah tertekan sedari kecil dan aku menjadi berkepribadian ganda karena aku sudah tidak bisa menampungnya sendiri! Setelah semua yang aku alami kau masih menyalahkan diriku eomma!?"

Pecah sudah lelehan bening itu turun begitu saja dari kedua belah mata Yeol sungguh rasanya dadanya terasa di himpit dan di hujami beribu-ribu jarum yang melukai hatinya.

"Maaf, tapi jika ini sudah menyangkut pautkan perusahaan aku tidak bisa diam saja, Park Crop bukan hanya milikku jika ada sesuatu terjadi pada perusahaan maka aku yang harus bertanggung jawab karena itu perusahaan ayahku. Jadi berhentilah eomma, seharusnya kalian sudah bersyukur mendapatkan saham yang cukup besar di perusahaan kenaoa kenapa kalian malah meminta lebih?"

"Maaf aku mungkin melukai hatimu tapi eomna mungkin dengan cara seperti itu eomma akan melihat kearahku dan mulai menyadari bahwa aku juga salah satu anakmu yang menyayangimu, aku minta maaf atas semua yang kuperbuat dan untuk kata-kataku yang tidak sopan. Aku pulang dulu eomma, jaga dirimu baik-baik."

Yeol berjalan perlahan meninggalkan ibunya yang kini menatap punggung besarnya yang mulai menjauh dengan tatapan nanar, tentu saja keduanya sama-sama merasa sakit. Jika saja Yeol bukan laki-laki yang gagah maka dia akan menangis sejadi-jadinya sekarang.

I "DID" YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang