You?

210 42 17
                                    

"R-rossie?" Gumam Yeol sedikit terkejut melihat kedatangan Rose yang tiba-tiba seperti ini, namun sebisa mungkin ia menampakkan senyumnya. "Aku sudah menyerahkan makanannya," sambung Yeol. Pria itu bergeser memberikan jalan untuk Rose masuk kedalam.

Rose mengernyitkan dahinya, senyum canggung ia perlihatkan saat pandangannya bertemu dengan Jisoo, ingin rasanya Rose menanyakan apa yang terjadi barusan hanya saja ia kira itu tidak sopan. "Eonni kau baik-baik saja?" Tanya Rose berusaha bersikap sebiasa mungkin kendati kini ia merasa sedikit panas sekarang.

"Sepertinya keadaanku tidak membaik Rossie, tapi dengan istirahat satu hari lagi aku yakin aku akan membaik." Jawab Jisoo sebari mengusap pelipisnya yang berkeringat. "Soal tadi Chanyeol-ssi ha---"

"Bukan apa-apa, hanya pertolongan kecil saja Jisoo-ssi tidak perlu di bahas." Sela Yeol pria itu kembali melangkah kedalam dan beridiri tepat dibelakang Rose.

Apa yang tadi itu sebuah pembelaan? Rose tersenyum kecut, kenapa semuanya berubah tiba-tiba, ya? Rose baru saja akan mendapatkan jawaban dari apa yang matanya lihat tapi Yeol malah menutupinya, apa ada sesuatu yang tidak Rose ketahui selama ini?

Pantas saja dia begitu antusias mengantarkan makanannya, batin Rose.

"Eonni aku akan panggilkan dokter, sekarang makan dulu makannya aku akan segera kembali," ucap Rose. Gadis itu berdiri dan dengan cepat melangkahkan kakinya keluar dari kamar Jisoo entah mengapa moodnya seketika hancur.

"Rossie tunggu kau buru-buru sekali!" Seru Yeol yang kini tengah mengekori langkah Rose.

"Kau? Kenapa mengikutiku?" Ketus Rose membuat Yeol mengernyitkan dahinya. Kenapa dia begitu emosi seperti ini? Oh, apa dia cemburu?

"Kenapa? Jadi aku harus diam di kamarnya Jisoo-ssi begitu? Aku ingin bersamamu." Jawab Yeol membuat Rose mendelikan matanya, Rose muak sekali mendengar perkataan Yeol.

"Terserah!" Ketusnya setelah itu dengan sedikit emosi yang masih ada pada hatinya gadis itu menuruni satu persatu anak tangga. Sebenarnya Rose bingung dengan dirinya sendiri untuk apa juga dia marah seperti ini harusnya dia bertingkah biasa saja.

Tiba-tiba saja Rose merasakan tangannya yang di tarik dan tentu saja tubuhnya juga ikut tertarik, kepalanya berbenturan pelan dengan dada bidang Yeol yang sekarang mendekapnya.

"Bisakah aku mengatakan sesuatu sekarang?" Tanya Yeol sebari mengusap kepala Rose dengan perlahan. Tak mampu untuk berkata-kata Rose hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Yeol. Jujur saja jantungnya berdegup semakin kencang sekarang.

"Kau melihat semuanya tadi?" Tanya Yeol lagi.

"Memangnya apa? Aku tidak masalah sama sekali itu hakmu untuk memeluk, menggendong atau melakukan apapun. Setidaknya tutup pintu." Gerutu Rose membuat Yeol terkekeh pelan dan sedikit meregangkan pelukannya.

"Jika kau tidak masalah kenapa kau harus marah-marah seperti ini eoh? Dan aku sengaja tidak menutup pintu untuk mencegah kesalah pahaman seperti yang sekarang ini," pria itu merapikan anak rambut Rose yang berantakan.

"Apa kau tidak akan sakit hati melihatku melakukan hal yang tadi dengan pintu yang sengaja ku tutup? Aku tidak merasa bersalah karena apa yang kulakukan menurutkan benar. Aku hanya menolong eonni-mu tidak lebih." Jelas Yeol.

Sadar akan situasi Rose buru-buru mendorong tubuh Yeol agar menjauh darinya, Rose juga mengeluarkan kembali rambutnya yang sempat di rapikan oleh Yeol. Wajahnya kembali bersemu merah, dibandingkan yang kemarin Rose rasa wajahnya lebih merah kali ini.

"U-untuk apa juga k-kau menjelaskannya? A-aku tidak ingin tau sama sekali!" Gugup Rose, tanpa menatap Yeol Rose melangkahkan kakinya dengan cepat menjauhi Yeol yang tersenyum geli melihat tingkah laku Rose yang menggemaskan.

I "DID" YOU ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang